Pinjaman Rp13 M Catut Nama Anggota KUD

Rengat, Detak Indonesia--PT Kharisma yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit pola plasma kemitraan dengan menggarap lahan masyarakat Desa Talang Perigi Kecamatan Rakitkulim, Inhu, Riau, dengan rincian 40 persen kebun inti milik PT Kharisma dan 60 persen dibangun untuk kebun masyarakat sistem kredit.

Dari 154 KK warga Talang Perigi atau mendapatkan kebun sawit plasma yang dibangun PT Kharisma sekitar 260 hektare, dan sekitar 200 hektare kebun inti milik PT Kharisma dibangun sejak tahun 2014, sebagaimana lazimnya pembangunan kebun pola plasma menjadi tanggungjawab perusahaan yang membangunnya dengan pembayaran cicilan setelah dilakukan konversi.

Pembangunan kebun hingga sistem perawatan kebun tidak berbanding lurus antara kebun plasma dengan kebun inti milik PT Kharisma itu sendiri, sebab kebun inti lebih elok pertumbuhannya dari pada kebun plasma, hingga produksi yang dihasilkan jauh lebih kecil akibat tidak terawatnya kebun milik warga talang yang dinilai bisa dibodoh bodohi itu.

Kini 154 KK petani Plasma PT Kharisma yang bergabung pada KUD Produsen Talang Bersatu pimpinan Janjang selaku Ketua, Bengkel selaku Sekretaris dan Fitri sebagai Bendahara, pada tahun 2017 kemarin diboyong oleh pihak pimpinan PT Kharisma ke Bank Sinar Mas Belilas, Seberida untuk meminjam uang dengan agunan kebun plasma masyarakat dengan besaran pinjaman Rp90 juta per KK atau senilai Rp13 miliar.

Menurut sumber awak media ini yang juga merupakan anggota KUD Produsen Talang Bersatu, Desa Talang Perigi, Rakitkulim, Inhu, pinjaman uang itu dikatakan untuk biaya perawatan kebun plasma, dan yang menerima uang pinjaman itu bukannya pengurus KUD Produsen Talang Bersatu (KUD PTB), tapi langsung masuk rekening pihak perusahaan.

Yang menjadi pertanyaan anggota KUD PTB, kenapa pinjaman uang senilai Rp13 miliar itu tanpa lebih dulu dimusyawarahkan dengan anggota koperasi, selanjutnya untuk apa dan dikemanakan uang itu, kalau untuk biaya perawatan tentu ada pembelian pupuk dan dilakukan pemupukan, selanjutnya bagaimana laporan pertanggungjawabannya kepada anggota, sementara Ketua KUD PTB tidak tahu tulis baca, dan sekretaris KUD pun sibuk mau mengundurkan diri, ini ada apa? tanya anggota KUD PTB yang merasa dizolimi pihak perusahaan.

Sebelumnya Rifai SH mengaku baru saja diangkat menjadi Badan Pengawas (BP) KUD PTB ditemui di kediamannya Minggu (29/4/2018) mengatakan, dia tidak tahu menahu terkait uang pinjaman senilai Rp13 miliar yang dibidani oleh Ketua KUD PTB Janjang dan Sekretaris KUD PTB, Bengkel, karena kala itu belum menjadi BP KUD PTB.

Rifai mengaku pembagian hasil panen kebun plasma itu masih dilakukan secara pemerataan, artinya peserta plasma yang 154 KK itu masih mendapatkan hasil bagian pemerataan itu hanya sekitar Rp100 ribu – Rp300 ribu per bulan, namun secara rinci tidak diketahuinya, dan ini sudah berlangsung sejak tahun 2017 sampai sekarang.

Ketua KUD PTB, Janjang tidak berhasil ditemui di kediamannya, meski ditunggu hingga sore hari, namun Janjang tidak kunjung pulang, dan awak media ini berhasil konfirmasi dengan Sekretaris KUD PTB, Bengkel yang merupakan otak kunci dan strategis peminjaman dana senilai Rp13 miliar itu.

Menurut Bengkel yang berijazahkan D-III ini, mengaku tahun 2017 itu dia bersama Janjang dan Bendahara tentu bersama pihak perusahaan semasa pimpinan PT Kharisma dijabat oleh Mulyono, mengajukan pinjaman dana sebesar 154 KK dengan besaran pinjaman Rp90 juta per KK atau sekitar senilai Rp13 miliar, uang itu langsung masuk ke rekening pihak perusahaan PT Kharisma.

Merasa khawatir dikonfirmasi wartawan, Bengkel meminta waktu untuk berkomunikasi dengan Ketuanya, Janjang, namun Janjang mengatakan, kalau hanya wartawan yang mengungkap kasus ini tidak akan menjadi masalah.

Begitu juga saat mereka mengkonsultasikannya dengan Manejer PT Kharisma, Roni, menurut Roni yang disampaikannya kepada Janjang dan Bengkel dihadiri beberapa anggota KUD PTB, bahwa kalau hanya wartawan yang mengungkap kasus pinjaman KUD PTB ini tidak ada apa apanya, biarkan saja mereka wartawan itu berkoar-koar di medianya toh juga tidak akan ada yang menanggapi, ucap Roni kepada Janjang dan Bengkel yang disampaikan anggota KUD PTB kepada awak media ini.(zp)


Baca Juga