Hasil Pertanian Sumbar Melimpah Tak Terdampak Banjir, Kenapa Harganya Mahal Sampai di Pekanbaru?

Bukittinggi, Detak Indonesia--Hasil pertanian berbagai jenis tanaman pangan dan tanaman hortikultura di sentra pertanian Provinsi Sumatera Barat cukup melimpah, tidak terkena dampak banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumbar baru-baru ini. Yang terdampak hanya batang air/sungai kecil dan jembatan yang dilalui lahar dingin tersebut.

Tapi kenapa berbagai harga komoditi pertanian seperti tanaman pangan dan tanaman hortikultura mahal di Kota Pekanbaru?

Wartawan Detak Indonesia, Aznil Fajri melakukan investigasi ke sentra penghasil berbagai komoditi pertanian di Padang Panjang, Bukittinggi, Kabupaten Agam sekitarnya sejak Sabtu (13/4/2024) sampai Senin (15/4/2024). Tak terlihat lahan pertanian terdampak bencana, bahkan hasil pertanian baik padi, cabai merah, sayur-mayur melimpah di sentra pertanian Sumbar ini. Tapi kenapa harganya mahal di Kota Pekanbaru?

Apakah disebabkan infrastruktur jalan Sumbar-Riau buruk, sehingga distribusi hasil pertanian terganggu?

 

Dari liputan sepanjang jalur Sumbar-Riau dan sebaliknya sebelum dan sesudah Idul Fitri 1445 H, memang infrastruktur jalan kondisinya cukup buruk. Banyak jalan rusak berlubang, banyak jalan dan lereng longsor. Ada badan jalan yang sedang di terban/diperbaiki karena longsor dan nyaris amblas. Kondisi jalan longsor ini jika tak cepat diantisipasi aparat berwenang maka akan amblas dan putus. Akibatnya distribusi hasil pertanian akan terganggu dari Sumbar ke Riau.

Saking melimpahnya hasil pertanian di sentra pertanian Sumbar seperti di kaki Gunung Singgalang dan Marapi di Nagari Pandai Sikek, Sungai Tanang, dan lain-lain, pembeli bisa dapatkan harga cabai merah murah di lokasi sentra pertanian ini. Di sentra pertanian ini cabai merah bisa dilepas petani cabai merah dengan harga Rp25.000 hingga Rp35.000 per kg kepada pembeli.

Cabai merah di Nagari Pandai Sikek nampak sudah memerah dan panen. Masih ada cabai hijaunya. Ada hamparan sayur kol, wortel, daun sup bawang prei, kebun jagung, kebun terung, dan lain-lain. Demikian juga sawah dengan hamparan tanaman padi yang luas tak terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumbar. Tapi di Kota Pekanbaru harga beras kenapa naik. Seperti beras Solok biasanya Rp16.000 per kg kini kenapa naik jadi Rp18.000 per kg sebelum dan sesudah Idul Fitri 1445 H? Padahal tak ada dampak bencana, panen melimpah! (azf)


Baca Juga