Pekanbaru, Detak Indonesia- Penasihat Hukum (PH) dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Riau (Unri), Dodi Fernando SH dkk menegaskan bahwa kliennya Dekan Fisipol Unri Drs Syafri Harto tidak benar-benar melakukan seksual terhadap mahasiswinya dari Fisipol Unri jurusan Hubungan Internasional (HI).
Hal itu ditegaskan Penasihat Hukum Dodi Fernando SH dkk kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa (16/11/2021).
Penasihat hukum ini meminta pihak Polda Riau agar juga memeriksa phisikologi mahasiswi Fisipol Unri jurusan HI bernama Lamanda. Jadi jangan hanya Pak Syahri Harto saja yang diperiksa phisikologinya. Kedua-duanya agar diperiksa.
Dekan Fisipol Unri Pekanbaru, Drs Syafri Harto
Masalah pemeriksaan dengan alat Lie Detector jangan hanya kepada Pak Syafri Harto saja, tapi si mahasiswi Lamanda yang dilaporkan agar diperiksa juga.
Menurut Dodi Fernando SH, adalah si mahasiswi tersebut yang aktif menghubungi Dekan Fisipol Unri Drs Syafri Harto untuk bimbingan skripsi mahasiswi yang bersangkutan. Saat bimbingan skripsi di ruang kerja Dekan itu ada Asisten Pak Dekan bernama Ayu yang mengantarkan mahasiswi Lamanda ke ruang kerja Dekan Pak Syafri Harto. Bahkan Ayu dua kali masuk ke ruang Dekan itu mengantarkan berkas atau surat-surat.
Si mahasiswi cerita ke Pak Dekannya Syafri Harto bahwa orangtuanya susah, sakit tidak bekerja. Tapi setelah dicek di Kuansing orang tuanya sehat dan bekerja.
"Kami juga mendapatkan data akun michat atas nama Reni Astuti yang foto profilnya seksi tapi terhubung ke nomor yang bersangkutan. Ada isi chat dengan Saudara Beni dan ini sudah kami serahkan ke pihak polisi untuk melengkapi dokumen kami," jelas PH Dodi Fernando SH dkk.
Jadi yang seharusnya seharusnya jika memang ada dugaan sebaiknya segera dilaporkan ke polisi. Bukan diumbar-umbar di medsos dan umum.
"Jadi kami menilai ini adalah upaya pembunuhan karakter terhadap Pak Syafri Harto. Apalagi ini 2022 akan ada agenda pemilihan Rektor Unri," jelas Dodi Fernando SH dkk.(azf)