Pariwisata Riau Segera Kembangkan "Nomadic Tourism Hotel"

Pekanbaru,  Detak Indonesia--Provinsi Riau mulai 2018 ini dan ke depannya akan terus melakukan terobosan dan pengembangan bidang pariwisata dengan sejumlah konsep-konsep anyar dan penerapan yang nyata.

Melihat berbagai destinasi wisata di sejumlah kabupaten/kota di Riau ramai dikunjungi wisatawan terkadang hanya setahun sekali dan saat ramai itu hotel dan penginapan penuh dan terkadang tak mampu lagi menampung tamu yang melimpah. Maka ke depannya Dinas Pariwisata Riau menawarkan konsep hotel berpindah-pindah atau Nomadic Tourism Hotel. 

"Seperti hotel di Telukkuantan Kabupaten Kuansing Riau ramainya wisatawan hanya pada saat digelarnya iven Pacu Jalur yang merupakan Core Event Pariwisata Riau.  Begitu juga Bakar Tongkang di Bagansiapi-api Kabupaten Rokan Hilir Riau. Maka Nomadic Tourism Hotel ini akan dikembangkan di Riau oleh pelaku pariwisata," kata Kadis Pariwisata Riau Fahmizal ST di Pekanbaru, Selasa (20/3/2018).

Hal ini ditegaskan Fahmizal ST saat menerima kunjungan rombongan Forum Wartawan Pariwisata (Forwata) Riau pimpinan Didis Mardisna di ruang kerjanya di Dinas Pariwisata Riau di Komplek MTQ Pekanbaru Jalan Sudirman Pekanbaru Selasa (20/3/2018).

Menurut Fahmizal ST,  Nomadic Tourism Hotel adalah konsep penginapan yang berpindah pindah. Dimanfaatkan atau bisa disewa oleh wisatawan yang berkunjung ke suatu destinasi wisata. 

"Kemudian Dinas Pariwisata Riau untuk mempromosikan destinasi wisata di Riau menyebarkannya melalui konsep Digital Tourism, yaitu mengirimkan info destinasi wisata dengan berbagai kuliner wisata dan lain-lain itu melalui medsos seperti whatsapp,  facebook,  twitter, instagram,  youtube,  dan sebagainya dan ini ternyata cukup efektif," ujar Fahmizal. 

Fahmizal mengambil contoh objek wisata yang baru dikembangkan dekat dari Pekanbaru (outdoor recreation)  yakni Teluk Jering di Desa Teratak Buluh Kabupaten Kampar Riau yang dulunya tak ada apa-apanya setelah dipoles ditingkatkan Sapta Pesona dan Sadar Wisatanya lokasi di pinggir Sungai Kampar ini kini setiap minggu bisa mendapat income sekitar Rp250 juta. Kini setiap libur destinasi wisata ini membludak dikunjungi pengunjung terutama dari Pekanbaru.  Dulunya awal dibuka akhir 2017 lalu hanya dapat Rp10 juta dan meningkat Rp20 juta. Kini ekonomi warga setempat meningkat berkat pariwisata.  Semua dikelola oleh masyarakat tempatan. 

Fahmizal ST juga menyetir soal konsep lain untuk gedung dan bangunan di tengah kota apalagi Kota Pekanbaru sebagai daerah kota tujuan wisata yang income pariwisatanya mencapai ratusan miliar pada 2017 lalu mengalahkan Kota Wisata Bukittinggi yang hanya sekitar Rp41 miliar. 

Menurut Fahmizal gedung-gedung tinggi pada bagian dinding atasnya bisa dipasang "digital wall" atau lampu digital yang bisa hidup terang benderang di malam hari menunjukkan pesan-pesan pariwisata. Di luar negeri dan Jakarta hal ini sudah diterapkan. Dan untuk regulasinya boleh atau tidaknya diterapkan konsep "digital wall" itu harus disempurnakan Perda yang mengatur itu.(azf) 


Baca Juga