Diam-diam, Empat Jenazah Teroris Dijemput Keluarga

Sabtu, 19 Mei 2018 - 11:13:49 WIB

Dua jenazah teroris yang menyerang Mapolda Riau Rabu pagi (16/5/2018) pukul 09.00 WIB ditembakmati Di pinru keluar Mapolda Riau Jalan Gajah Mada Pekanbaru. (Foto Ist)

Pekanbaru, Detak Indonesia--Empat jenazah teroris yang tewas saat penyerangan Mapolda Riau Rabu (16/5/2018) pukul 09.00 WIB yakni Mursalim alias Pak Ngah (48), Suwardi (28), Adi Sufyan (26) dan Daud (45), telah dijemput oleh keluarganya di kamar mayat RS Bhayangkara Polda Riau Jalan Kartini Pekanbaru, Sabtu subuh tadi (19/5/2018).

Sejumlah awak media merasa kecolongan karena penyemputan jenazah empat teroris oleh keluarga teroris ini dilakukan diam-diam pada saat subuh hari dan ini luput dari pantauan wartawan dan masyarakat. 

Jenazah Teroris menggunakan pedang samurai pasca melukai polisi di Mapolda Riau. 

Kabid Humas Polda Riau AKBP Sunarto membenarkan hal ini,  Sabtu (19/5/2018). Hal itu dijelaskannya saat ditanya wartawan apakah sudah dijemput keluarga jenazah empat teroris itu, dijawab singkatnya sudah. 

Media asing Veterans Today menulis, pemimpin ISIS yang menjadi panutan para teroris ternyata agen Mossad Israel.

Sejumlah media asing, di antaranya Veterans Today, mengabarkan pemimpin ISIS Abu Bakar Al - Baghdadi adalah orang Yahudi tulen, yang paling mengejutkan adalah, disebutkan bahwa dia sejatinya adalah agen Mossad (dinas rahasia luar negeri Israel).

Satu jenazah teroris terkapar ditembak polisi di dalam halaman Mapolda Riau pasca serangan

Disebutkan bahwa nama asli Abu Bakar Al - Baghdadi adalah Emir Daash alias Simon Elliot alias Elliot Shimon. Dia lahir dari orang tua Yahudi dan direkrut serta dilatih Mossad untuk membuat kekacauan di kawasan Timur Tengah serta perang sesama masyarakat Arab dan muslim.

Hal ini makin menguatkan bocoran rahasia dari mantan agen NSA (dinas rahasia Amerika Serikat) Edward Snowden, yang menyebut ISIS sebenarnya adalah bentukan dari intelijen Amerika Serikat, Inggris dan Israel. Mereka menciptakan sebuah organisasi militer yang mengklaim kekhalifahan Islam dengan Abu Bakar Al - Baghdadi diusung sebagai khalifah untuk menarik para militan Islam dari seluruh dunia bergabung di dalamnya.

Bukti nyata bahwa ISIS adalah bentukan Israel makin menguat ketika organisasi militer ini justeru menyerang negara-negara Arab yang sedang kacau, di antaranya Irak dan Suriah.

Jenazah pelaku teror di dalam halaman Mapolda Riau diangkut ke mobil pasca serangan

ISIS sebelumnya telah menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak. Di Suriah mereka mendirikan pusat pemerintahan di Raqqa dan berhasil menguasai kota besar Mossul di Irak. Namun ditumpas oleh militer Irak,  Rusia. 

Mengklaim sebagai organisasi militer bernafas Islam, kelompok ini justeru meledakkan makam Nabi Yunus dan mengancam akan meledakkan Ka`bah (Kiblat umat muslim se-dunia). ISIS juga mengancam menghancurkan Pemerintahan Hamas di Gaza Palestina yang saat ini sedang diserang Israel.

Anehnya, kenapa ISIS ini termasuk Jamaah Ansharut Daulah (JAD) tersebut tak pernah membela warga Palestina dan menyerang Israel. Apalagi pada puncak warga Palestina memperingati Hari 'Nagba' 15 Mei 2018 lalu yaitu Hari 'Bencana' peringatan awal pendudukan Israel terhadap tanah Palestina tahun 1948. Justru JAD menyerang dalam negeri Indonesia. 

Parahnya di Indonesia, ISIS justru mendapat simpati dari sejumlah orang yang langsung sukarela mendaftarkan diri sebagai pengikut. Tanpa menyelidiki atau mencari kebenaran informasi tentang ISIS, sedikitnya 56 orang Indonesia sukarela menjadi anggota ISIS.

Adalah fakta bahwa para militan ISIS yang luka dirawat di RS Israel di Dataran Tinggi Golan, perbatasan Suriah. Setelah sehat dikembalikan. Tak satupun peluru ISIS ditembakkan ke wilayah Israel, padahal sebagian wilayah pendudukan mereka berbatasan degan Golan (wilayah Suriah yang dicaplok Israel). 

Pembentukan ISIS adalah strategi "madu", menarik para lebah militan Islam yang secara polos terpesona untuk hijrah ke negara "Khalifah". Setelah terkumpul dan terpisah dengan yang moderat, setelah dimanfaatkan, langkah Israel dan Barat adalah membasmi habis para militan tersebut, dengan pemboman cara genoside. Itu metode seperti memisahkan serigala dari domba. 

ISIS juga bertujuan menghancurkan kestabilan negara yang berbatasan dengan Israel : Suriah, Yordan, Lebanon Selatan, Mesir Sinai. Agar negara Zionis aman. Dengan taktik adu domba, perang saudara, issu Sunni versus Syiah, moderat versus  fundamentalis, Islam versus Krisren, Kurdi versus Arab. Banyak muslim termakan issu tersebut, termasuk di Indonesia. Sekali lagi, ini adalah grand design Zionis Yahudi.(*/di)