Masyarakat agar Waspada Ancaman Global terhadap NKRI

Rabu, 05 April 2017 - 07:24:25 WIB

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo

Pekanbaru, Detak Indonesia--Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam kuliah umumnya di depan ribuan mahasiswa di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim di Panam Pekanbaru, Rabu (5/4/2017) meminta mahasiswa agar memahami ancaman global yang membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Dalam kuliah umum ini hadir juga Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen Cucu Soemantri, Gubernur Riau Ir H Arsyadjuliandi Rachman MBA, Rektor UIN Suska Pekanbaru Prof Munzir Hitami, Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Abdul Karim, dan lain-lain.

Kuliah umum ini judulnya, "Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri sebagai Modal untuk Mewujudkan Indonesia sebagai Bangsa Pemenang".

"Kenapa Indonesia harus jadi bngsa pemenang? Karena di dunia ini sekarang terjadi kompetisi global. Kalau dilihat presiden, para kepala negara bergabung berfoto bersama-sama, dalam hati mereka, kamu adalah saingan saya. Karena kalau saya tak bersaing kalau saya kalah maka rakyat saya jadi korban," kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Menurut Panglima TNI ada konflik di dunia seperti Irak, Mesir, Libya, Kuwait, Yaman, Kongo, Nigeria, Sudan, Suriah, di Arab Sprigs semua yang konflik ini berlatar belakang energi dan negara penghasil minyak. Paling terakhir adalah Ukraina. Bahkan Presiden AS Barrack Obama pada 28 Agustus 2014 dalam forum resmi menyatakan apabila Rusia menyerang Ukraina maka NATO akan berperang dengan Rusia. Ternyata, mengapa demikian? Di samping kota pelabuhan, Ukraina penghasil minyak 10 juta barrel per hari. Luar biasa.

Konflik di dunia yang tadinya berlatar belakang ideologi, agama, bahkan bahasa sekarang 70 persen berlatar belakang energi. Bahkan para guru besar bilang kepada Panglima TNI bahwa itu bukan 70 persen, tapi itu 80 persen, 85 persen bahkan sampai 90 persen. Menurut Panglima TNI, minimal 70 persen. Permasalahannya sekarang energi sudah mau habis.

Menurut Gatot Nurmantyo, yang tadinya konflik berlatar belakang ideologi, bahasa kemudian berubah berlatar belakang energi, nantinya akan berubah menjadi latar belakang pangan, energi, dan air yang tadinya berada di Arab sprigs akan bergeser ke equator itulah terjadi kompetisi global.

Yang tadinya konflik di Jazirah Arab, berlatar belakang energi akan bergeser ke equator. Di equator ada tiga kelompok negara saru negara ASEAN yang paling besar Indonesia, Afrika Tengah, dan Amerika Latin.

"Inilah yang namanya kompetisi global yang harus kita sama-sama waspadai sebagai anak bangsa ke depan," kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Maka kita lihat, kata Panglima TNI, pada 2043 saat energi dunia habis, jumlah penduduk dunia 12,3 miliar. Dan yang tinggal di luar equator yang akan krisis pangan, energi, air 9,8 miliar orang. Dan yang tinggal di equator ada tiga bagian negara yakni ASEAN, Afrika Tengah, dan Amerika Latin jumlah manusianya hanya 2,5 miliar orang.

Dan sudah dipastikan yang 9,8 milar yang krisis pangan, energi, dan air itu akan mencari makan ke negara 2,5 miliar itu antara lain juga ke Indonesia. "Inilah yang sama-sama harus kita waspadai. Ini yang harus sama-sama kita waspadai," kata panglima berulang-ulang menandakan pentingnya masalah ini.

Semua akan mencari pangan, energi dan air di equtor. Kalau kita tidak waspada kita bisa diusir dari negeri ini. Kenapa demikian, pernah terjadi saat Columbus menemukan Benua Amerika, maka Benua Amerika dijadikan tempat penjahat-penjahat Inggris 200 tahun lebih di tarok ke Benua Amerika. Ujung-ujungnya Suku Indian sekarang di Amerika hampir punah.

Demikian juga Australia sama. Tarok penjahat-penjahat dari Inggris dan Suku Aborigin pun hampir punah. Jika kita tidak hati-hati, kita jadi tempat singgahnya imigran, kitapun akan terusir. Lumayan kalau terusir, gimana kalau punah.

