Masyarakat Masih Terpolarisasi

Pekanbaru, Detak Indonesia--Danrem 031/Wira Bima Kolonel Infanteri Sonny Aprianto menjelaskan bahwa pasca Pilpres 2014, hingga kini masyarakat masih terpolarisasi. Negara Indonesia ini negara kesatuan salah satu keajaiban dunia. Kenapa? Karena terdiri dari ratusan suku, ratusan bahasa, kemudian terpisah-pisah karena Indonesia negara kepulauan. Namun bisa menjadi negara kesatuan.

Inilah hebatnya founding father dahulu. Bukan founding father saja, bukan Pak Soekarno saja yang telah memproklamirkan kemerdekaan, tapi sebelumnya dari kerajaan yang ada dulu menyatukan melalui "Sumpah Palapa" Gajah Mada. Akhirnya menjadi satu.

"Tapi mulai 2014 ketika Pilpres dan ini harus diakui kalau dibuka grup medsos ikut digrup mana kita, terjadi polarisasi sampai hari ini. Padahal Pilpres Pak Jokowi dengan Pak Prabowo itu sudah selesai lama kan? Beliau-beliau sendiripun sudah menyatu. Tapi pada lapisan masyarakat masih terjadi polarisasi," kata Danrem 031/Wira Bima Pekanbaru Kolonel Infanteri Sonny Aprianto saat acara coffee morning dengan sejumlah wartawan Riau di Makorem 031/WB di Pekanbaru, Kamis (15/3/2018).

Menurut lulusan Akmil 1990 ini, ini harus diwaspadai. Kemudian bergerak menjelang tahun-tahun pesta demokrasi seperti sekarang ini pengalaman 2016, 2017 sudah mulai masyarakat dipecahbelah, seperti dengan isu-isu agama.

"Inilah Saya berharap teman-teman insan pers marilah kita bersama-sama untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Kita juga bersama-sama memerangi berita-berita hoaks. Karena-berita-berita hoaks ini sangat menyesatkan dan kalau terjadi perpecahan di lapisan masyarakat, ini sulit merekatkan kembali. Sehingga Saya harapkan Riau ini ditahun-tahun pesta demokrasi tahun 2018 ini ada Pilkada, tahun 2019 ada Pileg, Pilpres kita bisa jaga persatuan dan kesatuan, terutama di wilayah Riau ini. Kemudian kita juga harus bisa menjaga jangan sampai terjadi politik identitas," kata Danrem.

Menurutnya, negara Indonesia ini beragam. Di Korem 031/Wira Bima Pekanbaru ini saja kata Danrem dirinya Muslim, Kasremnya Hindu, tapi tetap bersatu saling menghormati. Kepala Seksi di Korem ini ada yang Muslim, ada yang Kristen, Katholik, semua bersatu. Perbedaan itu sebenarnya kekayaan. 

"Inilah harus dipelihara bersama jangan sampai keberagaman itu dibuat untuk memecah belah Kita. Karena keberagaman itu kekayaan. Kalau semua kita ini laki-laki semua kan tak enak juga. Atau manusia ini perempuan semua kan tak enak juga. Makanya Allah ciptakan ada laki-laki ada perempuan. Indah jadinya kan?" tambah Danrem.

Ditambahkannya, komitmen TNI dan Polri menghadapi pesta demokrasi di Riau ini pihaknya netral dan itu harga mati. 

"Jadi Kami juga minta bantuan teman-teman pers, bila ada ditemukan anggota Saya yang keliru melakukan hal-hal bertentangan dengan netralitas bisa lapor kepada kami. Kami sudah ada garis lurus dari atas bahwa kami netral. TNI dan Polri baik mulai pimpinan di atas Panglima TNI dan Kapolri, kemudian Pangdam, Kapolda seperti di Riau ini Kapolda dengan Danrem kami saling berjabat tangan, kita bergandengan tangan, dan kami adalah saudara kami pupuk terus, sinergi dan soliditas antara TNI-Polri," kata Danrem 031/Wira Bima Pekanbaru Riau, Kolonel Infanteri Sonny Aprianto.(azf)


Baca Juga