Proyek Gedung UNRI Bantuan ADB Rp840 Miliar Progresnya Terhenti, KPK, Kejagung, Kejati Riau Perlu Selidiki !

Proyek pembangunan 10 unit gedung bantuan ADB UNRI Rp840 miliar yang diteken kontraknya sejak Juni 2022 lalu progresnya terhenti sampai 2025 ini, KPK, Kejagung, Kejati Riau perlu selidiki !. Ada apa? (Aznil Fajri/Detak Indonesia.co.id)
Pekanbaru, Detak Indonesia--Universitas Riau (UNRI) masih melanjutkan pekerjaan proyek 10 gedung yang bersumber dana dari program Advance Knowledge and Skill for Sustainable Growth Project in Indonesia - Asian Development Bank (AKSI - ADB) senilai Rp840 miliar.
Proyek kontruksi yang sempat terhenti dikerjakan oleh perusahaan konstruksi PT Totalindo Eka Persada (TEP) kini dilanjutkan penyelesaiannya oleh PT Nindya Karya.
Pihak UNRI tetap mepercepat proses pelelangan semua proyek fisik maupun pengadaan di 2023 lalu. Untuk bangunan gedung yang dikerjakan PT TEP karena mengalami sedikit terlambat diajukan untuk di balcklist dan tetap dilanjutkan oleh PT Nindya Karya.
Terhentinya pekerjaan proyek oleh PT TEP karena pimpinan PT TEP tersangkut masalah hukum dikasus lain sehingga berdampak molornya pekerjaan kontruksi bangunan gedung di kawasan kampus UNRI Bina Widya Panam.
Seperti disebutkan Rektor UNRI dulu Prof Aras Mulyadi, sekarang dijabat Rektor Unri Prof DR Sri Indarti SE MSi, dalam siaran pers Kamis 14 Juli 2022 lalu menyebutkan, anggaran AKSI - ADB senilai Rp840 miliar, sebanyak 58,3 persen dialokasikan untuk membangun 10 gedung baru dengan total luas lantai bangunan 47,500 m2, dan 23,3 persen dialokasikan untuk perlengkapan peralatan laboratorium dan furniture.

Sisanya dialokasikan untuk pengadaan software, IT licenses dan services, training, publikasi, seminar internasional studi, dan workshop. Secara garis besar, kegiatan proyek AKSI ADB ini dikategorikan menjadi dua, yaitu aktivitas hard-components, dan aktivitas soft-components.
Aktivitas yang termasuk ke dalam hard-components yang semua kegiatan pembangunan 10 fasilitas gedung baru. Sedangkan yang termasuk soft-components adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan performa akademik UNRI seperti riset dan pelatihan untuk dosen, publikasi internasional, hingga mempersiapkan mahasiswa tahun ajaran baru.
Soal proyek kontruksi di wilayah UNRI yang sempat berhenti sejak bulan April lalu 2024 lalu itu sudah kembali dilanjutkan. Begitu juga halnya soal gaji para pekerja (tukang) yang sebelumnya sempat tersendat lebih dari 12 bulan ini juga diselesaikan.
Pembangunan 10 gedung di wilayah kerja UNRI ini di antaranya, gedung perkuliahan terpadu, laboratorium terpadu, utama ilmu kesehatan, kajian ilmu pangan, pendidikan dan pelatihan, perpustakaan, teknologi informasi dan komunikasi, kajian ilmu kelautan, pascasarjana, dan gedung serbaguna.
Kemudian akan dibangun juga infrastruktur pendukung berupa jaringan listrik, jaringan internet, infrastruktur jalan, furniture dan juga peralatan laboratorium serta peralatan dari gedung yang sudah direncanakan.

