Kebhinnekaan Hendaknya menjadi Landasan Menuju Persatuan

XIII Koto Kampar, Detak Indonesia--Inti pesan Waisak yang disampaikan oleh Bhante Nyana Suryanadi, Nayaka Theravada Sangha Agung Indonesia,  kepada umat Buddha agar menyadari kebhinnekaan hendaknya menjadi landasan menuju persatuan. Belian meminta agar agat tetap menjalin keberagaman wujudkan keindahan seperti bunga-bunga  yang berwarna-warni.

Hal ini disampaikannya saat sekitar 1.200 orang umat Buddha Pekanbaru, Riau dan sekitarnya mengikuti kegiatan ziarah atau Dharmayatra Festival Candi Muara Takus di XIII Koto Kampar pada Sabtu (2/6/2018) sore hingga malam. Kegiatan tersebut digelar bersempena perayaan Hari Trisuci Waisak 2562 Tahun Buddhis/2018.

Umat Buddha membawa lilin dan mengelilingi Candi Muara Takus

"Kita perlu mengembangkan nilai-nilai persaudaraan, toleransi dan gotong royong dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ber-Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya. 

"Teruslah belajar untuk memahami kondisi kehidupan ini. Realisasikan cinta kasih dan kebijaksanaan. Selamat Hari Trisuci Waisak 2562 BE / 2018. Semoga semua makhluk berbahagia," tutupnya.

Ada hal yang cukup menggembirakan di kawasan Candi Muara Takus ini yakni terjalinnya kerukunan umat beragama di kawasan tersebut yang juga bermukim warga tempatan yang beragama Islam. Tahun lalu hanya mengelilingi candi di dalam halaman candi,  tapi tahun 2018 ini kegiatan ibadah mengelilingi Candi Muara Takus dengan membawa lilin masing-masing umat Buddha mengelilingi candi di luar halaman candi melewati jalan umum yang beraspal. Acara berjalan khidmat. 

Pemasangan dan penyalaan lilin di Candi Muara Takus

Jalan raya menuju ke candi dari simpang jalan lintas Riau-Sumbar Km 100 tersebut nampak sudah diperlebar dan aspalnya cukup mulus (azf) 


Baca Juga