Panglima TNI: Big Data, Bisa Digunakan untuk Membunuh

Sabtu, 21 April 2018 - 01:19:25 WIB

Senjata hasil pengembangan pencurian big data yang heboh akhir-akhir ini digambarkan semacam senjata yang bisa terbang melayang mencari sasaran dengan tepat dan akurat membunuh.(foto atas ilustrasi). Foto bawah Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto didamp

Pekanbaru, Detak Indonesia--Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto menegaskan ancaman sekarang sudah berubah. Siapa yang menguasai Big Data, maka dia akan menguasai dunia, terutama adalah perekonomian.

Hal ini ditegaskan Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto didampingi Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Pekanbaru Riau saat dilangsungkan acara Soliditas TNI-Polri di Halaman Kantor Gubernur Riau di Jalan Sudirman Pekanbaru, Jumat (20/4/2018)..

Menurut Jenderal Hadi Tjhajanto, sekarang baru era digital. Ancaman sekarang sudah berubah. Dulu ancaman adalah ancaman dari luar dan dari dalam. Operasi militer perang, dan operasi selain perang. Sekarang sudah berubah karena dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ada ancaman atas nama Proxy War, ada ancaman hibrid atau ancaman kontemporer, yang tak bisa diprediksi, mana UMP dan mana UMSP, mana yang aktor state, mana yang aktor non state. Semua sudah berbaur menjadi satu. 

Sehingga ancaman global berubah yang pertama adalah ancaman syber yaitu revolusi industri keempat. Paling tidak saat ini Indonesia disibukkan dengan berita hoax, medianya sosmed. Menggunakan cloud syber. Kedua, ancaman biologi, biotrade. Ketiga adalah ancaman kesenjangan ini adalah quality trade, ancaman biologi.

Ingat, ada satu penyakit namanya diptery tahun 1977, penyakit campak itu juga penyakit lama yang sudah habis. Namun sekarang muncul lagi. Pertanyaannya adalah apakah penyakit itu secara alami atau bydisign. Karena tidak tertutup kemungkinan bahwa dengan teknologi rekayasa genetika bisa juga dibuat agen-agen biologis baru, dibuat penyakit-penyakit baru, dibuat virus-virus baru. Disebarkan tujuannya adalah apakah untuk memberikan penyakit pada satu wilayah tertentu akhirnya terjadilah kejadian luar biasa ataukah melepas agen biologis untuk membunuh hewan-hewan ternak. Atau mungkin juga untuk tujuan gagal panen.

Salah satu contoh adalah saudara tiri dari Presiden Korea Utara bagaimana cara membunuh dengan larutan kimia itu, lewat! Baru-baru ini adalah agen Rusia juga melakukan hal sama dan terjadi protes beberapa negara. Bicara big data saat ini mampu dibuat membunuh umat manusia. Salah satu contoh adalah bagaimana membikin benda kecil dengan cara memasukkan kemampuan  artifisial intelijen, wajah-wajah dari manusia atau personel yang sudah masuk dalam big data dikemas dalam satu sistem dilepas begitu saja dia mampu mencari dan membunuh sasaran sesuai keinginannya.

"Memang sudah ada universitas di Korea Selatan yang diprotes karena membuat alat sekecil itu, tujuannya untuk membunuh manusia dan itu menjadi perhatian. Itu akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam hal ini adalah era digital, mampu untuk mengumpulkan big data yang digunakan untuk kepentingan-kepentingan yang kurang tepat," kata Panglima TNI sambil mempersilakan menonton film yang memeragakan alat canggih yang bisa dilepas tanpa bertabrakan benda itu mencari, memburu dan membunuh sasaran.

Panglima TNI Hadi Tjahjanto mencontohkan Kombes Pol Komaruddin yang sudah masuk dalam big data misalnya, apalagi sejumlah perwira TNI, Polri bermain dengan handphone pintar dan itu masuk dalam big data maka itu akan kena sasaran tembakan teknologi itu. Upload wajah, maka itu datanya sudah terkirim ke provider di sana masuklah dalam big data Kombes Pol Komaruddin senangnya apa. Di era digitalisasi sekarang ini 51 persen penduduk dunia terhubung dengan internet.(azf)