23 Korban Longsor Berhasil Dievakuasi di Bolaang Mongondow

Kamis, 28 Februari 2019 - 08:07:51 WIB

Sebanyak 23 penambang emas yang tertimbun longsor di Desa Bakan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara, berhasil dievakuasi Tim.SAR gabungan Rabu (27/2/2019). (Foto Humas BNPB)

Bolaang Mongondow, Detak Indonesia--Upaya evakuasi korban penambang emas terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan di areal penambangan rakyat di Desa Bakan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara. Longsor terjadi saat sekitar kurang lebih 60 orang menambang pada Selasa (26/2/2019) pukul 21.10 WITA.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, pada saat puluhan orang sedang menambang emas di lokasi tersebut tiba-tiba  tiang dan papan penyangga lubang galian patah akibat kondisi tanah yang labil serta banyaknya lubang galian tambang sehingga longsor dan menimbun penambang. 

Hingga Rabu (27/2/2019) pukul 18.00 WITA, sebanyak 23 orang korban berhasil dievakuasi dimana 4 orang meninggal dunia dan 19 orang selamat dalam kondisi luka ringan dan luka berat. Diperkirakan sekitar 37 orang masih tertimbun longsor. 

Evakuasi dilakukan tim SAR gabungan dari BPBD Bolaang Mongondow, TNI, Polri, Basarnas, SKPD terkait, relawan dan masyarakat. Pencarian dilakukan secara manual karena kondisi medan berada pads lereng dengan kemiringan cukup curam.

Bupati Bolaang Mongondow bersama Sekretaris Daerah dan Kapolres telah meninjau lokasi kejadian pada Rabu siang.

Untuk personel Tim SAR gabungan hari yang sebelumnya berjumlah 20 orang. Hari ini mendapat tenaga tambahan dari Polres Kotamobagu dan Kompi Brimob Inuai Bolang Mongondow sebanyak 60 personel. Petugas SAR masih akan berdatangan untuk membantu evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah kantong mayat.

"Untuk info lanjut silakan hubungi:
1) Kasi. Tanggap Darurat BPBD Kab. Bolaang Mongondow: Abdul Muin 082293876996.
2) Sekretaris BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow: Toni 085397064003," jelas Sutopo mengakhiri.(*/di/rls/jui)