Bukittinggi Kini Punya Lokasi Kuliner Baru, Dipayungi Tenda Membrane Raksasa

Ahad, 14 April 2024 - 09:17:46 WIB

Pusat kuliner baru di Kota Wisata Bukittinggi, Sumatera Barat, Stasiun Lambuang berlokasi di Jalan Sudirman Bukittinggi berjarak sekitar 400 meter dari Jam Gadang Bukittinggi. (Aznil Fajri/Detak Indonesia.co.id)

Bukittinggi, Detak Indonesia--Kota sejuk dingin ini tak habis-habisnya menjadi pusat perhatian wisatawan lokal, nusantara dan wisatawan mancanegara (wisman).

Selain keunggulan iklimnya yang sejuk dan dingin, juga memiliki panorama alam bebukitan dan lembah yang indah ditumbuhi hutan tropis yang lebat dan subur.

Makanya, setiap musim liburan, ribuan wisatawan datang membludak ke destinasi wisata ini.

Sebelumnya, lokasi-lokasi kuliner di Kota Wisata Bukittinggi berpencar-pencar secara soliter dan membuat semrawut. Tadinya antara lain ada di lokasi stasiun di pinggir jalan, ada juga di bawah Jam Gadang di depan Hotel Jogja pakai warung tenda. Ada juga di Pasar Banto di pinggir jalan bekas Terminal Banto. Dan di lokasi lain.

Pusat kuliner Kota Wisata Bukittinggi, Stasiun Lambuang dipayungi tenda membrane raksasa, Sabtu malam (13/4/2024).

 

Kini kesemrawutan itu sudah diatasi Pemko Bukittinggi sejak 2023 dengan membangun lokasi kuliner koloni baru dipayungi tenda membrane raksasa hampir seluas lapangan sepakbola namanya "Stasiun Lambuang" (stasiun lambung/stasiun perut, red).

Disebut "Stasiun Lambuang" maknanya adalah lokasi kuliner ini merupakan pusat tempat makan dan minum aneka ragam makanan khas Nusantara, ada dijual di sini.

Mulai dari nasi Ampera, ice cream, berger, nasi Kapau, juice buah, sate, pecel lele, ayam kentucky, roti bakar, kopi, teh, ice bobba, tahu brontak, soto, mie, bandrek, skoteng, martabak, nasi goreng, dan lain-lain ada disajikan di sini. Harga tidak terlalu mahal. Semisal Skoteng yang berisi air jahe susu dibandrol Rp10.000 per gelas. Nasi pecel lele Rp22.000 per porsi sudah lengkap dengan nasi + ikan lele/ayam goreng + tahu tempe.

 

Dulunya, sebelum dibangun pusat kuliner baru Kota Bukittinggi "Stasiun Lambuang" ini adalah bekas depot Pertamina dan bekas lokasi kereta api peninggalan Belanda di Jalan Sudirman Bukittinggi. Pedagang UMKM ini dulunya jualan di pinggir jalan stasiun.

Sekarang pedagang UMKM ini menempati lokasi baru dekat stasiun itu juga dan sudah terelokasi dengan tertib, rapi, di "Stasiun Lambuang" ini.

Unik dan menariknya, konstruksi bangunan lokasi kuliner ini adalah terbuat dari kerangka baja bertingkat dua. Tanpa dinding pembatas massif sehingga tembus pandang bisa melihat view Kota Bukittinggi. Lokasinya dua tempat terhubung dengan selasar atau koridor di lantai dua.

 

Awalnya wartawan Detak Indonesia, Aznil Fajri yang melaporkan liputan khusus ini kurang 'ngeh' atau kurang peduli, kurang mengerti saat melintas di depan pusat kuliner ini. Ada tulisan besar yaitu Stasiun Lambuang.

Apa sih maksudnya "Stasiun Lambuang"? saat melintas siang hari Sabtu 13 April 2024. Wartawan media ini lewat saja dan tak mau tahu, karena saat itu mau cari makan-minum di stasiun lama ini. Tapi tak ada lagi di stasiun lama ini orang berjualan. Kemana pindahnya?

Tanya punya tanya kepada petugas parkir di lokasi stasiun lama ini, dijelaskannya rupanya tempat berjualan lama di stasiun lama ini sudah pindah ke lokasi baru dekat sejengkal jaraknya dari stasiun lama ini yakni namanya sekarang "Stasiun Lambuang" tersebut.

 

Kalau diamati dari luar dari depan di Jalan Sudirman Bukittinggi, lokasi kuliner baru ini bagi wisatawan baru sulit dipahami lokasi ini sebenarnya adalah tempat makan dan minum. Mungkin disebabkan tidak ada ciri-ciri yang menggambarkan lokasi itu pusat kuliner.

Mulai dibuka siang hari sekira pukul 11.00 WIB dan tutup pukul 03.00 WIB tengah malam. Ramainya pengunjung mulai malam hari sekira pukul 19.00 WIB. Wisatawan banyak yang santai kongkow-kongkow di sini sampai tengah malam.

Siang hari wisatawan keluyuran dulu mengunjungi berbagai objek wisata indoor yang cukup melimpah di Kota Bukittinggi seperti Tembok Mini China di Ngarai Sianok, Lubang Jepang, Panorama, Jam Gadang, Benteng Ford de Kock, Kebun Binatang Taman Bundo Kanduang, wisata naik bendi di lokasi Jam Gadang, rekreasi berkuda di lokasi Pacuan Kuda Bukit Ambacang, menyaksikan hamparan pertanian di Nagari Pandai Sikek antara Gunung Singgalang-Gunung Marapi, rekreasi kereta air di Nagari Sungai Tanang, dan lain-lain.

 

Rekreasi outdoor, ada air terjun Lembah Anai, Pemandian anak-anak dekat Lembah Anai Padang Panjang, Anai Golf yang menyediakan pemandian alam khas mata air dari kaki Gunung Singgalang, Bunga Rafflesia di Nagari Batang Palupuh, dan masih banyak lagi.

Kota Wisata Bukittinggi dari dahulu kala menerapkan Sapta Pesona pariwisata, yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan adalah 7 (tujuh) unsur yang terdapat di dalam Sapta Pesona itu.

Jika wisatawan mau meninggalkan Kota Bukittinggi dan akan pulang balik ke negeri masing-masing, ada oleh-oleh sebagai kenangan yang bisa dibeli sebagai buah tangan. Ini dijual di jalan lintas Kota Bukittinggi menuju Pekanbaru, Bukittinggi menuju Sumut di kawasan Gadut, dan lokasi lintas Bukittinggi ke Kota Padang di Pasar Lua Bukittinggi. Ada kerupuk sanjai khas Bukittinggi, kipang, kerupuk lado, dan lain-lain. (azf)