Mahasiswa Muhammadiyah Luka Lebam Dipukuli Polisi Pekanbaru

Pekanbaru, Detak Indonesia---Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PCIMM) Pekanbaru,  Riau melakukan aksi solidaritas atas satu tahun meninggalnya Immawan Randi dan Yusuf. 

Aksi Jumat (2/10/2020) dimulai pukul 14.35 WIB, berangkat dari Gedung Dakwah Muhammadiyah Pekanbaru, Riau menuju Jalan Tuanku Tambusai (dulu Jalan Nangka, red) dan masuk Jalan Jenderal Sudirman tujuan aksi ke Mapolda Riau. 

Tetapi ketika massa aksi 50-an kader IMM sampai di depan Perpustakaan Wilayah (Puswil) Provinsi Riau, massa disuruh paksa Polisi belok ke arah jalan antra Gedung Puswil dan jalan ke Kantor Gubernur Riau. 

Ketika massa aksi sampai di jalan lansung dihadang oleh pihak kepolisian Polresta Pekanbaru tanpa ada negosiasi. Massa aksi langsung pecah karena diseret tidak manusiawi oleh oknum pihak kepolisian. Semua atribut disita dan semua ponsel tak boleh dihidupkan tak boleh ada dokumentasi sedikitpun.

"Pembubaran paksa massa aksi secara sangat brutal oleh polisi Polresta Pekanbaru ini sampai beberapa orang dari kader IMM luka lebam akibat ulah polisi. Tindakan represif tidak sampai di situ saja tetapi beberapa orang kader IMM ditangkap dan diseret dimasukkan ke dalam mobil truk dinas Polisi dibuat semacam orang telah melakukan tindakan kriminal saja," kata Ali Topan selaku Korlap aksi solidaritas IMM. 

Kader IMM ditangkap dan dimasukkan ke mobil truk dinas polisi Polresta Pekanbaru adalah Ali Topan Korlap, Alpin Jarkasi, Syahlendra, Very, Zacky, Bambang selaku Sekum, Aidil dan Nofra Khairon selaku Ketum PC IMM. 

Nofra Khairon menambahkan pembubaran massa aksi dengan alasan Covid-19. Menurut massa aksi ini tidak pas. Bukan hanya persoalan Covid-19 tapi lebih dalih dari pihak kepolisian saja. Karena sudah ada beberapa aksi sebelum IMM aksi bahkan kepolisian pun baru-baru ini melakukan Physikotes calon polisi di UIR dengan jumlah ratusan orang tanpa protokol kesehatan," ujar Nofra.

Tambahnya, ini lebih kepada ketidakbisaan pihak kepolisian menerima kenyataan bahwa bobroknya institusi Kepolisian karena begitu banyak kasus represif kepada para mahasiswa bahkan sampai meregang nyawa Immawan Randi dan Yusuf. 

Maka dengan pernyataan sikap PC IMM Kota Pekanbaru sebagai berikut :

1. Menuntut pihak Kepolisian agar segera menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang dialami Immawan Randi & Yusuf Kordowi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. 
 2. Memberi hukuman seberat-beratnya kepada oknum penembakan. 


 3. Jika dalam waktu dekat Kepolisisan tidak bisa ungkap maka kami menuntut Kapolda Sultra dicopot. 
4. Karena kami merasakan betul tindakan represif dari kepolisian Polresta Pekanbaru, kami menuntut agar Kapolres Pekanbaru dicopot. 

"Setelah massa aksi dipaksa bubar tanpa diberi celah sedikitpun, PC IMM melanjutkan aksi di depan Gedung Dakwah Muhammadiyah Riau sampai pukul 17.30 Jumat petang (2/10/2020) kemudian bubar," terang Nofra. (azf) 


Baca Juga