Warga Bersihkan Makam Pendiri Kampung

Kamis, 16 Agustus 2018 - 07:55:58 WIB

Menyambut HUT ke-73 RI warga Desa Pedekik, Kabupaten Bengkalis, Riau melakukan kegiatan gotong-royong bersama-sama untuk membersihkan makam para pendiri Desa Pedekik Minggu (12/8/2018). (Devon/Detak Indonesia.co.id) 

Bengkalis, Detak Indonesia-- Menyambut HUT ke-73 RI warga Desa Pedekik, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau pada Minggu (12/8/2018) melakukan kegiatan gotong-royong bersama-sama untuk membersihkan makam para pendiri Desa Pedekik. 

Dalam kegiatan gotong-royong tersebut semua lapisan masyarakat, baik itu para pemuda, orangtua, anak-anak turut serta melakukan bersih-bersih di area makam tersebut. Lokasi makam yang bersepadan dengan Desa Pangkalan Batang ini berada lebih kurang lima ratus meter masuk ke dalam hutan yang tidak jauh dari pemukiman warga setempat.

Dari sebelas makam para tetua kampung yang berjasa dalam membuka kampung, ada satu makam ulama yaitu makam KH Abdul Rasyid, KH Abdul Rasyid adalah orangtua dari KH Ikhsan yang dikenal masyarakat Bengkalis sebagai ulama yang terlibat dalam peristiwa sejarah 'Perang Sosoh' pada 1949 lalu. 

Gotong-royong membersihkan makam para pendiri Desa Pedekik ini adalah wujud dari kepedulian masyarakat setempat serta menghormati para leluhur mereka. Sebelum melakukan gotong-royong kegiatan tersebut diawali dengan pembacaan doa bersama, kemudian baru dilanjutkan dengan membersihkan area makam tersebut.

Ketua Pemuda Dusun II Desa Pedekik Rahmad Dasuki

Ketua Pemuda Dusun II Desa Pedekik saat ditemui di lokasi, pada Minggu (12/8/2018), menjelaskan, kegiatan gotong-royong ini merupakan agenda tahunan untuk menyambut HUT RI. Yang mana agenda pemuda ini adalah untuk membersihkan asal mula kampung Desa Pedekik, yang mana di sini yang tertinggal lagi hanya adalah makam-makam orangtua  dahulu.

Makam-makam ini adalah makam-makam para pendiri kampung asal mulanya kampung Pedekik, yang mana di lokasi ini adalah makamnya KH Abdul Rasyid warga penduduk yang dahulunya sudah tinggal disini beberapa puluh tahun lalu.

"Ini merupakan agenda yang sudah hampir berlangsung dari tiga tahun terakhir. Harapan kita adalah yang pertama kita tidak ingin dari pemuda ataupun warga disini untuk melupakan bahwasanya disini ada makam-makam orangtua kita dahulu (nenek moyang), dan kami mengharapkan mudah-mudahan pemerintah bisa melihat, bahwasanya disini ada makam-makam yang tertinggal ataupun yang dilupakan untuk dijadikan situs budaya wisata daerah Bengkalis," ungkapnya. (Dev)