SMAN 2 Pekanbaru Ditunjuk sebagai Sekolah Wirausaha

Pekanbaru, Detak Indonesia--Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) sudah yang ketigakalinya menunjuk Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Pekanbaru, Riau sebagai sekolah Kewirausahaan satu-satunya di Kota Pekanbaru. 

Sementara SMAN lainnya di Pekanbaru tak demikian dan kalah dengan SMAN 2 Pekanbaru. Baik itu SMAN favorit seperti SMAN 1 atau SMAN 8 Pekanbaru tak memeiliki mata pelajaran Kewirausahaan.

Artinya selain memberikan pelajaran umum bagi siswanya, SMAN 2 Pekanbaru ini juga menambah mata pelajaran kewirausahaan kepada siswa jurusan IPA dan IPS agar siswa jadi terampil dan saat tamat sekolah nanti siswa bisa langsung membuka usaha atau jadi pekerka siap pakai di dunia kerja yang semakin ketat persaingannya saat ini layaknya juga seperti siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang siap pakai.

Penjelasan di atas disampaikan Kepala Sekolah SMAN 2 Pekanbaru Riau Drs Kasim kepada Detak Indonesia di ruang kerjanya di SMAN 2 Pekanbaru, Senin (13/8/2018).

Menurutnya, adapun mata pelajaran kewirausahaan yang diberikan kepada siswa mencakup tiga bidang.

Pertama, bidang Keterampilan misalnya cara membuat kerajinan keranjang rotan, piring dari rotan, asesoris jilbab dan lain-lain. Kedua, Budidaya seperti budidaya penanaman jahe, lidah buaya dan lain-lain. Ketiga, Pengolahan ini seperti pemeliharaan ikan lele yang sudah berhasil di dalam halan SMAN 2 Pekanbaru saat ini ada terdapat 7 kolan. Dulu dicoba pelihara belut tapi tidak berhasil karena udara Pekanbaru panas.

Saat ini jumlah siswa SMAN 2 Pekanbaru ada 905 orang. Tahun ajaran 2017 lalu lulus 100 persen. Untuk PBUD dan SNPTN 80 alumni SMAN 2 Pekanbaru lulus baik di Riau dan luar Riau. 

Baru-baru ini siswa SMAN 2 Pekanbaru Kaisar kelas XI IPS mengharumkan nama sekolahnya dan Riau ia meraih juara tiga cabor judo antar PPLP tingkat Nasional 2018 di Kaltim Juli 2018 lalu.

"Sekolah kami juga ditunjuk dalam tes Pisa oleh negara Swiss ditentukan ada 50 siswa kami yang dites untuk sampel pendidikan Indonesia apakah kualitasnya tinggi atau rendah. Kalau anak-anak kami ini menuhi standar maka akan dipanggil menuntut ilmu ke Swiss," kata Drs Kasim.(azf)


Baca Juga