43 Tewas, 584 Luka-luka dan Dua Orang Hilang

Ahad, 23 Desember 2018 - 15:58:22 WIB

Pentas hiburan di Selat Sunda saat detik-detik dihantam Tsunami Sabtu malam (22/12/2018) pukul 21.27 WIB foto atas saat pentas musik berjalan normal, dan foto bawah saat mendadak tenggelam dipukul ombah tsunami. (Foto Ist)

Selat Sunda, Detak Indonesia--Dampak tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda, khususya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang terus bertambah. Hingga Minggu pagi (23/12/2018) pukul 07.00 WIB, data sementara jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda tercatat 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan dua orang hilang. Kerugian fisik meliputi 430 unit rumah rusak berat, sembilan hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak.

Bangunan dan mobil di pinggir pantai Selat Sunda porakporanda dihantam tsunami Sabtu malam (22/12/2018) pukul 21.27 WIB

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, jumlah pengungsi masih dalam pendataan. Pandeglang adalah daerah yang paling parah terdampak tsunami.

Di Kabupaten Pandeglang tercatat 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat. Daerah yang terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang Pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita. Saat kejadian banyak wisatawan berkunjung di pantai sepanjang Pandeglang.

Di Lampung Selatan, tujuh orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Sedangkan di Serang tercatat tiga orang meninggal dunia, empat orang luka-luka dan dua orang hilang.

"Pendataan masih dilakukan. Kemungkinan data korban dan kerusakan akan bertambah," jelas Sutopo.

Penanganan darurat terus dilalukan. Status tanggap darurat dan struktur organisasi tanggap darurat, pendirian posko, dapur umum dan lainnya masih disiapkan. Alat berat juga dikerahkan untuk membantu evakuasi dan perbaikan darurat.

"Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai saat ini. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami dan kemungkinan susulannya," tutup Sutopo.(*/di/jui)