Kembalikan, Gratiskan SPP di Masa Pandemi Covid-19

Pekanbaru, Detak Indonesia--Habza Jusbil Aktro, aktivis mahasiswa Bidang Perguruan Tinggi  Kemahasiswaan dan Kepemudaan (PTKP) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru pernah mewakili Provinsi Riau dalam ajang Festival Pemuda 2019 se Indonesia.

Dia menanggapi Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19),

Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional. Ditetapkan pada tanggal 13 April 2020.

Menurutnya pandemi ini sungguh membuat banyak hal semakin kacau, termasuk dalam masalah mahasiswa saat ini. Diberlakukannya kuliah daring adalah solusi saat ini untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Baru baru ini Kemendikbud Nadim Makarim mengumumkan bahwa kuliah sampai akhir tahun 2020 ini tetap daring/online.

Tentu di balik hal ini terdapat masalah lain yang menjadi perhatian bagi kalangan mahasiswa yaitu mengenai Uang Kuliah Tunggal (UKT) atau dikenal dengan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).

Perkuliahan yang tidak efektif ini tentu saja menyayangkan mahasiswa terhadap SPP mereka yang tidak bisa dipergunakan seperti biasa, maka tidak heran jika seluruh mahasiswa meminta untuk dikembalikannya uang kuliah tersebut.

Wabah Covid-19 bukan hanya membuat masyarakat resah, tetapi perekonomian juga terhenti seketika, semua mengalami dampak dari pandemi ini. Maka SPP dikembalikan atau digratiskan kuliah semester depan adalah hal penting yang harus dipenuhi.

Mahasiswa bukan semua dari kalangan menengah ke atas, bagaimana dengan mahasiswa dengan pendapatan orang tuanya yang sangat kurang, di tengah wabah ini makan saja mungkin sangat sulit apalagi untuk kebutuhan lainnya yaitu harus membayar uang kuliah, apa tidak dipikirkan sama sekali. 

Tempat pendidikan seharusnya bisa membuat orang semakin berpendidikan dan berkarakter bukan membuat orang semakin tertekan. Seharusnya kampus punya solusi bukan hanya berdiam diri apalagi tak mau tau.

"Situasi ini adalah hal yang sangat relevan untuk menjadikan tuntutan uang kuliah dikembalikan atau kampus mempunyai solusi yang lebih baik lagi. Biaya kuliah yang semakin hari semakin saja bertambah, tentu hal ini semakin membuat orang tua terbebani apalagi dalam situasi seperti ini," ujar Habza Jusbil Aktro.

"Lantas mengapa mereka tidak berpikir bagaimana mahasiswa bisa memenuhi biaya kuliah seorang online yang membutuhkan kuota internet, hal ini jelas semakin mencekik orang tua dengan ekonomi menengah ke bawah," tegasnya.

Sebagai pemimpin, Rektor harus mengeluarkan suatu kebijakan untuk mensejahterakan mahasiswa nya dalam masalah ini.

"Bapak/Ibu Rektor seluruh perguruan tinggi terkhusus saya sebagai mahasiswa dari kalangan kurang mampu dalam tulisan ini menyampaikan bahwa kami bukan semua dari kalangan ekonomi teratas seperti yang bapak/ibu pikirkan, biaya kuliah adalah hal penting bagi kami yang harus diselesaikan dalam masalah ini supaya orang tua kami tidak semakin tercekik dengan keadaan terus meresahkan seperti ini," tegasnya lagi dengan nada tinggi. 

"Hari ini tentang kemanusiaan adalah hal yang sangat penting, krisis kesehatan adalah hal utama yang harus diperhatikan, bukankah kampus tempat mendidik bukan tempat BISNIS, kami mahasiswa juga ingin diperhatikan bukan hanya tenaga kerja kampus yang selalu dipedulikan," sindirnya.

Mahasiswa adalah populasi dominan kampus, maka setiap kebijakan yang dilahirkan di kampus harusnya atas dasar kebutuhan dan kondisi mahasiswa pula.

Melalui tulisan ini saya menyampaikan beberapa pernyataan sikap

1. Rektor sebagai pengambil keputusan tertinggi di sebuah perguruan tinggi harus peka terhadap perekonomian yang di alami mahasiswanya

2. Meminta kepada suruh kampus agar meniadakan uang UKT/SPP mahasiswa karena tidak semua orang tua kami yang dari kalangan perekonomian teratas

3. Kemendikbud harus tegas, kampus yang tidak mendukung mahasiswa saat pandemi harus diberi peringatan keras, karena kampus bukan tempat penindasan atau bukan tempat bisnis

4. Meminta kepada seluruh kawan kawan lembaga mahasiswa kampus untuk lebih kritis dalam menyikapi mengenai biaya kuliah di kampusnya masing masing.. 

"Ayoolah Ormawa kampus, aktivis kampus, Bangunlah, sadarlah, bersuaralah," tutup Habza Jusbil Aktro.(*/di) 


Baca Juga