Inilah Anak Jenius Anugrah Tuhan yang Tak Ternilai

Jakarta, Detak Indonesia--Semua anak yang dilahirkan adalah spesial. Namun tidak dapat dipungkiri, ada beberapa anak yang dilahirkan dengan membawa kecerdasan di atas rata-rata sehingga masuk dalam kategori jenius. Ini juga disebut gifted-akar kata yang merujuk pada pemberian tak ternilai dari Tuhan. 

Joel si anak jenius dengan tingkat kecerdasan IQ 140 mengatakan sebenarnya dirinya punya masalah di sekolahnya. Kemudian Joel datang ke sini ke Noble Academy. Pertama-tama tes intelegensia dan hasilnya diketahui IQ Joel di atas rata-rata. Kemudian Joel mulai berfikir, mungkin ini sebabnya dirinya tidak cocok dengan teman-teman di sekolah, sebab Joel tidak mengerti teman-temannya dan teman-temannya tak mengerti Joel.

"Perbincangan ini membuat rasa bersalah saya semakin dalam. Betapa tidak? Begitu banyak dari kita yang tak pernah bersungguh-sungguh berusaha lebih kuat untuk memahami mereka," kata Joel dan Niko saat disambangi sejumlah wartawan di Noble Academy, SOHO Capital, Lantai 25, T.1-3, Podomoro City. Jalan Letjen S Parman Kavling 28 Grogol, Jakarta Barat, Jumat (20/11/2020).

Niko anak cerdas dan jenius 

"Kekecewaan dan frustasi seringkali terjadi ketika idealisme mereka tidak tercapai. Ketika anak-anak gifted mencoba untuk mengutarakan keprihatinan ini ke orang lain, mereka biasanya mereka justeru menerima reaksi dalam bentuk keheranan hingga kekasaran, merasa terisolasi dari teman-temannya dan mungkin juga daei keluarga," kata Ny Julie Jurisa-ibu seorang anak jenius lainnya. 

Ny Julie Jurisa, mamanya Niko

Ny Julie kepada wartawan di Noble Academy Jakarta menceritakan setiap minggu malam puteranya yang jenius, Niko selalu stres karena besoknya Senin Niko akan masuk sekolah biasa yaitu SD. Niko tak bisa mengikuti pelajaran sekolah biasa itu, dan tak cocok dengan teman-temannya di sekolah itu. Sedangkan adik Niko yang perempuan Charis kelas IV SD bisa mengikuti pelajaran di sekolah biasa. 

Kembali ke Joel anak jenius, orang akan mengakui bahwa anak ini sangat cerdas. Saat ditemui wartawan di Noble Academy, Joel sedang belajar dengan gurunya Rudi Silitonga guru spesialis anak gifted. 

Buku-buku karya ilmiah Joel

Sambil berkomunikasi bahasa Inggris belajar dengan guru spesialisnya di kelas, tangan Joel menyelesaikan oret-oretan gambar di tablet seorang pendekar sedang beraksi. Joel kreatif banget, remaja yang tak bisa diam, tapi produktif, berkarya positif. Idenya selalu out of the box.  Karya ilmiahnya yang dituangkan dalam bentuk buku, sudah ada sekitar enam karya tulis ilmiah. 

Karya buku Joel antara lain Effects of Climate Change Science Report,  Portopolio ART, Projects, Portopolio Language Arts, Portopolio Psychology,  Project 49.

Joel adalah anak gifted yang memiliki kemampuan di atas rata-rata/jenius baik secara intelektual maupun kreativitas. Namun sayang, di sekolahnya dulu sering mendapat catatan merah dari guru. Nilai raportnya selalu pas-pasan. Ia tak pernah serius mengerjakan tugas yang diberikan atau tak mau menyelesaikannya. Joel juga memiliki penilaian negatif terhadap guru dan sekolah. Ia sering menyalahkan mereka untuk nilai-nilainya yang rendah.  Menurutnya pelajaran sekolah membosankan dan para guru tak cukup pandai. 

