Anggota DPRD Riau Tegaskan Tak Ada Hubungan Dia dengan Perambahan TNBT

Pekanbaru, Detak Indonesia--Kasus perambahan hutan dekat Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau dengan ditangkapnya barang bukti satu unit alat berat ekskavator Hitachi dan operatornya terus diusut Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Riau dan Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).

Informasi yang dikumpulkan di lapangan, pengurus alat berat yang ditangkap disuruh maju mengurusnya Siregar.

Sementara anggota DPRD Riau, Manahara Napitupulu SH yang dikonfirmasi Detak Indonesia Sabtu (2/7/2022) menegaskan tidak ada hubungan dia dengan kasus perambahan TNBT. 

Kasus perambahan kawasan TNBT itu kini sedang diusut, didalami aparat penegak hukum (APH), pasca ditangkapnya alat berat tersebut. Setelah alat berat ditangkap, Kepala Dinas yang melindungi hutan ini ditelepon oleh seseorang. Kadis akhirnya melapor ke Gubernur.

"Maaf, tak ada hubunganya dengan kita itu pak," tegas Manahara Napitupulu anggota DPRD Riau saat dikonfirmasi Sabtu sore (2/7/2022).

Sebelumnya, Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi minta DLHK usut aktor perambahan hutan TNBT di Inhu, Riau ini.

Gubernur Riau Syamsuar minta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) setempat mengusut otak perambahan hutan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).

“Saya apresiasi kinerja DLHK bersama Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) di Kabupaten Indragiri Hulu Riau yang telah mengamankan ekskavator, alat berat tersebut,” kata Syamsuar kepada media di Pekanbaru, Kamis lalu (30/6/2022).

Gubernur Riau Syamsuar juga meminta Kepala Dinas DLHK tetap serius mengejar otak pelakunya, sebab kejahatan kehutanan tersebut sudah merugikan negara dan lingkungan.

Dia juga mengapresiasi petugas DLHK Riau yang juga telah menangkap operator alat berat di lokasi, namun pemilik modal sebagai otak pelaku belum ditangkap.

Sementara itu dilansir dari realitarakyat.com, Jumat (1/7/2022), berdasarkan informasi dari masyarakat, diduga ada oknum anggota dewan yang disebut sebagai pemilik alat berat tersebut.

Namun demikian Kepala DLHK Riau Ir Mamun Murod belum menjelaskannya. Para pekerja dan operator alat berat, kata Murod, juga belum ditetapkan sebagai tersangka karena pihaknya masih melakukan pendalaman kasus tersebut.

Sebelumnya, Kabid Penataan dan Penaatan DLHK Riau Mohd Fuad kepada awak media mengatakan pengamanan alat berat tersebut dilakukan dalam operasi pengamanan hutan di Desa Sanglap, Kecamatan Batang Cinaku, Kabupaten Inhu, Riau, kawasan hutan berdekatan dengan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT).

“Kami mendapat informasi ada pembukaan dan perambahan kawasan hutan dengan menggunakan alat berat di wilayah hukum KPH Indragiri,” ujar Fuad.

Tim kemudian langsung melakukan patroli, mengecek ke lapangan atas laporan tersebut. Ternyata benar, di lokasi petugas menemukan alat berat berupa ekskavator sedang beroperasi di lokasi.

Selanjutnya, tim langsung mengamankan alat berat dan dititipkan di Kantor Resort TNBT. Adapun operator alat berat dan pekerja diperiksa di Markas Polhut untuk menjalani pemeriksaan dan dimintai keterangan dan menjelaskan siapa yang menyuruhnya beberja.

Menurut Fuad, saat ini pemeriksaan masih berlanjut. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Polda Riau melalui Koordinator Pengawasan Penyidik Pengawai Negeri Sipil (Korwas PPNS) untuk memproses tersangka pelaku sesuai prosedur KUHAP dan juklak dan juknis proses penyelidikan dan penyidikan.

“Apalagi, sebelum penangkapan alat berat di Inhu, KPH Kuansing DLHK Riau juga telah mengamankan satu alat berat yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan di wilayah hukum KPH Kuansing, dan saat ini sudah masuk dalam tahap penyidikan,” ujarnya. (*/azf)


Baca Juga