Generasi Muda Harus Memiliki Karakter

Selasa, 01 Mei 2018 - 11:26:19 WIB

Noveliasaputri bersama anak muridnya, SMPN 2 Dayun Siak dan foto bersama rekan grup Tari Tasek Seminai Siak.

Siak Sri Indrapura, Detak Indonesia--Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang setiap tahunnya diperingati pada 2 Mei setiap tahunnya, masyarakat berharap pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Menjelang peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018, sejumlah harapan disampaikan oleh putra-putri Siak, Riau.

Salah satunya, Noveliasaputri, guru kesenian SMPN 2 Dayun ini berharap, generasi muda penerus bangsa memiliki karakter dan budi pekerti yang baik, dan benar-benar ingin memajukan bangsa, bukan malah sebaliknya.

"Saya prihatin dengan pelajar saat ini, banyak tayangan video viral mulai dari anak SD hingga SMA, yang tidak sepantasnya dilakukan oleh mereka," gumam Novel, sapaan akrabnya, Selasa (1/5/2018) pagi.

Toni Kurniawan saat menerima penghargaan dari Radio Green beberapa waktu yang lalu.

Gadis alumnus SMAN 1 Siak ini mengharapkan, pendidikan di Indonesia lebih maju dari sebelumnya, dan pihak-pihak terkait meningkatkan kinerjanya sehingga menjadikan peserta didik mempunyai karakter yang mandiri.

"Pendidikan bukanlah persiapan untuk kehidupan, namun pendidikan adalah kehidupan itu sendiri," kutipan dari John Dewey yang disampaikan Novel.

Harapan serupa juga disampaikan oleh Toni Kurniawan, mahasiswa semester IV, Universitas Islam Sultan Agung Semarang,  harapannya pendidikan di sekolah bisa menerapkan sistem sekolah ramah anak.

Karena, lanjut Toni, sistem sekolah ramah anak adalah salah satu indikator pendukung kabupaten layak anak. Selain itu, profesionalitas guru perlu ditingkatkan agar bisa menghadirkan  sekolah yang ramah anak.

"Sehingga hak pendidikan untuk semua anak bisa mereka peroleh secara baik," ujar Toni, alumnus MAN Siak ini.

Andri Kurniawan, mahasiswa Universitas Islam Sumatera Utara jurusan Teknik Mesin semester VI, asal Kampung Maredan Timur,  Kecamatan Tualang, berharap dunia pendidikan di Kabupaten Siak lebih maju.

"Kepada pemerintah daerah agar memperhatikan masyarakat yang ada di daerah pelosok sehingga anak-anak yang terlantar bisa mendapatkan pendidikan yang layak," harap Andri.

Dilain pihak, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, Lukman, menyebutkan, pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama di Kabupaten Siak, karena mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan sebuah perintah konstitusi yang diatur dalam Undang-Undang Dasar.

Lukman menuturkan, Pemerintah Kabupaten Siak sejak 2014 lalu sudah membuat Peraturan Daerah (Perda) Wajib Belajar 12 Tahun dan sekaligus menggratiskan biaya sekolah. Hal ini tertuang dalam  Peraturan Daerah Nomor 7/2014 tentang Wajib Belajar 12 tahun.

“Biaya pendidikan di Siak gratis dan tidak ada lagi pungutan terhadap anak didik SD maupun SMP di sekolah negeri,” ujarnya.

Begitu pentingnya sektor pendidikan ini, kata Lukman, Kabupaten Siak telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesari 27 persen  dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Selain program wajib belajar 12 tahun, lanjut Lukman, sepanjang 2016 sampai 2018, Pemkab Siak juga sudah membangun Unit Sekolah Baru (USB), untuk SD/MI sebanyak dua unit, dan SMP/MTs satu unit. Sedangkan pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dari tahun 2011-2015 untuk SD sebanyak 97 lokal, SMP 21 lokal.

"Memang menurun dari tahun sebelumnya, karena sejak tahun 2016 daerah mengalami defisit anggaran," ucapnya.

Mantan Kepala BKD itu menambahkan, terkait Perda wajib belajar 12 tahun Kabupaten Siak, perlu ada kajian kembali karena menyangkut kewenangan pengelolaan sesuai UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.  

"Saat ini SMA sederajat tidak lagi menjadi kewenangan kabupaten," jelasnya.(adifa)