TOL Pekanbaru-Bangkinang Semakin Mendekatkan Wisatawan ke Destinasi Wisata Sumbar-Sumut

Padangsidempuan, Detak Indonesia--Hadirnya jalan TOL Pekanbaru-Bangkinang (Penang) sepanjang lebih kurang 40 km yang dibuka sementara selama liburan Idul Fitri 1443 H dari 28 April hingga 8 Mei 2022, semakin mempersingkat jalan para wisatawan lokal dan nusantara menuju sejumlah objek wisata di lintas barat Kabupaten Kampar Riau, Sumbar, dan Sumut.

Sejumlah objek wisata di Kabupaten Kampar Riau cukup ramai dikunjungi wisatawan. 

Masyarakat Riau saat liburan Idul Fitri 1443 H ini mencoba menjajal jalan TOL Penang sepanjang 40 km dalam waktu 30 menit. Masuk dari pintu masuk jalan raya Pekanbaru-Bangkinang Km 27 Sungaipinang depan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Riau. Dan keluar di Km 40 dekat water front city Jembatan Bangkinang-Petapahan, di Kota Bangkinang, ibukota Kabupaten Kampar Riau. Tol arah Bangkinang-Pangkalan dan Payakumbuh Sumbar belum nyambung dan sedang dikerjakan.

Exit TOL Pekanbaru-Bangkinang di water front city di Jembatan Kota Bangkinang-Petapahan

Yang menarik di perjalanan mudik Idul Fitri 1443 H di lintas barat adalah menikmati hutan lindung 'Rimbo Panti' Kabupaten Pasaman Sumbar yang membentang di kiri-kanan jalan. Pepohonan raksasa nampak menjulang ke langit dengan kanopi tajuk dedaunan yang menghijau. Lokasi Rimbo Panti ini menjadi lokasi wisata masyarakat Panti dan juga warga kecamatan di sebelahnya yakni Rao, Sumbar. Sejumlah arena permainan wisata hadir di lokasi 'Rimbo Panti' ini.

Batal nginap di Bukittinggi karena penginapan full booking, wisatawan banyak melanjutkan perjalanan lintas barat ke kawasan Palupuh-Kumpulan-Bonjol sampai ke Lubuksikaping Sumbar. Di Lubuksikaping cukup banyak penginapan, hotel, bahkan rumah penduduk dijadikan penginapan.

Istimewanya jalan di Sumbar ini aspalnya mulus. Tapi di perbatasan Sumbar-Sumut antara Rao Sumbar dengan Muarasipongi Sumut jalan aspal mulai rusak berlubang-lubang khususnya di Muarasipongi, Kota Nopan, Panyabungan, Siabu, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara.

Kerusakan jalan di Sumut ini mulai dari Muarasipongi sampai ke Padang Sidempuan Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Kalau berkunjung ke objek wisata Air Terjun Aek Sijornih di Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapsel di jalan lintas barat ini, wisatawan cukup tersiksa di dalam kendaraan karena mobil yang ditumpangi diguncang-guncang akibat jalan banyak berlubang. Ini akibat kurang mendapat perhatian Pemerintah Sumut. Sudah bertahun-tahun jalan rusak ini tak diperbaiki. Menyedihkan sekali.

Sementara objek wisata air terjun Aek Sijornih pada 2017 masih terjaga jernih airnya di hilir, tapi saat Idul Fitri 1443 H mulai keruh di hilirnya. Cuma di bagian hulu saja jernih airnya. Keruhnya air Aek Sijornih di hilirnya akibat banyaknya warga tempatan membuat kolam ikan yang dibangun pondok di atasnya. Lalu air kolam yang sudah terkontaminasi limbah dialirkan ke saluran anak sungai Aek Sijornih yang tadinya jernih menjadi keruh di hilirnya. Inipun kurang mendapat perhatian Pemerinrah Sumut.

Jika Sadar Wisata dan Sapta Pesona  tak mendapat perhatian oleh warga tempatan dan Pemerintah Sumut, maka ke depannya nasib objek wisata Aek Sijornih ini tidak lagi menarik dikunjungi wisatawan. Tak lagi menjadi primadona. Oleh sebab itu disarankan agar warga tempatan tidak membuang limbah ke aliran sungai kecil Aek Sijornih mulai dari hulu hingga hilir. Saluran limbah sebaiknya dibuat tersendiri dibuang dialirkan ke saluran khusus. Jangan dialirkan ke aliran lokasi wisata air tersebut.

Objek wisata Aek Sijornih di Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan, 62 km dari Padang Sidempuan dan dekat pula dari Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

 

Sadar Wisata sangat diperlukan, masyarakat sadar wisata merupakan suatu kondisi yang menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwsataan di suatu destinasi atau wilayah.

Sementara Sapta Pesona adalah tujuh unsur yang terkandung di dalam setiap produk wisata serta dipergunakan sebagai tolok ukur peningkatan kualitas produk pariwisata. Sapta Pesona terdiri dari unsur-unsur Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan.

Di lokasi Aek Sijornih ini masih ada kutipan-kutipan tak jelas di dalam lokasi wisata itu kepada para wisatawan tanpa diberikan karcis. Menurut data di lapangan, beberapa lokasi milik warga tempatan dan tidak dikelola Pemerintah setempat. (azf)


Baca Juga