Pekan Raya Pekanbaru 2024 Meriah, Kemana Setoran Uang Ratusan Juta Pedagang Kulinernya?

Ahad, 23 Juni 2024 - 13:24:13 WIB

Pembukaan Pekan Raya Pekanbaru 2024 sempena Hari Jadi ke-240 Kota Pekanbaru dibuka resmi Penjabat Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa SSTP MSi dan pejabat lainnya, Kamis malam di Jalan Cut Meutia samping belakang Kantor Gubernur Riau di Pekanbaru Kamis malam (20/6/2024). (Aznil Fajri/Detak Indonesia.co.id)

Pekanbaru, Detak Indonesia--Pekan Raya Pekanbaru 2024 untuk memperingati Hari Jadi ke-240 Kota Pekanbaru Riau telah semarak dan meriah dilaksanakan sejak 20 sampai 23 Juni 2024 di Jalan Cut Meutia samping Kantor Gubernur Riau Pekanbaru.

Kadis Perindag Pekanbaru Zulhelmi Arifin SSTP MSi dalam sambutannya pada acara pembukaan Kamis malam (20/6/2024) memuji keberhasilan Pemerintah Kota Pekanbaru, Riau, di bawah kepemimpinan Penjabat Wali Kota Risnandar Mahiwa SSTP MSi yang kembali meraih penghargaan sebagai Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tingkat kabupaten/kota berkinerja terbaik di kawasan Sumatera.

Khususnya kategori Sinergi Penanganan Inflasi dan daerah rawan pangan sebanyak tiga kali beruntun.

Penghargaan diserahkan secara langsung Presiden Joko Widodo kepada Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa. Penghargaan diserahkan di Istana Negara beberapa waktu lalu.

Pj Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa SSTP MSi terima penghargaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tingkat kabupaten/kota berkinerja terbaik di kawasan Sumatera dari Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Setelah menerima penghargaan, Pj Wali Kota menyampaikan apresiasi sekaligus terima kasih kepada kementerian/lembaga, OPD lingkungan Pemko Pekanbaru. Tak terkecuali stakeholder terkait lainnya serta masyarakat dan pihak swasta yang telah bekerja sama dalam mengendalikan inflasi.

 

"Kota Pekanbaru mendapatkan Penghargaan dengan kategori TPID kabupaten/kota Berkinerja Baik di kawasan Sumatera," kata Risnandar.

Untuk itu, Risnandar berharap sinergitas yang terjalin tetap terjaga sehingga ke depan Pekanbaru bisa mempertahankan. Termasuk meningkatkan capaian kinerja dalam bidang pengendalian inflasi.

"Penghargaan ini menjadi motivasi untuk kami di Pemerintah Kota Pekanbaru untuk semakin meningkatkan kinerja, khususnya terkait pengendalian inflasi di daerah," katanya.

Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution menambahkan, penghargaan TPID kategori terbaik tersebut adalah hal yang luar biasa. Sebab sudah tiga kali Pekanbaru berhasil dipertahankan.

"Ini tentu sesuatu yang luar biasa juga bagi kita, karena Kota Pekanbaru ini dilihat dari seluruh kebutuhan, rata-rata disuplai dari luar (Sumbar, red). Sejauh ini kita hanya bisa menyiapkan komoditi-komoditi kebutuhan masyarakat di angka 20 sampai 30 persen. Artinya, lebih dari 50 persen, itu didatangkan dari luar," terangnya.

 

Mengingat sebagian besar kebutuhan bahan pokok didatangkan dari luar daerah. Untuk itu Pemko
Pekanbaru tentu membutuhkan koordinasi dan kerja sama berbagai pihak guna meminimalisir lonjakan harga.

"Sehingga masyarakat kita bisa mendapatkan harga yang baik dan juga punya daya beli yang cukup," ucapnya.

"Jadi, kita terima kasih kepada semua pihak, termasuk pengusaha-pengusaha baik di sektor pangan dan lain-lain. Terima kasih kita bisa sama-sama menjaga (inflasi). Yang penting petani masih bisa untung, kemudian masyarakat kita membeli dengan harga terjangkau," jelas Indra Pomi.

Namun di balik ini semua, sejak setahun terakhir sejak 2023 lalu di era Pj Wali Kota Muflihun SSTP MAP telah menjamur pedagang kuliner malam di seputaran belakang Kantor Gubernur Riau, Puswil, BI sampai belakang Kantor MPP Pekanbaru yang setiap bulannya pedagang kuliner UMKM ini dikutip retribusi berjualan antara Rp500 ribu, Rp600 ribu sampai Rp700 ribu per bulan oleh Korlap Pengutipan inisial Ant dan Ketuanya inisial Bud. Ada terkumpul uang sekitar Rp100 juta hingga Rp150 juta per bulan dari kutipan ratusan pedagang wisata kuliner malam UMKM ini.

Hanya saja Kadis Perindag Pekanbaru Zulhelmi yang ditanya wartawan media ini kemana uang kutipan dari pedagang ini disetorkan, Zulhelmi mengatakan tak tahu. Tanyakan ke Kasatpol PP Pekanbaru, katanya di arena Pekan Raya Pekanbaru 2024 usai pembukaan acara Pekan Raya Pekanbaru 2024, Kamis malam lalu (20/6/2024).

 

"Saya tak tahu kemana setorannya. Ayo tanyakan ke Kasat Pol PP Pekanbaru," ajaknya di sela guyuran hujan Kamis malam (20/6/2024) di arena Pekan Raya Pekanbaru tersebut.