Ingat, apa kata Presiden Donald Trumph di Markas CIA, seandainya kita kuasai minyak Irak mungkin kita tidak menghadipi ISIS. Karena ISIS uangnya dari minyak yang diperebutkan itu. Tapi kita masih punya kesempatan lain. Tapi kita masih punya kesempatan lain. Berarti itu yang diincar, energi.

Dan benar, begitu jadi Presiden, bos Exxon Mobil dijadikan Menteri Luar Negeri. Berarti fokus diplomasi luar negerinya adalah oil atau energi. Ini harus diwaspadai sama-sama.

Karena peperangan saja orang banyak mengungsi. Tahun 1980 ada 103 juta, 2010 naik 220 juta, 2013 naik 232 juta, dan 2050 saat energi habis diperkirakan 400 juta akan berimigrasi.

Hanya karena peperangan saja 4 juta orang mengungsi dari Suriah, karena gurun di Afrika kering tak ada air tahun 2020 sekitar 60 juta orang Afrika akan mengungsi dari Sub Gurun Sahara Afrika.

Dari uraian semua tadi, apa ancaman terhadap Bangsa Indonesia? Indonesia ada tiga pulau di Timor Selatan. Di selatan Masela itu ada blok minyak yang cukup besar namanya blok Masela tempat minyak dan gas. Kita pernah mengalami pahit lepasnya provinsi termuda Timor Timur.

Sebenarnya yang diperebutkan Australia bukan apa-apa, tapi adalah Celah Timor yang Indonesia dan Australia buat perjanjian dulunya untuk pengelolaan dan penghasilan yang sama-sama menguntungkan. Tapi jika Timor-Timor lepas jadi negara maka Australia ambil keuntungan. dan ternyata benar, begitu Timor Leste merdeka perjanjian luar negeri antara Timor Leste dengan Australia pertama adalah pengelolaan Celah Timur yang banyak mengandung minyak dan gas itu. Timor Leste tidak mendapat keuntungan yang baik. Tahun 2016 lalu mahasiswanya demo minta regulasi ulang.

Jika Indonesia tidak hati-hati, akan jadi sama karena di selatan Masela ada Darwin Australia dan di situ sudah ada 2.000 tentara marinir Amerika disitu.

"Saya sebagai Panglima TNI wajar menyampaikan ini untuk kita waspada," tegas Gatot.

Lalu kita bergerak ke Laut China Selatan. Ada zona ekonomi ekslusif Indonesia dan landasan tradisional yang dimiliki Tiongkok. Angkatan Laut RI menangkap 3 kapal nelayan Tiongkok di Natuna, semuanya dikawal oleh kapal pengawal Tiongkok.

Ini menandakan Tiongkok benar-benar serius, bahwa itu adalah laut teritorial mereka. Saat Filipina mengajukan pengadilan internasional Arbitrase dan dimenangkan Filipina, namun presiden Tiongkok menyatakan keputuan itu tidak bisa mempengaruhinya dan itu adalah hak maritim Tiongkok. Dan pengadilan menolak klaim Tiongkok di Laut China Selatan.

Tiongkok sudah membangun karang-karang di sana dijadikan pulau dan sudah jadi sekarang. Karang yang dijadikan pulau diakui tidak sebagai pulau. Jika pulai itu diakui sebagai batas luarnya maka berlakulah zona ekslusif
ke depan maka Natuna bisa kena dan Kalimantan Barat bisa kena. Dan mereka menetapkan zona pertahanan udara siapapun yang lewat harus lapor dan kalau tak lapor akan ditembak.

Ancaman bangsa Indonesia lainnya adalah penjajahan melalui media sosial, yang dijajah tak merasa dijajah. Yang dijajah mau mengeluarkan uang. Buka medsos kan bayar. Anak-anak, pelajar di warnet terkadang bukan kerjakan PR tapi lihat situs porno. Medsos sampai ke rumah tangga. Orangtua tanya anaknya di kamar sedang apa dibilang sedang kerjakan PR. Belum tentu kerjakan PR. Dan menokohkan penjajah sebagai pahlawan.

Ingin bukti? Saat Timor Timor terpisah dari Indonesia masyarakat indonesia tak bersedih, bertepuk tangan. Tokoh-tokohnya jadi pahlawan. Inilah media sosial bisa menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.(azf)


 ","photo":"/images/news/k7l9t/5-panglima-tni-ok.jpg","caption":"Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo