Sejak Juli 2022, Tujuh Pekerja Meregang Nyawa Saat Bekerja di PT PHR

Pekanbaru, Detak Indonesia - Sejak akhir Juli 2022 hingga Januari 2023, sudah 7 kasus kecelakaan kerja yang menghabisi nyawa tujuh pekerja di PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Wilayah Kerja (WK) Rokan.

Terbaru, Rabu (18/1/2023), salah seorang pekerja di PT PHR inisial DS (22) meninggal di tempat kejadian setelah mengalami kecelakaan kerja. Ini merupakan peristiwa ketujuh kali di lingkungan PT PHR.

Pjs EVP Upstream Business WK Rokan, Rizal D Nasution dalam pesan WhatsApp kepada Dirut PT PHR dan Pimpinan SHU melaporkan, peristiwa terjadi ketika seorang floorman PT Asrindo Citraseni Satria (PT ACS), DS (22), mengalami luka fatal setelah Full Opening Safety Valve ( FOSV) terjatuh dan mengenainya saat ia berada di Working Platform (WPF).

Setelah selesai pekerjaan run in hole Electrical Submersible Pump (ESP) dan roda absorber diturunkan, kru memposisikan kembali air hoist ke center well. Pada saat proses memposisikan air hoist ke center well, kru menggunakan Full Opening Safety Valve (FOSV) sebagai pemberat.

"Saat driller mengangkat air hoist, air hoist tersangkut di area monkey board dan kemudian FOSV terlepas, hingga mengenai IP yang berada di Working Platform (WPF)," tulis Rizal.

Pasca kejadian, pihak perusahaan telah melakukan tindakan pengangkutan korban ke klinik PT PHR Minas dan melaporkan insiden tersebut kepada pimpinan PT PHR.

"Juga tindakan barikade dan mengamankan lokasi kejadian serta mengumpulkan data untuk proses investigasi dan melakukan pendampingan keluarga korban," tulis pesan tersebut.

Kepada media, keterangan dari Corporate Secretary PT PHR, Rudi Affirianto telah mengonfirmasi adanya peristiwa kecelakaan kerja tersebut.

“Atas nama pribadi dan penderitaan pekerja PHR dan Pertamina, kami mendoakan semoga beliau diberikan tempat paling baik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan,” ujar Rudi Affirianto.

Masih dalam keterangan tertulis, Direktur Utama PT PHR Jaffee Arizon Suardin mengatakan, pasca kejadian ke tujuh di wilayah kerja PHR ini semua kontraktor dan subkontraktor berhenti atau tidak melaksanakan aktifivas pekerjaan karena ada meeting untuk membahas tentang HSE.

"PHR memberikan perhatian serius terhadap kejadian ini. Berkolaborasi dengan Polda Riau, proses investigasi secara menyeluruh saat ini sedang berjalan. Pihak manajemen PHR juga meminta seluruh kru untuk melakukan safety stand down," tutup Jaffee.

Sebelumnya, tewasnya pekerja berdasarkan keterangan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Riau, Imron Rosyadi, terjadi pada 27 dan 29 Juli 2022 silam.

Namun, kematian kedua pekerja tersebut disusul dengan tiga kematian pekerja lainnya dan baru terungkap ke publik akhir November 2022.

Kecelakaan kerja di areal Blok Rokan yang dikelola PHR tersebut telah mengalahkan 5 orang. Kemudian terjadi lagi pada Desember 2002 lalu, yang membasmi seorang pekerja lainnya.

Awal 2023, PHR menemukan cadangan minyak cadangan Barel

Dengan target 592 sumur di tahun 2023, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berupaya meningkatkan optimalisasi produksi minyak di Wilayah Kerja (WK) Rokan. 

PHR memulai kegiatan pengeboran dengan hasil sangat memuaskan di awal tahun 2023. Dalam dua pekan pertama ini, PHR berhasil menemukan potensi kandungan minyak dan memproduksi ribuan barel cadangan minyak baru di Wilayah Kerja (WK) Rokan. 

Terdapat empat sumur andalan yang tengah menjadi perhatian karena memiliki cadangan minyak yang cukup besar yaitu di Lapangan Minas, Petani, Benar dan Bekasap yang menghasilkan antara 1.000 sampai dengan 1.400 barel per hari. Sumur-sumur ini otomatis menjadi prioritas dalam kegiatan pengeboran karena berada di atas rata-rata target awal ratusan barel per sumur. 

Keempat sumur yang menjadi 'primadona' di awal tahun 2023 ini berada di sekitar lapangan yang telah ada sebelumnya (existing). Namun berkat kejelian dan pengawasan yang agresif, PHR berhasil menemukan potensi minyak pada lapisan-lapisan yang sebelumnya belum teridentifikasi.

“Dengan pola kerja masif dan agresif, PHR memberikan keleluasaan untuk menerapkan metode-metode 'out of the box' untuk memperoleh hasil terbaik dari setiap lapangan. Keberhasilan PHR di awal tahun ini tidak terlepas dari penerapan teknologi serta kejelian dan kreativitas para engineer PHR dalam mengamati potensi cadangan minyak di Wilayah Kerja Rokan,” kata Dirut PHR, Jaffee A Suardin.

Sejak alih kelola Wilayah Kerja Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu hingga Juni 2022, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) tercatat telah memperoleh pendapatan negara sebesar Rp30 triliun melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan pembayaran pajak-pajak.(*/rls/di )


Baca Juga