Massa dan Aparat Hadang Neno Warisman di Pekanbaru

Sabtu, 25 Agustus 2018 - 18:00:13 WIB

Massa dan aparat menghadang mobil yang ditumpangi artis Neno Warisman di pintu gerbang keluar bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru Sabtu petang (25/8/2018) sehingga menggagu calon penumpang lainnya yang akan berangkat dan datang.(Foto istimew

Pekanbaru, Detak Indonesia--Ratusan massa dan aparat menghadang kedatangan artis Neno Warisman di pintu keluar Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru Sabtu petang (25/8/2018) pukul 16.00 WIB.

Artis Neno Warisman dan rombongan yang baru landing dari pesawatnya di bandara SSK II Pekanbaru dihambat memasuki Kota Pekanbaru untuk menyuarakan #2019 Ganti Presiden di Tugu Juang Jalan Diponegoro yang rencananya akan digelar Minggu (26/8/2018).

Adanya penghadangan ini berbagai komentar baik pro dan kontra mengemuka di beberapa medsos. Kapolda Riau yang baru Brigjen Pol Widodo meminta acara ini dibatalkan karena lebis besar mudaratnya daripada manfaatnya.

Sementara dari kelompok penyelenggara #2019 Ganti Presiden menyatakan akan tetap melaksanakan acara itu karena ini hak demokrasi setiap warga negara menyampaikan pendapatnya di depan umum karena ini dilindungi Undang-Undang.

Aktivis Riau dari GAMARI yang juga anggota Pemuda Pancasila (PP) Riau, Larshen Yunus menyayangkan penghadangan dan pembungkaman demokrasi oleh aparat di Riau.

Artis Neno Warisman tertahan di dalam mobil tak bisa masuk Kota Pekanbaru karena dihadang di pintu keluar bandara SSK II Pekanbaru

"Baru Sehari Menjabat Kapolda Riau, Brigjen Eko Widodo Prihastopo didesak untuk mundur akibat sikap Otoriter membatalkan aksi  #2019GantiPresiden di Kota Pekanbaru," kata Larshen Yunus.

Desakan ini disampaikan langsung Aktivis Riau, Larshen Yunus Jumat (25/08/2018). Pria yang merupakan salah seorang kader Pemuda Pancasila itu sangat menyesalkan sikap dari seorang pemimpin, seperti Kapolda Riau.

"Brigjen Eko itu baru sehari menjabat Kapolda Riau, namun pernyataannya sudah sangat kontroversial. Seharusnya kehadiran beliau menyejukkan suasana, bukan justru sewenang-wenang membatalkan Aksi #2019GantiPresiden tersebut,” kesal Larshen Yunus.

Yunus, sapaan akrab dari Ketua Presidium Pusat Gamari itu juga mengharapkan, supaya bapak Kapolri segera menarik kembali jabatan Brigjen Eko.

“Belum apa-apa sudah buat gaduh !, beliau itu baru sehari menjabat Kapolda Riau, tapi kok sudah begini sih. Jujur saja, kami Masyarakat Riau sangat alergi dengan Pemimpin yang Otoriter seperti ini,” tegas Yunus.

Aparat menghadang dan menutup pintu keluar bandaraa SSK II Pekanbaru saat kedatangan artis Neno Warisman ke Pekanbaru

Ditemui pada saat menggelar Diskusi Akhir Minggu sekaligus Kopi Darat bersama elemen Aktivis Riau, Yunus katakan, bahwa pihaknya sangat-sangat menyesalkan isi dari kata sambutan Brigjen Eko, pada saat acara pisah sambut di Aula Mako Brimob Riau, Kamis kemarin (24/08/2018).

“Seharusnya beliau itu tidak sembrono dalam mengeluarkan kata-kata. Beliau itu adalah seorang Perwira Tinggi Polri, Jenderal bintang satu yang sebentar lagi akan jadi Bintang dua, tapi kok malah senorak ini gayanya,” kesal Yunus, seraya menunjukkan Ikhwal dari Pelaksanaan Aksi #2019GantiPresiden.

Perlu diketahui kata Yunus, bahwa Aksi #2019GantiPresiden kembali akan dilaksanakan Minggu  (26/8/2018), bertempat di Pusat Jalan Diponegoro Pekanbaru atau tepat di Tugu Perjuangan, depan Kediaman Gubernur Riau.

Aksi #2019GantiPresiden sejatinya adalah kegiatan Konstitusional, yang berasal dari aspirasi berbagai elemen masyarakat. Kegiatan serupa juga sebelumnya telah dilakukan diberbagai daerah se-Indonesia, baik itu yang menggunakan izin keramaian maupun tanpa izin sekalipun.

Aksi ini murni atas dasar inisiatif masyarakat Provinsi Riau, khusus yang berada di Kota Pekanbaru. Tentunya aksi seperti ini sudah dilindungi oleh Undang-Undang, karena memang Aksi seperti ini semestinya tanpa menggunakan izin tertulis juga bisa dilakukan, karena memang hanya sebatas penyampaian aspirasi Damai saja, mengenai Nasib Kepemimpinan Nasional di Republik ini.

Sejumlah aparat menghadang mobil yang ditumpangi artis Neno Warisman di pintu gerbang keluar bandara SSK II Pekanbaru

“Ini sudahlah ada surat permohonan izin, ternyata justru muncul pihak yang mempolitisirnya. Ingat ! Kalau memang ada pihak yang bilang Makar, darimana alasannya ? toh ditahun 2019 Masyarakat Indonesia juga akan melangsungkan Pemilihan Umum,” ungkap Yunus.

Sambungnya lagi, bahwa Yunus selaku Kader Pemuda Pancasila juga tidak ambil pusing dengan sikap dari salah satu oknum Partai NasDem yang mau nyaleg di tingkat DPR-RI maupun dari salah satu kader Koti MPW PP Riau, karena Organisasi ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Demokrasi. 

“Justru yang sangat saya sesalkan, akibat dari Sikap Otoriter Kapolda Riau yang baru ini, Aksi Akbar tersebut terpaksa ditunda. Padahal jauh-jauh hari sepengetahuan saya pihak Panitia telah melayangkan surat izin keramaian kepada Sat Intelkam Polresta Pekanbaru serta Info terbaru juga menyebutkan, bahwa pihak LAM Riau maupun tanggapan dari Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Riau tidak melarang Pelaksanaan Aksi tersebut,”  imbuhnya.

Melalui pernyataan persnya, Yunus dkk sangat mengharapkan, agar Petinggi Mabes Polri, dalam hal ini Irwasum, Bidang Propam atau bahkan langsung kepada bapak Kapolri, untuk segera Menarik kembali Jabatan Brigjen Eko selaku Kapolda Riau yang baru seumur jagung.

“Kami minta dan juga kembali mendesak, agar bapak Kapolri yang terhormat, segera meng-evaluasi Jabatan Brigjen Eko. Belum apa-apa saja sudah buat gaduh. Baru sehari jadi Kapolda Riau, sudah berani mengeluarkan pernyataan yang sarat akan kegaduhan. Kami tegaskan sekali lagi, bahwa Aksi tersebut tetap akan dilaksanakan. InshaAllah !” akhir Yunus, seraya menutup pernyataan persnya.  (*/di)