Semburan Lumpur Gas di Pekanbaru, 34 Santri Diungsikan

Pekanbaru, Detak Indonesia--Peristiwa semburan lumpur gas bumi Kamis (4/2/2021) pukul 14.00 WIB, akibat pengeboran mencari sumber air bersih sedalam 115 meter di Pondok Pesantren Al Ikhsan Kecamatan Tenayanraya Pekanbaru Riau, masih berlangsung Jumat petang (5/2/2021).

Dalam pengamatan langsung di lapangan Jumat petang tadi (5/2/2021), semburan lumpur gas masih aktif. Namun berdasarkan pantauan alat khusus petugas kontraktor gas dekat lokasi itu potensi gas dari jarak sekitar 75 meter adalah nol. Namun dilarang keras merokok di kawasan itu.

Di pintu masuk pondok pesantren ini dilarang memasuki zone gas berbahaya di situ.

Bangunan pondok pesantren sebagian hancur atapnya rubuh porakporanda ditimpa lumpur bebatuan mirip semen cor yang disemburkan dari perut bumi.

Pengurus Ponpes Al Ikhsan Tenayanraya Pekanbaru, Agus Saptoni yang berusaha dikonfirmasi di lokasi kejadian Jumat petang tadi (5/2/2021) tidak ada di tempat kejadian.

Sementara tiga orang santri tahfidzul quran setingkat SMP di Ponpes Al Ikhsan itu bertahan di musala ponpes tersebut. Mereka adalah Arul dari Sumbar, Irawan dari Rohil, dan Irfan dari Duri.

Dikisahkan ketiga santri ini kronologis kejadiannya pada saat mereka sedang belajar Kamis siang (4/2/2021) pukul 14.00 WIB terdengar suara dentuman dari luar kelas bunyi mirip suara pesawat tempur. Gemuruh suaranya makin besar dan mengeluarkan lumpur dan gas bumi.

Lalu menyembur pasir disusul lumpur dari perut bumi setinggi 30 hingga 50 meter.

"Kami ketakutan, kami menyelamatkan diri keluar kelas sebanyak 34 santri. Sebagian dipindahkan ke Ponpes Al Ikhsan di Kubangraya Pekanbaru, kami bertiga bertahan di musala Ponpes Al Ikhsan Tenayanraya Pekanbaru ini. Seluruh barang-barang kami, kami selamatkan di musala ini," kata santri tersebut saat ditemui di lokasi.

Kondisi sebagian besar bangunan ponpes atapnya hancur bahkan ambruk ditimpa material lumpur gas. Kerugian ditaksir ratusan juta. Petugas BPBD Pekanbaru, Basarnas, TNI Polri sudah siaga di lokasi. Mereka mulai membangun tenda darurat.

Dinas ESDM telah melakukan pengukuran  lower explosive limit dan H2S di titik semburan. Hasilnya, pada jarak 5 meter ditemukan ada kandungan LEL 13 persen dan H2S 1 ppm.

Ini artinya gas cukup berbahaya, potensi terbakar cukup tinggi dan beracun. Untuk itu, petugas menginstruksikan evakuasi sementara warga pondok pesantren dan tak diperkenankan warga mendekat.

Lumpur gas pertama kali menyembur Kamis (4/2/2021) pukul 14.00 WIB. Saat itu, tiga pekerja sedang membuat sumur bor hingga kedalaman 115 meter.

Setelah pekerjaan selesai, pekerja mulai mengangkat pipa dari perut bumi. Baru satu pipa diangkat, tiba-tiba terjadi semburan keras dari lubang sumur.

Menurut para santri ini sudah sering terjadi semburan lumpur gas di kawasan itu.(azf)


Baca Juga