10 Tahun Irwan Menghadapi Kelainan Jantung

Selasa, 11 September 2018 - 16:14:52 WIB

Sumiah (43), sedang menemani Irwan anaknya yang sedang menjalani perawatan medis di RSUD Bengkalis, Provinsi Riau. (Devon/ Detak Indonesia.co.id)

Bengkalis, Detak Indonesia-- Senin (10/9/2018) Sumiah (43) seorang ibu yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga dan Miskam (50) seorang bapak yang bekerja sebagai buruh di bedeng arang tempurung, tak kuasa menahan sedih saat melihat kondisi anaknya yang nomor tiga dari empat bersaudara ini terbaring di RSUD Bengkalis.

Irwan anak berusia 10 tahun, kelahiran 1 Januari 2009. Merupakan anak yang hidup dari keluarga sederhana,  bertempat tinggal di Desa Bantan Timur, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. 

Irwan mengalami kelainan jantung (gagal jantung) dirawat di Ruang 307 Kelas II RSUD Bengkalis. Perawatan sudah dilakukan secara intensif oleh pihak RSUD Bengkalis, dari 12 hari yang lalu terhadap Irwan anak yang berusia 10 tahun ini.

Menurut pengakuan dari Sumiah orang tua (ibu) Irwan menjelaskan, anaknya ini sudah mengalami penyakit kelainan jantung sejak masih di dalam kandungan (bawaan dari lahir). Sumiah mengetahui kondisi sakitnya Irwan dari dokter di Puskesmas Selat Panjang, tempat tinggalnya dulu. 

Supardi, Kepala Dinas Kesehatan Bengkalis, saat usai mengunjungi Irwan di RSUD Bengkalis. (Devon/ Derak Indonesia.co.id)

"Setelah Irwan berusia tiga tahun, saya dan keluarga pindah ke Bengkalis, di Desa Bantan Timur, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis," ungkapnya dengan wajah penuh dengan kesedihan.

Kepala Dinas Kesehatan Bengkalis, Supardi usai mengunjungi Irwan di ruang perawatan medis, menjelaskan, dirinya menyarankan kepada orang tua Irwan dan juga keluarganya untuk bersabar, kemudian berusaha jangan sampai yang bersangkutan ini minta pulang seperti kemarin.

"Kita akan memantau terus perkembangan anak tersebut, semoga setelah dirawat di rumah sakit ini kondisi anak itu semakin membaik," ungkapnya.

Dokter poli anak RSUD Bengkalis, dr Madya Ulfah Danial SpA MKes, menjelaskan, awalnya dia datang ke dirinya dengan keluhan sesak nafas, sesak nafasnya sudah lama dialaminya. Terus kemudian ketika saat dia masuk diperiksa, dan dilihat anak ini sudah lemah dengan gizi buruk. Dimana umurnya 10  tahun dan berat badannya 10 kilogram.

"Sudah saya masukkan kedalam grafik, memang jauh di bawah batas gizi normal. Terus kemudian setelah saya periksa ternyata anak tersebut memiliki kelainan jantung, jadi yang mendasarnya terjadinya gizi buruk pada anak ini diawali dengan penyakit jantungnya. Terus ditambah dengan makanannya, inti makannya yang tidak baik, dimana adanya kelainan jantung yang saya curiga itu adalah PDA dengan gagal jantung," jelasnya. 

Dari hasil rontgennya juga,  jantungnya membesar serta dari pemeriksaan fisiknya juga ada tanda-tanda pembesaran jantung dan gagal jantung. Itu yang merupakan penyebab utama gangguan gizinya.

Di samping asupan makanannya, setiap hari kalau menurut cerita ibunya, dia hanya makan nasi putih biasa, kalau ada lauk pakai lauk, kalau nggak ya pakai garam. Cara menangani dari penyakit jantung ini, ya jantungnya yang harus diatasi. Jika ini PDA seharusnya dia harus periksa kembali ke dokter ahli, kapan anak tersebut harus di operasinya.

Wadir Pelayanan RSUD Bengkalis, Rita menambahkan, makanya pihaknya tetap merawat anak ini, sampai bisa dilakukan rujukan ke rumah sakit yang lebih bagus. Karena berdasarkan informasi dari dokter spesialis, satu-satunya rumah sakit provinsi yang punya dokter konsultan jantung anak hanya ada di rumah sakit Eka Hospital. 

"Tetapi kalau kita merujuk, kita harus perbaiki dulu keadaan umumnya. Kemarin kita sudah berhasil menaikkan berat badannya satu kilogram, tetapi karena pasien menderita diare, kemudian badannya turun lagi. Kita tetap mengupayakan agar berat badannya secara bertahap naik," ungkapnya. (dev)

 

Supardi, Kepala Dinas Kesehatan Bengkalis, saat usai mengunjungi Irwan di RSUD Bengkalis. (Devon/ Derak Indonesia.co.id)