AS, Perancis, Inggris Serang Suriah Dinihari Tadi

Sabtu, 14 April 2018 - 15:25:23 WIB

Pasukan koalisi Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris mulai melancarkan serangan udara ke lokasi situs senjata kimia di Douma Suriah, Sabtu dinihari tadi (14/4/2018). (Foto Xinhua)

Douma, Detak Indonesia--Presiden Merika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa AS dan sekutunya baru saja melancarkan serangan udara ke sasaran situs senjata kimia milik rezim Presiden Suriah Basar al-Asad di Suriah.

Dilansir Al Jazeera, menurut Trump, operasi gabungan dengan angkatan bersenjata Perancis dan Inggris saat ini tengah berlangsung kawasan situs senjata kimia Suriah tersebut. 

Serangan Sabtu dini hari tadi (14/4/2018) adalah respon terhadap serangan senjata kimia yang dilancarkan di Douma pada akhir pekan lalu.

"Saya memerintahkan angkatan bersenjata AS untuk meluncurkan serangan presisi pada target yang terkait dengan kemampuan senjata kimia dari diktator Suriah Bashar al-Asad," tegas Presiden AS Trump di Gedung Putih.

Kantor berita Inggris, Reuters melaporkan sejalan dengan pernyataan Trump, sebuah ledakan besar terdengar di Damaskus, ibukota Suriah. Trump menegaskan serangan itu berkoordinasi dengan pasukan Perancis dan Inggris.

Perdana Menteri Inggris Theresa May menjelaskan keterlibatan Inggris dalam serangan itu.

"Kami lebih senang dengan jalur alternatif. Namun pada kesempatan ini tak ada sama sekali," katanya.

Tujuan dari kampanye ini adalah untuk mencegah produksi, penyebaran dan penggunaan senjata kimia, demikian katanya.

Terpisah, pihak Pemerintah Suriah dan Rusia menuding kelompok relawan Helem Putih (White Helm) yang merupakan dukungan Amerika Serikat yang berpura-pura menjadi relawan kemanusiaan di Suriah menjadi biang keladi penyerangan senjata kimia itu. 

Menurut Suriah dan Rusia, bahwa pihak AS dan sekutunya sengaja melemparkan isu dan propaganda seolah-olah Pemerintah Suriah didukung Rusia dan Iran yang menggunakan senjata kimia yang menyebabkan sejumlah warga sipil di Douma Suriah tewas. Cara-cara propaganda intelijen seperti ini memang kebiasaan AS dan sekutunya untuk membohongi publik dunia. Seperti juga isu adanya senjata kimia pada Perang Irak dahulu.(*/di)