Pintar Tak Berilmu Bagai Pelontar Tak Berpeluru

Pasirpengaraian, Detak Indonesia--Dalam Kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan dengan perjuangan dan pilihan. Kebijakan dalam menentukan keputusan merupakan langkah penentu dalam menjalaninya.

Hikmat berperan penting dalam suatu sikap untuk menentukan langkah, karena pada dasarnya egoisme yang ada pada manusia saat ini sudah terlalu besar untuk tidak dipertimbangkan. Opini dan asumsi pribadi lebih diutamakan yang pada hakikatnya melahirkan kecongkakan.

Paradigma yang terbangun oleh pemikiran-pemikiran sempit, menciptakan suatu pertentangan yang seharusnya tidak ada, hal itu lahir secara otomatis dikarenakan rasa ke-aku-an dan harga diri yang seyogyanya bukanlah nilai daripada suatu kebajikan. 

"Pintar Tak Berilmu, Bagai Pelontar Tak Berpeluru", adalah suatu statement yang harus diakui baik secara individu ataupun kelompok bilamana dalam menyikapi suatu permasalahan hanya dengan 'kacamata kepentingan' pribadi atau golongan tersebut, yang seharusnya berdasarkan keadilan.

"Oleh karena itu, Saya Bonardo Siahaan SmHk, mengajak seluruh anak-anak Bangsa Indonesia umumnya, Riau khususnya untuk lebih...dan lebih lagi dalam berjuang, berupaya dan berbuat untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan".

Jangan menanamkan stigma yang bernilai negatif kepada orang lain, sebab stigma yang kita imunkan terhadap pemikiran orang lain, akan  memotorisasi secara otomatis dalam menentukan langkah dan penilaian mereka di dalam kehidupannya sehari-hari.

Keanekaragaman pemikiran Itu lumrah dalam berdemokrasi, sebab itulah nilai dari demokrasi  itu sendiri. Tetapi untuk menciptakan nilai hidup pribadi, terletak pada setiap perkataan, tulisan dan perbuatan, bukan dengan harta dan jabatan. 

Karenanya...mari benahi diri dalam menjalani hidup ini, perbanyaklah mengasihi, memberi, menghargai, dan menghormati, teruslah berusaha untuk menjadikan diri lebih berarti. Jangan menghakimi, agar tidak dihakimi, jangan mengutuki agar tidak dikutuki.

Seperti kata orang bijak "Kemarin adalah sejarah,  hari ini adalah anugerah,  esok adalah misteri". 

Sebab kita tidak dapat menerka apa yang akan terjadi esok, oleh karena Itu teruslah Berucap Syukur.

Hukum dan aturan adalah pembatas, bukan pemutus suatu kezholiman, sebab yang mampu memutus suatu kezholiman adalah perbuatan, bukan hukum dan aturan. Oleh karena itu, jadikanlah kejujuran dan kebenaran sebagai nwra hukum pribadimu, niscaya nilai daripada kebajikanmu menjadi ongkos akhiratmu.

Goresan hati yang didasari oleh imajinasiku ini, kuakhiri dengan sebuah sabda yaitu "Apa yang ingin,  suoaya orang perbuat kepadamu,  itulah perbuat kepada orang lain". 

Karenanya mari jadikan diri lebih bermakna bagi orang lain. Goresan Kata Hati, By: Bonardo Siahaan SMH.
(ary)


Baca Juga