Tim Basarnas Melihat Ada Jenazah dan Motor di Dasar Danau Toba

Jumat, 29 Juni 2018 - 20:16:58 WIB

Kepala Badan SAR Nasional M Syaugi. (Aznil Fajri/Detak Indonesia.co.id)

Jakarta, Detak Indonesia--Kepala Basarnas Muhammad Syaugi menegaskan Tim Basarnas yang diturunkan pada Kamis pagi (28/6/2018) ke lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba sekitar pukul 13.00 hingga pukul 13.30 WIB melihat ada jenazah, ada motor, ada kursi-kursi, ada tali-tali di dasar Danau Toba. Namun belum melihat tulisan KM Sinar Bangun. 

Hal ini disampaikan Kepala Basarnas Muhammad Syaugi kepada wartawan dalam jumpa pers di Kantor Basarnas Jalan Angkasa Kemayoran, Jumat petang (29/6/2018).

Kepala Basarnas M Syaugi di Kantor Basarnas Jakarta Jalan Angkasa, Kemayoran Jumat petang (29/6/2018).

Menurutnya, kesulitannya cukup tinggi, Basarnas belum bisa melihat kapalnya. Tapi punya keyakinan koordinat lokasi tenggelamnya di situ. Tidak lebih radiusnya 50 meter di situ. 

Hal ini kata M Syaugi didalami terus oleh Basarnas. Ditanya rencana bagaimana mengangkat bangkai KM Sinar Bangun dari dalam dasar Danau Toba itu, menurut Kepala Basarnas M Syaugi sejauh ini Indonesia belum punya teknologi dan alat untuk mengangkat dari kedalaman 450 meter, yang ada hanya 45 meter sampai 50 meter saja. Lalu manusia menyelam dikasih balon ditiup sehingga balon itu mengangkat barang yang berat ke atas permukaan air.

Kapal Motor Sinar Bangun

"Kedalaman 450 meter kita belum bisa, manusiapun masuk belum bisa. Saya berharap kita banyak punya mahasiswa yang pintar, siswa SMA yang pintar banyak menang Olympiade fisika itu. Siapa tahu dia punya robot-robot bisa untuk masuk kedalaman 450 meter itu menjepitkan mengikat selanjutnya mengangkatnya. Kita sudah sampaikan ke media beberapa waktu lalu, BPPT membantu kita untuk kedalaman 2.000 meter," kata Kepala Basarnas M Syaugi.

Ditambahkan M Syaugi barusan saja dia ditelepon oleh pengusaha sebuah perusahaan dalam negeri yang menyampaikan perusahaan itu punya kemampuan untuk mengangkat dari kedalaman lebih 450 meter. 

"Bagus juga ini, selanjutnya hal ini ditunggu. Tim masih berdiskusi tiga hari ke depan langkah apa yang akan diambil. Sampai sekarang kapal itu, korban masih disitu tidak kemana-mana. Singapura dan Jepang saja sampai sekarang hanya mampu mengangkat dari kedalaman 100 meter. Itupun dengan hitech, high-cost kapal harus dibelah-belah baru diangkat ke atas. Kita punya keinginan dan keyakinan ini bisa diselesaikan. Masyarakat setempat sangat memahami, masyarakat ikut membantu juga di lokasi," tutup Kepala Basarnas M Syaugi.(azf)