Gunung Sinabung Meletus Lagi!

Jumat, 06 April 2018 - 20:58:00 WIB

Gunung Sinabung di Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara meletus lagi Jumat (6/4/2018) pukul 16.07 WIB tadi menyemburkan debu setinggi 5.000 meter. Selama mulai meletus September 2013 sampai Mei 2015 kerusakan dan kerugian mencapai Rp1,80 triliun. (Foto

Kabanjahe, Detak Indonesia--Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara kembali meletus Jumat (6/4/2018) pukul 16.07 WIB. Letusan melontarkan abu vulkanik dan material piroklastik dengan tekanan kuat berwarna abu-abu gelap hingga setinggi 5.000 meter. Letusan juga disertai awan panas sejauh 3.500 meter ke arah Tenggara- Timur dan Selatan-Tenggara. 

Demikian dijelaskan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho Jumat (6/4/2018). Menurutnya,  tidak ada korban jiwa dari letusan tersebut karena di daerah zona berbahaya sudah kosong dari aktivitas masyarakat. Masyarakat yang berada di zona merah sudah mengungsi sejak lama dan sebagian sudah direlokasi. 

"Status Gunung Sinabung tetap Awas (level IV). PVMBG menaikkan VONA menjadi merah. Aktivitas vulkanik tetap tinggi dan berpotensi terjadi letusan susulan," kata Suropo. 

Letusan dan awan panas yang menuruni lereng Gunung Sinabung itu seakan menjadi penegas misteri Sinabung. Misteri yang hingga sekarang tak kunjung terungkap mengenai kapan Sinabung akan berhenti meletus.

Gunung Sinabung menyimpan misteri, yaitu kapan gunungapi ini akan berhenti meletus. Secara ilmiah, fenomena letusan menerus Sinabung setelah lama tertidur tersebut ada hubungannya dengan rentetan gempa besar yang terjadi di zona subduksi di sekitar Pulau Sumatera. 

Peneliti Matteo Lupi dan Stephen Miller dalam penelitiannya di Jurnal Solid Earth menyimpulkan bahwa gempa-gempa yang terjadi di Sumatera, yaitu Aceh 2004, Nias 2005, dan Mentawai 2010 telah memicu gempa lain di Sumatera daratan. Akibatnya tegangan (stress) yang selama ini menekan dan menyungkup dapur magma Sinabung melemah. Pelemahan pada selubung dapur magma ini menyebabkan magma bermigrasi ke atas melewati retakan-retakan baru yang terbentuk hingga akhirnya meletus. 

Sebuah gunung akan berhenti meletus apabila tekanan magma sudah tidak sanggup lagi mendorong magma keluar ke permukaan bumi. Di Gunung Sinabung, masih ada tekanan magma ini, terbukti dari adanya gempa-gempa vulkanik dalam dan dangkal di sekitar gunung serta letusan-letusan yang terus terjadi.

Fenomen inilah yang menjelaskan kenapa Gunung Sinabung terus meletus sejak 2010 dan tak juga kunjung berhenti. Hal ini terjadi karena Sinabung sedang mencari keseimbangan baru, sehingga sangat sulit diprediksi kapan erupsi tersebut akan berakhir. Di tahun ini, pada 19 Februari 2018, kembali Sinabung meletus besar.

Dengan Sinabung yang terus-menerus meletus dan belum bisa diprediksi kapan akan berakhir, maka upaya penanggulangan bencana, terutama proses RR di lokasi ini mengalami tantangan tersendiri. Pelaksanaan RR dilakukan bersamaan dan dalam masa tanggap darurat. Implikasinya, upaya RR juga harus memerhatikan kegiatan yang dilakukan pada masa darurat, yaitu pemenuhan kebutuhan dasar seperti air bersih dan logistik bagi warga yang harus mengungsi karena bertempat tinggal di zona bahaya. 

Selain itu, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh letusan Sinabung juga terus mengalami perubahan. Akibatnya hasil perhitungan sementara kerusakan dan kerugian akibat erupsi Gunungapi Sinabung pun berubah-ubah. Sejak September 2013 hingga Mei 2015 diperkirakan kerusakan dan kerugian mencapai Rp1,80 triliun. Terdiri dari nilai kerusakan sebesar Rp 578,99 miliar dan nilai kerugian sebesar Rp 1,23 triliun. 

Kerusakan dan kerugian paling besar terjadi di sektor ekonomi produktif yang meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan, pariwisata, perikanan, UKM, dan industri sebesar lebih dari Rp 1,14 triliun. Berikutnya kerusakan dan kerugian di sektor permukiman sebesar Rp 505,9 miliar, infrastruktur Rp 83,93miliar, sosial Rp 53,43 miliar, dan lintas sektor sebesar Rp 18,26 miliar.(*/di/azf)