Sementara Pj Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa SSTP MSi sangat senang dan apresiasi dengan acara Pekan Raya Pekanbaru 2024 ini. Menurutnya di kala dia kecil dulu di kampungnya di Sulawesi jika ada acara seperti ini, dia duduk paling di depan dekat dengan panggung pertunjukan.

Dan Ahad malam ini (23/6/2024) dilaksanakan acara Penutupan Pekan Raya Pekanbaru 2024 sempena Hari Jadi ke-240 Kota Pekanbaru di dalam halaman Kantor MPP Jalan Sudirman Pekanbaru.

Dari investigasi awak media ini sepekan terakhir Juni 2024, harus bisa dibedakan mana pedagang kuliner UMKM Pekan Raya Pekanbaru 2024 dan mana pula pedagang kuliner malam UMKM yang sudah rutin setahun berjualan di seputaran belakang Kantor Gubri, Puswil, BI sampai belakang Kantor MPP Pekanbaru. Dua jenis pedagang ini beda.

Kalau pedagang kuliner Pekan Raya Pekanbaru 2024 hanya khusus empat hari saja berjualan di tenda putih kerucut yang disediakan event organizer (EO) selama Pekan Raya 20 sampai 23 Juni 2024.

 

Tapi kalau pedagang kuliner malam UMKM yang rutin berjualan tiap malam di kawasan itu sejak awal 2023 lalu hingga Juni 2024 ini mereka ini dikutip uang lapaknya perbulan oleh Korlap bernama inisial Ant dan Ketuanya inisial Bud sebesar Rp500 ribu per bulan, ada juga Rp600 ribu perbulan bahkan ada juga ditagih Rp700 ribu per bulan.

Pertanyaannya dari sekitar 300 jumlah pedagang kuliner malam ini dan dikutip uang lapaknya tiap tanggal 1 senja setiap bulannya, ke mana uang ini mengalir disetorkan? Apakah masuk kantong pribadi preman, masuk PAD Kota Pekanbaru, atau mengalir kemana? Kadis Perindag Pekanbaru Zulhelmi yang ditanya wartawan tentang hal ini tak tahu. Ayo tanyakan ke Kasat Pol PP Pekanbaru, katanya. Apakah masalah ini sudah dilaporkan ke PJ Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa SSTP MSi? Apakah beliau sudah mengetahuinya ada uang kutipan lapak pedagang kuliner malam UMKM tersebut? Demikian pula Ketua DPRD Pekanbaru apakah sudah tahu ada kutipan ini apakah masuk ke PAD Kota Pekanbaru?

Sementara ada juga kutipan uang sampah Rp3.000 tiap malam dikutip kepada pedagang kuliner malam UMKM tersebut.

Karcis kutipan uang sampah tiap malam Rp3.000 per pedagang. Kemana uangnya mengalir apakah masuk ke PAD Kota Pekanbaru?

Pekerja kebersihan, tukang sapu sampah setiap pagi susah payah menyapu membersihkan sampah tersebut yang menggunung setiap pagi. Tapi Upah nyapu pekerja DLHK Pekanbaru bersihkan sampah di kawasan taman belakang Puswil Pekanbaru Jalan Cut Meutia sekitarnya hanya Rp67.000 per hari dan sekitar Rp2.010.000 per bulan. Bergantian petugas kebersihannya menyapu kawasan ini. Artinya letih mereka membersihkan tapi tak ada tambahan honor menyapu sampah yang tak biasa menggunungnya ini.

Tak ada tambahan uang honor walaupun sampah bertambah banyak. Walaupun ratusan pedagang kuliner UMKM ada dikutip uang lapak per bulan Rp500.000, Rp600.000 dan Rp700.000 oleh sebuah forum pedagang di situ. Jika ditotalkan perbulan ratusan juta berhasil dikumpulkan dari pedagang kuliner malam UMKM ini.

 

Selama Pekan Raya 2024 ini, pedagang kuliner malam UMKM diliburkan berjualan. Artinya dilarang berjualan. Dengan tak berjualan ini, pedagang terkadang minim dapat cuan. Apalagi pembeli sepi, kadang jualan tak habis.

Kasih kesempatan sepekan untuk Pekan Raya Pekanbaru 2024 menggelar tenda kerucut putih untuk pedagang UMKM yang disiapkan EO.

Sorotan ini baru hanya untuk kawasan kuliner di seputaran belakang Kantor Gubri, Puswil, BI, sampai belakang Kantor MPP. Bagaimana pula uang masuk dari parkir mobil dan parkir motor, berlimpah uang masuk disetorkan sebagian ke Dishub Pekanbaru demikian pengakuan tukang parkir.

Sampah pedagang kuliner wisata malam UMKM di belakang Puswil Pekanbaru.

Bagaimana dengan pedagang kuliner malam dekat Tugu Keris belakang Makam Pahlawan Pekanbaru. Bagaimana pula pedagang kuliner Taman Putri Kaca Mayang, RTH Tunjuk Ajar Integritas Jalan Ahmad Yani ujung dekat Pasar Bawah Pekanbaru. Bagaimana pula dengan pedagang di Taman Purwodadi Jalan HR Soebrantas Panam Pekanbaru, dan lain-lain? Kemana larinya uang kutipan dari pedagang disetorkan? Apakah masuk ke PAD Kota Pekanbaru, masuk ke kantong preman, atau masuk ke kantong pribadi oknum? Belum ada penjelasan terbuka dari Kadis Perindag Pekanbaru Zulhelmi Arifin SSTP MSi. (azf)