Selain itu, juga dilakukan kegiatan training baik dalam dan luar negeri, riset, pendanaan penelitian untuk dosen dan mahasiswa, serta beberapa kegiatan workshop dan menunjang kegiatan publikasi serta yang paling penting juga adalah untuk membangun center of excellent Universitas Riau.
Pembangunan proyek Advance Knowledge and Skills for Sustainable Growth – Asian Development Bank (AKSI-ADB) di Universitas Riau itu perlu diaudit apakah ada korupsinya. Baik diaudit oleh BPKP atau BPK RI Wilayah Riau. Dan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) perlu masuk menyelidiki dugaan korupsi.
Pantauan di lapangan 2023, 2024, proyek khususnya di CWR 2 UNRI yang didanai dari Asian Development Bank (ADB) sebesar Rp840 miliar yang membangun 10 unit gedung baru di Kampus Unri Bina Widya Panam Pekanbaru ini terbengkalai. Entak kapan serah terima proyek dilakukan.
PPTK Proyek ADB Unri Binawidya Panam Pekanbaru, Misparman Pega yang dikonfirmasi awak media ini Selasa malam (11/3/2025) kapan serah terima proyek yang sudah hampir rampung dikerjakan ini belum.memberikan jawaban. Ponselnya diteleponpun tidak mengangkat tidak menjawab.
Demikian juga Rektor UNRI 2025 sekarang Prof DR Sri Indarti SE MSi yang dikonfirmasi via ponselnya Rabu pagi tadi (12/3/2025) juga tidak menjawab tidak merespon.
Bahwa berdasarkan kontrak kerja tahun tunggal artinya pekerjaan harus serah terima Desember 2024 namun sampai saat ini ada beberapa gedung masih jauh progresnya, apa konsekwensi terhadap pihak kontraktor. Tak jelas.

Di lapangan pihak pekerja kurang melaksanakan K3 sehingga akan mengganggu keselamatan bagi pekerja itu sendiri. Apakah pembagunan sesuai dengam RAB dan gambar awal dan diduga pengguaan material diduga tidak sesuai, belum beri penjelasan.
Kenapa terjadi kendala keterlambatan penyelesaian proyek pelaksanaan pekerjaan tersebut sehingga terjadi keterlambatan penyelesaiannya. Bagaimana pertanggungjawaban terhadap pihak pemberi hibah kalau pelaksanaan pembagunannya molor.
Pembangunan di lapangan yang sedianya dimenangkan lelangnya oleh PT Totalindo Eka Persada dan kemudian dikerjakan oleh PT Nindya Karya, bagaimana proses perubahan kontrak dan apakah tender ulang? Kalau tender pada posisi berapa persen volume pekerjaannya. Apa dasar pemenangan PT Nindya Karya untuk kontrak lanjutan pembangunan sebab ada perusahaan top lainnya yang telah berpengalaman di bidang gedung dan apakah dasar pertimbangannya.
Bagaimana pihak Unri menangani situasi sulit dan solusi penyelesaian konflik para buruh bangunan PT TEP yang sempat tidak menerima gaji pada proyek konstruksi di CWR II. Dalam rangka molornya pekerjaan bagaimana terkait dapat jaminan pekerjaan dan bagaimana pembayaran denda keterlambatan, mengingat tidak ada force mayor.
Proyek AKSI-ADM terdiri dari 10 Gedung yaitu Gedung Perkuliahan Terpadu, Gedung Laboratorium Terpadu, Gedung Utama Ilmu Kesehatan, Gedung Serba Guna, Gedung Kajian Ilmu Kelautan, Gedung Kajian Ilmu Pangan, Gedung Teknologi Informasi dan Komunikasi, Gedung Perpustakaan Universitas Riau, Gedung Pascasarjana, dan Gedung Pendidikan dan Pelatihan.
Selain di UNRI, AKSI - ADB proyek ini bersamaan dengan perguruan tinggi lainnya tersebar di Indonesia yakni Universitas Malikussaleh, Universitas Jambi, Universitas Indonesia.
UNRI mendapatkan proyek pembangunan 10 gedung. Salah satu proyek fisik 2023 yang sudah mencapai 80 persen yang ada di UNRI itu memiliki mutu yang tanpa diragukan.
Melihat di lapangan beberapa bangunan yang sudah berjalan dan hampir selesai nampak sesuai RAB pekerjaan. Karena Direktur perusahaan konstruksi PT Totalindo Eka Persada (TEP) yang mengerjakan awal proyek 10 gedung itu bermasalah dengan hukum menjadikan proyek itu sempat terhenti. (azf)