BREAKING NEWS: Pertama Terjadi di Indonesia, Ratusan Sapi di Riau Terserang Penyakit LSD

Pekanbaru, Detak Indonesia--Penyakit yang menyerang ratusan ekor hewan ternak sapi di Provinsi Riau sepekan belakangan ini terbilang pertama terjadi di Indonesia.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Riau, H Herman SE MT kepada wartawan Detak Indonesia Kamis (10/3/2022) menjelaskan bahwa hewan sapi yang terindikasi tertular penyakit kulit berbenjol atau  dalam bahasa asing disebut lumpy skin disease (LSD) itu, tetap masih bisa dikonsumsi.

Hanya saja kulitnya yang tidak bisa dikonsumsi, tapi kalau dagingnya tetap bisa dimakan atau dikonsumsi, sebagaimana biasa.

Demikian disebutkan Herman, di ruang kerjanya kepada wartawan Kamis (10/03/2022), didampingi drh Faralinda Sari selaku Kabid Kesehatan Hewan, terkait munculnya virus yang belum lama ini terungkap menyerang ternak sapi di Riau di mana sebagian sapi milik masyarakat di berbagai kabupaten  terindikasi kena virus LSD tersebut.

Menjawab pertanyaan wartawan, hal ikhwal munculnya  penyakit tersebut menurut dia pertama diketahui dari laporan petugas kesehatan hewan dari Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. 

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Riau H Herman SE MT

Laporan tersebut mereka terima pada 9 Februari 2022 lalu. Mendapat laporan itu, pihaknyapun dengan sigap menghubungi petugas kesehatan hewan dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Riau.

Ternyata ungkap Herman, penyakit yang sama juga ditemukan hampir di semua kabupten yang ada di Riau.

"Setelah mengetahui adanya virus yang menyerang hewan sapi tersebut di Riau, dan ternyata baru kali ini muncul virus jenis tersebut, akhirnya pihak Disnak Riau menyampaikan hal ini ke Pemerintah Pusat di Jakarta untuk mendapatkan arahan sekaligus vaksin yang dapat menyembuhkan sapi yang terinfeksi LSD tersebut," terang Kadis.

Hingga saat ini lanjut Herman, permohonan vaksin tersebut sudah mereka terima sebanyak 7.000 dosis. Sebagian bahkan sudah langsung disuntikkan terhadap sapi yang terkena virus LSD tersebut. 

Dan dari sejumlah sapi yang dilaporkan sakit itu, setelah mendapat perawatan dan vaksin, saat ini umumnya sapi itu sudah dalam kondisi sehat.

Sapi divaksin

Sebab tanda sapi yang sudah mendapat vaksin, tidak perlu menunggu lama, akan langsung mau makan rumput. Sebelumnya sapi yang  terkena virus tidak selera makan atau enggan makan dan menderita demam.

"Alhamdulillah, begitu vaksin mulai dilakukan terhadap sapi yang terkena penyakit kulit itu, secara berangsur- angsur segera menunjukkan kondisi pemulihan," ungkap dia.

Ditegaskannya, berkat dari pengalaman tersebut, pihaknya dalam waktu dekat akan mengundang seluruh kabupaten yang ada di Riau guna membicarakan berbagai kesepakatan agar seluruh hewan sapi yang akan masuk ke Riau harus dijamin kesehatannya terlebih dahulu. Dan begitu sampai di Riau akan langsung divaksin.

Hal ini perlu menyamakan persepsi dulu dengan seluruh kabupaten, termasuk dalam pelaksanaan vaksin bagi seluruh hewan terutama untuk hewan sapi dan kerbau saat ini. Penyakit ini hanya menyerang sapi dan kerbau akibat diserang nyamuk dan lalat. Ada upaya kandang sapi dipasang kelambu. 

"Perlu pemahaman yang sama dari seluruh pemangku jabatan dalam mengawal dan mengantisipasi agar semua hewan pedaging atau ternak yang akan masuk ke Riau ini harus dijamin kesehatannya terlebih dahulu. Untuk itu juga permohonan kita untuk mendatangkan 100.000 dosis vaksin dari Pemerintah Pusat nantinya akan kita gunakan untuk membentengi hewan sapi dan kerbau yang ada di Riau.

Yang akan divaksin tidak hanya hewan yang sudah terdeteksi virus, melainkan juga yang sehat pun harus turut divaksin," tegas Herman senada dengan Faralinda Sari.

Apalagi mau memasuki bulan suci Ramadhan, Idul Fitri 1443 H dan Idul Adha 1443 H nantinya maka percepatan penanganan masalah ini harus disegerakan. 

Harga Daging Sapi di Kota Pekanbaru Naik 

Terpisah, salah seorang pedagang kedai nasi di Kantin PWI Jalan Sumatera Pekanbaru Ny Anci kepada Detak Indonesia Kamis (10/3/2022) menjelaskan sejak sepekan ini harga daging sapi di pasar Kota Pekanbaru naik. Biasanya dijual pedagang pengecer Rp130.000 per kg, kini naik menjadi Rp140.000 per kg. 

Sementara suami Ny Anci, Ijal mengeluhkan harga cabai merah yang naik di Pekanbaru, biasanya Rp20.000 per kg kini naik menjadi Rp60.000 per kg. 

Sementara menurut data hasil liputan lapangan wartawan di Pekanbaru kenaikan harga daging sapi dan cabai merah penyebabnya mungkin berbeda. Daging sapi mulai sulit didapat di pasaran karena ternak sapi terserang virus LSD, sementara ketersediaan bbm solar, bio solar di Sumbar susah didapat alias langka solar dan bio solar.  Ini dikeluhkan Feri supir L-300 yang rutin mengangkut kelapa dari Sumbar ke Pekanbaru rutin tiap hari katanya di Sumbar langka solar susah dapatkan solar bisa jadi memengaruhi harga komoditi pertanian seperti cabai merah. Menurut analisa sejumlah supir angkutan yang kendaraan truknya menggunakan BBM solar atau bio solar jika solar langka susah didapat seperti kejadian sekarang ini di Sumbar dan Riau, maka supir terpaksa beli Dexlite yang harganya mahal sekitar Rp12.000 per liter sampai Rp13.000 per liter, maka komoditi pertanian yang diangkut dari Sumbar ke Riau harganya akan naik pula. (jos/azf)


Baca Juga