Tim Forensik Selidiki Kematian Gajah di Bengkulu

BENGKULU, Detak Indonesia - Tim forensik dipimpin dokter hewan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung mengambil 14 sampel dari bangkai seekor gajah Sumatera (Elephas maximus Sumatranus) untuk mengetahui penyebab kematian satwa langka itu. Gajah ini ditemukan mati di kawasan Hutan Produksi (HP) Air Teramang Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

"Sampel akan dikirim ke laboratorium di Bogor untuk mengetahui penyebab kematian gajah," kata Kepala Bagian Tata Usaha BKSDA Bengkulu-Lampung, Suharno di Bengkulu, Ahad (1/7).

Ia mengatakan gajah betina yang diperkirakan berumur di atas 20 tahun itu ditemukan sudah dalam kondisi membusuk di wilayah HP  Air Teramang. Wilayah itu masuk dalam wilayah Desa Retak Mudik, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Mukomuko.    

Lokasi kejadian berjarak 3,5 kilometer dari kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan telah berubah menjadi kebun sawit yang baru ditanam. Di lokasi kejadian, tim menemukan kotoran dan jejak kaki kelompok gajah liar, serta dua pondok kebun telah dihancurkan oleh gajah liar.(DI)


Baca Juga