Abrasi Pantai Pulau Bengkalis Kian Parah !

Bengkalis, Detak Indonesia--Konservasi tak pernah terhenti. Begitupun dengan langkah kaki Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono.

Akhir pekan, Minggu 25 April 2021, beliau gunakan untuk melakukan kunjungan kerja bersama Wakil Bupati Bengkalis, Bagus Santoso ke Lembaga Konservasi Taman Satwa Bengkalis di pelabuhan penyeberangan internasional Selat Baru. 

Lembaga konservasi ini telah mendapat izin LK bentuk Taman Satwa kepada Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Bengkalis cq Kebun Binatang Bengkalis SK MENHUT No.SK.698/Menhut-II/2009, yang memiliki masa berlaku izin selama 30 tahun (izin berakhir 2029). 

Namun sayang saat ini lembaga konservasi tidak terkelola secara optimal. Koleksi satwa yang adapun hanya Buaya, Kera abu abu dan Labi labi. Pengelolaan masih dilakukan oleh pemerintah daerah. Usulan pengelolaan akan diserahkan kepada pihak ketiga berbadan usaha (swasta, BUMD, BUMDesa). Pembangunan/perbaikan/renovasi sarpras dan fasilitas yang ada, dan penambahan koleksi satwa yang sesuai dengan keadaan ekosistem/habitat setempat. Target yang ingin dicapai adalah integrasi/keterpaduan pelabuhan, wisata alam dan wisata budaya yang berdampak pada perekonomian masyarakat dan pendapatan negara. 

Kunjungan dilanjutkan ke lokasi abrasi Teluk Papal, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis Riau. Lokasi tersebut berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan garis pantai terluar Indonesia. 

Berdasarkan wawancara dengan  masyarakat setempat, areal abrasi dahulunya merupakan kampung dan kebun. Jarak abrasi sudah mencapai kurang lebih 1 Km dari garis pantai saat ini, dimana abrasi tahunan mencai 3-10 meter. 

Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi adalah dengan membangun break water/pemecah gelombang, tetapi pembangunan dengan panjang masih terbatas/minimal sehingga belum dapat melindungi tepian pantai secara maksimal. 

Pembangunan break water ternyata juga berdampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan vegetasi bakau yang berada di belakangnya. Usulan yang dilakukan adalah pembangunan break water dan penanaman vegetasi bakau di daerah belakang break water.

Semoga daya dan upaya yang dilakukan secara bersama segera dapat mengatasi permasalahan yang ada. (*/rls BBKSDA Riau)


Baca Juga