Joel sedang menorehkan karya gambar cepatnya di atas tablet sambil komunikasi bahasa Inggris dengan gurunya

Menanggapi anak-anak cerdas yang berbeda dengan anak-anak di sekolah biasa ini, seorang Psikolog dari Universitas Surabaya (Ubaya) Dr Evy Tjahjono SPSi MGE mengatakan bahwa anak gifted secara intelektual mereka mau ikut teman-temannya tapi ternyata tak nyambung tak cocok, tapi secara sosial dia berada di kelompok itu. 

Menurut Dr Evy anak-anak jenius ini punya ketidaksejajaran antara kemampuan mental mereka dengan emosiaonal. Inilah yang membuat anak-anak gifted itu seringkali frustasi dengan kehidupan. Mereka sudah bisa memikirkan jauh ke depan sementara orang lain belum memikirkannya. Tapi banyak yang tak memahami dirinya. Sungguh ini suatu kelebihan bukan kekurangan. Anak-anak ini sebuah anugerah (gifted) karena ia punya potensi lebih yang diberikan Tuhan. 

"Saya yakin dengan kelebihan yang mereka miliki, mereka dapat mengubah dunia. Apakah nanti mereka jadi ahli matematika, kimia, fisika, rancang bangun dan lain-lain mereka adalah anak-anak luar biasa di masa datang," kata psikolog Dr Evy.

Psikolog Universitas Surabaya (Ubaya) Dr Evy Tjahjono SPSi MGE

Sementara Inisiator yang juga Director Noble Academy Jakarta, Nancy Dinar kepada wartawan menjelaskan lembaga pendidikannya ini didirikan baru tiga tahun memiliki 17 siswa, tahun 2021 akan ada tamat satu siswa.

Ny Nancy pun hampir sama keluhannya dengan para ibu lainnya yang punya anak-anak cerdas tak bisa sekolah di sekolah biasa. Dua anak saya cukup cerdas mereka tak bisa mengikuti pelajaran di sekolah biasa.  

"Akhirnya saya buka lembaga pendidikan ini Noble Academy.  Kurikulumnya dua yaitu kurikulum Nasional indonesia dan kurikulum Nasional Amerika. 

Inisiator yang juga Director Noble Academy Jakarta, Nancy Dinar 

Berdasarkan data yang dikumpulkan  67 persen anak gifted mengalami underachievement atau tidak ditangani dengan baik. Sementara di Indonesia diperkirakan sebanyak 2,6 juta anak Indonesia yang berpotensi gifted kuga menerima salah penanganan. 

"Meski sekarang banyak orang bicara soal underachievement tapi tidak ada sekolah yang bisa menampung mereka. Di sinilah kami mengambil andil," ujar Nancy Dinar. 

Di balik segala keterbatasan pembelajaran jarak jauh akibat pandemik, seluruh Noblian-sebutan untuk civitas akademika Noble Academy bersemangat dan akhirnya bisa melanjutkan proses belajar mengajar. Hadir dari sudut tengah Kota Jakarta Barat, Noble Academy hadir memberikan pelayanan terbaik. Termasuk mengirimkan guru gurunya mengikuti beberapa training selama liburan semester, sehingga para guru mengantongi Apple Certified Teacher dan Google Certified Educator sehingga mudah mengikuti dan melakukan pengembangan teknologi dan gadget terkini. 

"Hal lain yang menjadi sorotan pada tahun ajaran baru ini adalah penekanan pada passion project yang akan mengarahkan para siswa agar menghasilkan project-peoject yang berkualitas. Passion project memberikan kesempatan bagi siswa unruk mengeksplorasi minat dan bakat,  mengaplikasi skill belajar dan juga menjawab karier di masa revolusi industri 4.0 yang tak hanya akan melenyapkan sejumlah jenis pekerjaan namun di sisi lain juga menghadirkan jenis pekerjaan baru," kata Nancy Dinar. (azf) 


Baca Juga