Kisah Raja Kerajaan Sriwijaya Masuk Islam

XIII Koto Kampar, Detak Indonesia--Kisah Raja dari Kerajaan Sriwijaya di Palembang Sumatera Selatan yang semula menganut agama Buddha dan akhirnya menganut agama Islam belum banyak diketahui oleh generasi sekarang. Kisahnya hanya didengar dari mulut ke mulut dari dulu hingga kini. 

Sejumlah ahli sejarah menulis tentang hal tersebut antara lain  H Zainal Abidin Ahmad, dalam bukunya yang berjudul Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang, 1979; Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.31; S. Q. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: M. S. R.I., 1963, hal. 39)

Sumber lain Habib Bahruddin CV), 1929, h.33). Kemudian Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.35. Sumber lainnya G E Gerini, Futher India and Indo-Malay archipelago.

Selain itu sumber lainnya Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.38. Sumber keenam, Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.39; Pangeran Gajahnata, Sejarah Islam Pertama Di Palembang, 1986; RM Akib, Islam Pertama di Palembang, 1929;  T W Arnold, The Preaching of Islam, 1968.

Sumber ketujuh Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.39. Kemudian Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh (Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam). Prof Dr HAMKA Dari Perbendaharaan Lama; Pustaka Panjimas; cetakan III Jakarta. Sumber Muamalah Santri.

Para ahli sejarah di atas menulis, setelah masa kekhalifahan Utsman Bin Affan, lalu Ali bin Abu Thalib dan kemudian digantikan oleh tabi'in UMAR BIN ABDUL AZIZ yang memerintah pada tahun 711 M.

Pada tujuh tahun kemudian tepatnya 718 M, Khalifah UMAR BIN ABDUL AZIZ dan anaknya ABDUL MALIK telah menginjakan kaki di Palembang - Sumatra Selatan.

Pada waktu itu Palembang dipimpin oleh seorang Raja Sriwijaya yang bernama RAJA SRINDRA VARMA.

Ternyata dakwah Umar bin Abdul Aziz membuat Raja tertarik lalu masuk Islam.
Terbukti di makamnya tertuliskan kalimat Lailla hailallah Muhammad Rasulullah.

Lalu ditandai juga ada surat-menyurat (korespondensi) antara Raja Srindra Varma dengan khalifah Umar bin Abdul Aziz yang juga untuk meminta didatangkannya para guru untuk berdakwah. Yang kini surat-suratnya di simpan di Museum Oxford, Inggris.

Setelah Rasulullah ﷺ wafat, sahabat-sahabat nabi menyebar keseluruh penjuru dunia untuk berdakwah profesi mereka yg utama pada waktu itu.

Sejumlah ahli sejarah menulis tentang hal tersebut antara lain  H Zainal Abidin Ahmad, dalam bukunya yang berjudul Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang, 1979; Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.31; S. Q. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: M. S. R.I., 1963, hal. 39)

Sumber lain Habib Bahruddin CV), 1929, h.33). Kemudian Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.35. Sumber lainnya G E Gerini, Futher India and Indo-Malay archipelago.

Selain itu sumber lainnya Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.38. Sumber keenam, Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.39; Pangeran Gajahnata, Sejarah Islam Pertama Di Palembang, 1986; RM Akib, Islam Pertama di Palembang, 1929;  T. W. Arnold, The Preaching of Islam, 1968.

Sumber ketujuh Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.39. Kemudian Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh (Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam). Prof Dr HAMKA Dari Perbendaharaan Lama; Pustaka Panjimas; cetakan III Jakarta. Sumber Muamalah Santri.(*/di'azf) 


Baca Juga