Kenduri Kue Apam, Pertanda Bulan Suci Ramadhan Akan Tiba

Siak Sri Indrapura, Detak Indonesia--Kenduri Kue Apam merupakan tradisi di kalangan masyarakat Melayu Siak pada masa lampau. Tradisi Kenduri Kue apem ini dibuat masyarakat Melayu Siak juga dalam rangka memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad Salallaahu Alaihi Wasalam di akhir bulan Rajab 1439 H.

Hal ini dikatakan oleh Ketua Harian Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Kabupaten Siak H Wan Said saat menyampaikan sekapur sirih pada acara Kenduri Kue Apam (Kenduri Kecik) kegiatan ini juga sekaligus memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Halaman Balai Kerapatan LAM Kecamatan Mempura Kampung Tengah, Siak Sri Indrapura, Riau, Senin (16/4/2018).

"Dulu di kalangan masyarakat Melayu Siak masa itu setiap bulan Rajab warga melakukan Kenduri Kue Apam atau Kenduri Kecik namanya. Kendurinya dilakukan hanya pada rumah warga saja, yang tujuannya selain sudah menjadi tradisi turun temurun, kenduri itu mengundang tetangga sekitar untuk membacakan doa selamat bagi keluarga yang sudah meninggal, juga mendoakan tuan rumah agar sehat dalam menyambut bulan puasa. Biasanya kenduri ini dibuat bertanda bulan Ramadhan akan datang," terang Wan Said.

Dijelaskan oleh Wan Said, pada zaman itu Kue Apam merupakan sajian khas yang telah diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat zaman dahulu. Dijadikannya Kue Apam sebagai menu utama kenduri, karena pada masa itu tak ada pemakan lain untuk diolah masyarakat kampung yang kebanyakan bermata pencarian berladang padi. Tentu memiliki beras yang cukup untuk segera di tumbuk dijadikan tepung yang tentunya salah satu bahan utama untuk membuat Kue Apam. Termasuk juga sagu menjadi makanan khas di zaman itu.

"Kenduri yang kita lakukan saat ini, dulu diadakan setiap bulan Rajab tiba, dan masyarakat membuat biasanya seusai salat Jumat yang mengundang tetangga ke rumah, untuk membacakan doa. Pada zaman dulu orang payah cari makanan, kita harus kreatif membuat makanan sendiri, kalau tidak kreatif tidak makan, bukan seperti sekarang ada duit semua bahan untuk buat kue tinggal beli, karena tersedia," tutur Wan Said.

Menurut Wan Said, sebenarnya selain tradisi Kenduri Kue Apam ada juga Kenduri Nasi yang biasanya masyarakat melaksanakannya setiap bulan bulan Sya’ban. Kenduri Nasi ini dilaksanakan bagi orang yang memiliki kelebihan rezeki diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu. Kemudian ada tradisi masak Bubur Asyuro ini semua merupakan tradisi turun temurun yang di lakukan oleh nenek moyang dahulu, yang menurut mereka ada kaitan erat dengan peringatan hari-hari besar umat Islam. Namun dengan berjalannya waktu semua tradisi itu mulai hilang sehingga generasi muda Melayu saat ini tidak mengetahui tradisi yang dibawa oleh para leluhur.

Hal senada juga disampaikan Plh Sekda Siak H Jamaluddin. "Tradisi yang dilaksanakan ini merupakan tradisi orang-orang tuo kito dulu, namun berjalannya waktu tradisi ini hilang akibat perkembangan zaman. Namun ini merupakan khasanah daerah kita yang harus kita lestarikan. Sesuai komitmen pimpinan kita Pemerintah Daerah saat ini sedang mempromosikan pariwisata religi Kabupaten Siak," jelasnya.

"Tradisi seperti ini kita dorong sebagai sarana promosi pariwisata Kabupaten Siak, tidak hanya tradisi saja yang menjadi fokus kita untuk dikembangkan, tetapi bangunan atau benda yang bernilai sejarah juga kita lakukan pemeliharan dan perawatan. Yang tujuannya untuk menjaga dan melestarikan peninggalan para leluhur kita dulu, yang tentunya ada kaitan dengan nilai-nilai spiritual yang terkandung di setiap tradisi tersebut. Saat ini kita juga sudah memiliki Brand S yang di sebut Siak The Truly Malay nama ini sudah dipatenkan menjadi milik Daerah Siak,"terang Jamaluddin.

Dinas Pariwista Kabupaten Siak juga sudah memasukkan tradisi masyarakat yang populer sejak zaman kerajaan dengan nama tradisi tersebut Ghatib Beghanyut ke dalam kalender Pariwisata Kabupaten Siak tahun 2018. Tentunya ini merupakan langkah kita untuk menghidupkan kembali tradisi masyarakat terdahulu yang telah lama hilang, kegiatan selain menjadi tujuan promosi daerah juga mengenalkan kepada generasi saat ini dan akan datang.

Acara yang berlangsung meriah itu selain dihadiri oleh Plh Sekda Siak H Jamaluddin, juga nampak hadir tokoh LAMR Kabupaten Siak, tokoh masyarakat, para kepala kampung se Kecamatan Mempura serta ratusan siswa SD dan SMP yang ada di Kecamatan Mempura.(adifa)


Baca Juga