Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata AS Kirim 2.100 Prajurit ke Indonesia Usai Tiongkok Caplok Natuna Utara

Jakarta, Detak Indonesia --Tiongkok kembali mulai berulah, menegakkan lagi klaim Nine Dash Line nya ke Natuna Utara milik Indonesia.

Pada Senin pekan lalu, Tiongkok mengumumkan peta baru nasional 2023 nya yang memasukkan Natuna Utara sebagai wilayah kedaulatan Beijing, bukan Indonesia.

Indonesia sudah sedari dulu menolak klaim Nine Dash Line Tiongkok di Natuna Utara.

Sampai gembar-gembor Indonesia menolaknya hingga mengajukan surat keberatan ke PBB soal ulah Tiongkok ini. Tapi memang lawak, anggota DK PBB salah satunya Tiongkok. Yang ada surat keberatan Indonesia  ditanggapi diplomatis saja oleh PBB. Harusnya  Indonesia mengirim surat ke Washington soal hal ini.

Pasti AS akan menjawabnya dengan tindakan nyata, misal melayarkan atau latihan gabungan dengan militer  Indonesia di Natuna Utara.

 

Menyoal latihan militer, sudah seharusnya Indonesia menggeber uji tempur di Natuna Utara. Di sana  Indonesia harus terang-terangan menunjukkan eksistensi militernya dengan berbagai latihan tembakan nyata.

Tembak saja ke arah utara kalau bisa sampai menyerempet perairan internasional di mana garis imajiner  Nine Dash Line itu berada. Tak ada cara lain, karena lini diplomasi tak didengarkan Tiongkok.

Malahan Tiongkok tetap ingin mencaplok Natuna Utara tanpa peduli Indonesia terima atau tidak.

"Tiongkok telah merilis peta wilayahnya yang diperbarui pada tanggal 28 Agustus 2023, yang mencakup sengketa klaimnya atas perbatasan barat dengan India, Laut Cina Selatan, dan Taiwan. Peta standar edisi 2023 dipasang di situs web layanan kartografi yang diselenggarakan oleh Kementerian Sumber Daya Alam Republik Rakyat Tiongkok," jelas Modern Diplomacy.

Memang Tiongkok seakan mengasah masalah jadi lebih runcing lagi dengan peta klaim terbarunya ini. Supaya negara terdampak klaim ingat betul apa yang dilakukan Tiongkok.

 

"Ciri khas lain dari peta ini adalah adanya sepuluh garis putus-putus di sekitar Laut Cina Selatan (sembilan garis putus-putus) dan seluruh pulau Taiwan (garis putus-putus kesepuluh), yang juga mencakup beberapa pulau kecil dan pulau-pulau kecil yang diklaim oleh negara-negara seperti Vietnam, Filipina, Brunei, Malaysia dan Indonesia," ungkapnya.

AS yang mengetahui klaim ini jelas tak tinggal diam. Masalahnya Taiwan dan Asia Tenggara ada sekutu dekat mereka.

AS mana takut dengan klaim Tiongkok, mereka bahkan terang-terangan melayarkan armada perang di Selat Taiwan.

Tujuannya satu, memberi pesan bahwa klaim Tiongkok sama sekali tak berarti bagi AS.

"Selat Taiwan telah menjadi arena persaingan geopolitik yang penting antara Tiongkok dan Amerika Serikat, khususnya dalam dua hingga tiga dekade terakhir. Kedua negara sering melakukan latihan angkatan laut di wilayah tersebut, yang berkontribusi terhadap peningkatan tingkat persepsi ancaman dan meningkatnya rasa tidak aman di kedua sisi," ungkapnya.

 

Selain di Taiwan, AS juga memperkuat kerja sama militer dengan Indonesia. Hal ini ditujukkan dalam latihan Super Garuda Shield 2023 yang sudah kick off pada 31 Agustus 2023 lalu.
 
"Sebagai wujud solidaritas multilateral yang kuat untuk menjaga kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, personel militer dari Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, Australia, Singapura, Inggris, dan Prancis akan berpartisipasi dalam Latihan Bersama Super Garuda Shield 2023 di beberapa lokasi di Indonesia mulai 31 Agustus hingga 13 September 2023," jelas Kedutaaan Besar AS di Indonesia.

Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata AS Jenderal Charles A Flynn mengungkapkan Garuda Shield 2023 sebagai wujud komitmen untuk menegakkan tatanan berbasis aturan Indo Pasifik yang bebas dan terbuka.

"Super Garuda Shield 2023 akan melanjutkan kesuksesannya yang luar biasa pada tahun lalu. Latihan bersama multinasional ini menunjukkan komitmen kolektif dan kesatuan pemikiran kita, memungkinkan terciptanya Indo-Pasifik yang stabil, aman, dan lebih damai, bebas, dan terbuka," jelas Flynn.

Untuk mendukung Super Garuda Shield 2023, Flynn memerintahkan mengirim 2.100 prajurit AS ke Indonesia.

 

"Super Garuda Shield adalah program pertukaran militer terbesar setiap tahun antara Amerika Serikat dan Indonesia, dan tahun ini jumlah pesertanya bertambah. Sekitar 2.100 anggota militer AS dan 1.900 anggota TNI dari berbagai matra saat ini sedang meningkatkan kemampuan interoperabilitas melalui latihan dan pertukaran budaya," jelasnya.

Kini Indonesia akan lebih percaya diri mempertahankan Natuna Utara dari klaim Nine Dash Line China. (rls/di)


Baca Juga