Motivasi dan Inspirasi Hidup, Danyonif 125/Si Mbisa Letkol Inf Ajuanda Pardosi

Kabanjahe, Detak Indonesia-Hampir setiap orang pasti membutuhkan motivasi dan inspirasi dalam mewujudkan impian dan tujuan hidup.
Karena kehidupan tidak hanya menyajikan hal-hal yang indah, penuh tawa, sukacita, keberhasilan dan kesuksesan.

Hidup juga menyuguhkan hati suram,tetesan air mata, dan kegagalan di saat-saat seperti ini kita membutuhkan kekuatan agar kita bisa melewatinya serta melanjutkan perjuangan menuju mimpi dan cita-cita.

Komandan Yonif 125/Si 'Mbisa (Danyonif) Letkol Infanteri Ajuanda Pardosi SE MSi lahir di Desa Parsoburan 21 Desember 1977 silam, dirinya tidak pernah membayangkan bisa menjadi seperti ini, dengan terharu ia mengungkapkan masa lalu di masa-masa sulit yang dihadapinya.

"Ayah saya seorang pedagang, bernama Amintas Pardosi dan ibu Yohana br Pasaribu, tapi tiba-tiba barang dagangannya yang ditumpuk harganya anjlok, akibatnya ayah mulai sakit-sakitan terkena stroke, dari situlah mulai awalnya penderitaan yang kami alami muncul, bank menyita semua aset kami yang ada. mamakku akhirnya terpaksa menjual tenaganya ke ladang, pergi pagi dan pulang sore hari," ucapnya dengan sedih.

Dikatakannya keluarganya adik beradik ada tujuh orang bersaudara, dan dirinya yang paling bungsu, sebelumnya dua kakaknya sudah tamat (SPG) yang satu menjadi Guru di Medan dan satu menjadi Guru honorer di Kabanjahe, dan menikah sama tentara tugas di Batalyon 125/Si'Mbisa Kabanjahe.

Karena orang tua tidak mampu menyekolahkan dirinya, kakak Danyonif ini mengajaknya ke Kabanjahe dan melanjutkan pendidikan di SMP RK Xaverius Jalan Katepul Kabanjahe, sekolah masuk sore, paginya menjaga anak kakak kalau sore hari sekolah.

Nasib berkata lain, tidak lama kemudian Abang iparnya mendapat penempatan ke Pulau Nias, mulailah penderitaan itu terasa dan dirinya menjadi anak kos-kosan dan membiayai hidup sendiri dengan cara menyemir sepatu.

Ketika di SMAN 1 Kabanjahe Danyonif ini dulu harus bekerja lebih keras lagi, mencuci mobil dan kadang ke ladang orang seusai pulang sekolah.

Setelah tamat SMA menganggur setahun, kerja (ABK) Anak Buah Kapal dari jurusan Sibolga ke Pulau Nias, setelah itu pernah kuliah di Universitas (PTKI) Perguruan Tinggi Teknologi Kimia di Kota Medan sampai semester VI tahun 1998 memutuskan berhenti kuliah dan melamar akademi militer (AKMIL) tidak dikenakan sepeserpun biaya.

Ajuanda Pardosi lulus Akmil 2002 walaupun telah lulus akademi militer dia tetap mengejar mimpi yang sempat tertunda dengan melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi saat bertugas di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) melanjutkan pendidikan Strata-1 Fakultas ekonomi hingga meraih Gelar MSi (Strata-II) di Bandung Jawa Barat.

Pada 2007 Ajuanda Pardosi menikah dengan Asti br Pasaribu dan telah dikaruniai dua orang anak. Anak pertama bernama Abigail Amiter Pardosi dan ke dua bernama Clarayuke Amelia Pardosi.

Dikatakannya lagi, prinsip hidupnya, tanamkan kepada ke dua anak bahwa hidup penuh dengan perjuangan, bekerja keras raihlah cita-cita setinggi-tingginya kuncinya rajin belajar.

"Semoga inspirasi hidup saya, dari lubuk hati yang paling dalam, saya utarakan mudah-mudahan dapat berguna bagi masyarakat, kunci sukses adalah perjuangan," ujarnya dengan lembut.

Terhitung sejak 14 Maret 2019 Letkol Infanteri Ajuanda Pardosi SE MSi resmi menjabat Danyonif 125/Si'Mbisa tongkat komando diserahkan Komandan Brigade Infanteri (Danbrigif) Kolonel Infanteri Janen Silalahi dalam serah terima jabatan dari Letkol Inf Victor Andhyka Tgohro kepada Letkol Infanteri Ajuanda Pardosi. (Stm)


Baca Juga