Tradisi Tari Gendong Suku Asli Bengkalis

Ahad, 29 Juli 2018 - 09:12:14 WIB

Hendi Cong Meng (Tokoh Adat) / Foto : Devon

BENGKALIS, DetakIndonesia.co.id -- Minggu (29/7/2018) Suku Akit merupakan salah satu Suku Asli yang mendiami wilayah Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Bengkalis. Mata pencaharian Suku Akit kesehariannya adalah ada yang berburu, meramu dan mencari ikan (nelayan). Untuk mempererat solidaritas dalam Suku Akit tersebut maka sejak tahun 2000 lalu telah terbentuk Lembaga Adat Suku Asli Akit (LASA) di tingkat Kabupaten, tingkat Kecamatan dan tingkat Desa/Pedusunan. Saat ini Suku Akit telah banyak berbaur dengan masyarakat lainnya.

Tari Gendong adalah salah satu prosesi upacara adat istiadat budaya di dalam Suku Akit (Suku Asli) yang ada di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, dalam melakukan suatu perayaan tertentu. Misalkan di acara pernikahan, sunatan, hari jadi Kabupaten Bengkalis dan lain sebagainya. Tarian Gendong (Tari Gendong) ini merupakan adat istiadat budaya Suku Akit yang sudah mengakar dari masa leluhur nenek moyang mereka, dan hingga sekarang ini masih dilakukan oleh generasi penerus mereka yang berada di Desa Kembung Baru (Kembung Luar) yang berada di Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Hendi Cong Meng, selain tokoh adat setempat, beliau adalah Kepala Desa Kembung Baru, Kecamatan Bantan, Kabupten Bengkalis, Provinsi Riau. Pada hari Senin malam (22/7/2018), saat usainya melakukan prosesi upacara adat istiadat budaya, Hendi Cong Meng menjelaskan, "Nilai budaya adat istiadat Tari Gendong ini kami pergunakan di setiap ada keramaian. Seperti ulang tahun Bengkalis (Hari Jadi Bengkalis), kami akan berbuat sampai mulai adat nikah, sunatan, maka kami akan berbuat sesuai dengan kemampuan adat istiadat suku asli yang berada di Desa Kembung Baru, Kecamatan Bantan. Kenapa kami sebut itu suku, karena semua punya suku, mohon maaf kami sendiri sebenarnya juga banyak juga masih banyak kekurangannya, mulau dari istilah pakaian-pakaian, tetapi kami tetap melayani warga setempat, karena adat istiadat ini tidak kami beli, ini merupakan punya keturunan nenek moyang kami, dari satu sampai dua sampai saya menjadi Batinnya yang sudah keenam.

Jadi ada beberapa lagi Batin yang telah banyak juga memberikan sejarah, karena kami ini masih juga termasuk Batin yang muda. Mulai adat sunat kami pakai gendong, nikah kami pakai gendong, lain daripada itu ada hari besar kami pakai gendong dengan diawali tari silat sila sembah. Selain itu kalau kami diundang ke Pekanbaru juga kami pakai gendong, ada beberapa tahun kemarin saya juga diundang (dipanggil) ke Pekanbaru membawa juga Tarian Gendong tersebut", ungkapnya. (Dev).