Kenduri Kenegaraan Mengenang Peristiwa Perang Sosoh di Bengkalis

Selasa, 28 Agustus 2018 - 16:27:52 WIB

Syamsuar, Gubernur Riau terpilih, turut menghadiri Malam Kenduri Kenegaraan di Desa Pedekik, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. (Devon/Detak Indonesia.co.id)

Bengkalis, Detak Indonesia-- Merayakan Kemerdekaan RI yang ke 73 tahun, pada hari minggu malam (26/8/2018),  masyarakat beserta para pemuda Desa Pedekik, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Penyelenggaraan 'Malam Kenduri Kenegaraan' yang bertemakan "Setapak Berpantang Mundur Walau Mayat Terbujur" ini,   berlangsung dihalaman depan MTS Nurul Jadid, Desa Pedekik, Kecamatan Bengkalis. Untuk mengenang jasa para pejuang peristiwa sejarah 'Perang Sosoh' yang terjadi pada Agresi II Belanda Tahun 1949 di Desa Pedekik tersebut.

Dimana pada saat itu Belanda ingin menguasai wilayah Kabupaten Bengkalis, para pejuang yang terdiri dari Masyarakat, Khalifah beserta TNI turut bahu membahu untuk mempertahankan wilayah Desa Pedekik yang akan direbut oleh belanda, dengan cara melakukan perang sosoh (perang berhadapan secara langsung dengan pihak belanda).

Ribuan warga setempat atau masyarakat Kabupaten Bengkalis pada umumnya, sangat antusias menyambut 'Malam Kenduri Kenegaraan'  pada minggu malam (26/8/2018) tersebut. Selain dihadiri oleh instansi pemerintah setempat, Gubernur Riau terpilih Syamsuar juga turut hadir dilokasi. Malam Kenduri Kenegaraan tersebut diisi dengan beranekaragam kegiatan, seperti berdoa bersama untuk para pejuang, pemutaran film pendek Perang Sosoh, menampilkan peninggalan benda-benda bersejarah dan lain sebagainya.

Gubernur Riau terpilih, Syamsuar menjelaskan, "Diharapkan kepada masyarakat untuk mengumpulkan bukti-bukti serta dokumen-dokumen sejarah, yang nantinya bisa kita perjuangkan di tingkat pusat. Karena bagaimana pun tadi, saya sudah memberikan contoh bagaimana seorang Pahlawan Nasional Sultan Syarif Kasim begitu susahnya dulu mendapat gelar Pahlawan Nasional. Saya rasa masih banyak orang tetua kita disini yang mungkin tahu bukti-bukti sejarah, tolong dihimpun bukti-bukti itu, termasuk disini dari pakar-pakar sejarah yang ada di Provinsi Riau. Mungkin ada dokumen-dokumen yang masih tersimpan, mari kita kumpulkan dari sekarang, dari pemudanya harapan saya bisa mengumpulkan itu, sehingga dari situlah nanti diusulkan kepada kami melalui Bapak Bupati, semoga kita harapkan nanti bisa diperjuangkan".

Wakil Bupati Kabupaten Bengkalis, Muhammad menambahkan, " Seperti kita lihat disini, masih ada bukti peninggalan benda-benda sejarah, seperti pedang, ada tombak kemudian helm. Perlunya dibuatkan museum kecil supaya tidak hilang, kemudian kalau sekarang ini masih dipegang oleh keluarganya masing-masing, kalau nanti keluarga menyerahkan ke museum kecil, untuk mengenang peristiwa sejarah dari perjuangan Perang Sosoh itu sendiri, supaya bernilai sejarah lebih tinggi. Ini sebagai pesan-pesan kepada anak cucu, tepatnya bahwa di Desa Pedekik pernah terjadi perang besar yaitu Perang Sosoh",  ungkapnya.

Farhan salah seorang pemuda Desa Pedekik selaku panitia Malam Kenduri Kenegaraan ini menerangkan, "Diawali dengan niat, hari ini minggu malam (26/8/2018) kita ingin membangkitkan batang terendam, dimana cerita sejarag Perang Sosoh ini sudah lama diketahui oleh warg, tapi hari ini kita angkat melalui film pendek. Hari ini kita mencoba ingin menanamkan rasa nasionalisme, rasa kecintaan kita terhadap tanah air, kemudian yang paling penting ialah dengan film pendek ini kita maunya menginggatkan kepada generasi muda, bahwa tidak mudah menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dulu para pejuang telah mempertaruhkan nyawa, kita yang hari ini hanya menikmati kemerdekaan itu dengan bentuk apa?  Atau dengan cara apa? Kita berterima kasih kepada para pejuang. 

Dari film inilah kita coba angkat bagaimana film ini menginggatkan kita kembali, bahwa pentingnya menginggat sejarah, kemudian pentingnya mendoakan para pejuang. Karena dari situlah keberkahan akan datang, kemudian rasa nasionalisme akan timbul dan rasa kecintaan terhadap tanah air itu akan muncul", ungkapnya. (dev).