Koperasi Karyawan PTPN V Riau 'Megap-megap'

Selasa, 09 Juli 2019 - 18:06:16 WIB

Kantor Koperasi Karyawan Nusa Lima PTPN V Sei Pagar Riau (foto atas) dan kebun plasma petani sawit PTPN V Sei Pagar Kampar Riau ditanam model Underplanting atau bibit sawit muda ditanam di sela tanaman sawit tua yang menyalahi petunjuk teknis (juknis) Dir

(Bagian 2)

Sei Pagar, Detak Indonesia--Perjalanan Koperasi Karyawan Nusa Lima milik karyawan PTPN V Kebun dan PKS Sei Pagar Kampar Riau tiga tahun terakhir yakni 2017, 2018, dan 2019 ibarat ikan hidup yang tak mendapatkan air yang cukup.Kondisinya kini antara hidup dan mati alias 'megap-megap'.

"Tiga tahun terakhir yakni 2017, 2018, dan 2019 tak pernah lagi dilaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Pelaksanaan RAT terakhir tahun 2016 lalu saja," kata anggota Kopkar Nusa Lima PTPN V Riau yang minta untuk tidak ditulis namanya.

Anggota Kopkar yang juga karyawan PTPN V Sei Pagar, Kampar, Riau juga menyampaikan kondisi prihatin Kopkar Nusa Lima. Ada dikutip sumbangan wajib Rp10.000 per karyawan per bulan. Tapi tak semua anggota koperasi mendapat perlakuan yang sama oleh Ketua Kopkar Nusa Lima PTPN V Sei Pagar Kampar Riau, Naibaho.

Kebun inti PTPN V Sei Pagar Kampar Riau yang ditanam baik sesuai juknis Dirjenbun RI tanaman tua sudah ditumbang cincang barulah ditanam bibit muda unggul

Menurut keterangan karyawan yang menjadi anggota Kopkar Nusa Lima PTPN V Riau ini, ada anggota Kopkar yang diprioritaskan dapat meminjam Rp100 juta, tapi adapula yang mengajukan pinjaman justeru ditolak Ketua Kopkar Nusa Lima Naibaho yang sedang sakit di rumahnya di kawasan Marpoyan Pekanbaru. 

Sakitnya Naibaho dibenarkan Sekretaris Kopkar Kamal Nasution saat disambangi wartawan di kantornya di Sei Pagar Kampar Riau baru-baru ini.

Sejumlah karyawan kesejahteraannya mulai senin-kamis alias susah menyusul tak produktif lagi kebun inti 8.000 hektare dan kebun plasma 6.000 hektare. Karyawan takut bicara terbuka kepada wartawan tapi karena sudah lama kenal akhirnya 'curhat' terbuka. Karyawan PTPN V banyak yang susah, sementara petingginya sejahtera.

Kendati kebun inti dan plasma tak produktif lagi dari 19 lokasi kebun sawit PTPN V Riau yang tersebar luas di beberapa kabupaten di Riau, namun pabrik kelapa sawit (PKS) milik BUMN tersebut lancar menerima tandan buah segar (TBS) Sawit dari luar kebunnya. Makanya PKSnya beroperasi rutin tiap hari. Cangkangnyapun dijual, demikian juga tangkos, dan mikonya (minyak kotornya atau limbah) semua bisa jadi uang. Tapi karyawannya tetap susah.

Kebun plasma petani PTPN V Sei Pagar Kampar Riau yang memprihatinkan tak dilakukan replanting tanaman tua, tanaman muda ditanam disisip di antara tanaman tua menyalahi juknis Dirjenbun RI. Tanaman muda tak sempurna kena sinar matahari dan berebut makan dengan tanaman tua tumbuhnya kerdil menyedihkan

Anehnya harga pembelian TBS yang dibeli dari luar kebun selalu saja di bawah harga yang ditetapkan Tim Penetapan Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Provinsi Riau yang diketuai Tim Pelaksana Vera Virgianti SHut MM dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau.

Sebagai contoh harga yang ditetapkan Tim Penetapan Harga Pembelian TBS Riau periode 26 Juni - 2 Juli 2019 kelapa sawit umur 3 tahun harga TBSnya sebesar Rp1.036,47. Kemudian kelapa sawit umur 10 sampai 20 tahun harga TBSnya Rp1.402,30. Tapi harga pembelian TBS di PKS PTPN V Sei Pagar Kampar Riau pada tanggal 29 Juni 2019 paling tinggi adalah Rp1.105 (lihat foto terlampir).

Harga TBS di PKS PTPN V Sei Pagar Kampar Riau tanggal 29 Juni 2019 tak sesuai dengan harga yang ditetapkan Pemerintah harga pembelian TBS sawit petani lebih rendah dan murah

Bukan saja di PKS PTPN V Riau ini saja harga pembelian TBS sawit di bawah harga dan tak dipatuhi oleh pengusaha pemilik PKS. Di kawasan jalan lintas timur Sumatera dari batas Kecamatan Bandar Seikijang sampai Sorek Kabupaten Pelalawan Riau rata-rata harga pembelian TBS sawit di bawah harga yang ditetapkan Pemerintah. Pemilik PKS tak patuh pada harga yang ditetapkan Pemerintah, akhirnya harga pembelian TBS petani juga rendah di bawah standar yang ditetapkan Pamerintah.

Permainan 'sindikat' harga TBS ini lancar-lancar saja di Provinsi Riau. Demikian juga sumber TBS sawitnya walau dari lokasi nonprosedural, tetap saja ada PKS yang menampungnya. Padahal perusahaan kelapa sawit tersebut sudah mengantongi sertifikat kelas dunia seperti ISPO, RSPO, dan lain-lain. Sembarangan menanpung TBS dari lokasi nonprosedural apalagi dari kawasan Taman Nasional Teso Nilo, HPT Batang Lipai Siabu, Suaka Marga Satwa Bukit Rimbang Baling. Tapi karena kelangkaan TBS sekarang, maka PKS dengan mitranya Pemasok Buah (PB) yang memegang Delivery Order (DO) terpaksa menampung TBS dari kawasan yang tak jelas.

Semua aman dan terkendali, tak ada razia apalagi penangkapan truk sawit ilegal karena kata sumber yang mengatur pemasokan TBS ini bahwa masing-masing 'kejipratan' rezeki.

Lihat saja truk-truk yang sarat angkut TBS sawit di jalan lintas timur Pelalawan Riau dari Desa Bukit Kesuma dan Desa Gondai dekat Taman Nasional Teso Nilo Pelalawan Riau dan di jalan lintas selatan Pekanbaru-Lipatkain Kampar kiri Riau. Tiap hari kecuali Minggu nampak berseliweran truk sawit memasok TBS ke sejumlah PKS.

Dalam kelangkaan dan saling rebutan TBS sawit oleh sejumlah PKS, pasar dunia CPO tetap membutuhkan pasokan CPO dari Riau dengan luas kebun kelapa sawitnya sudah mencapai 2 juta hektare, terluas di Indonesia bahkan dunia.

Petani plasma sudah berupaya melakukan rencana peremajaan agar produktivitas tak putus. Namun karena kecewa dengan PTPN V Riau, maka petani plasma PTPN V Riau sebagian tak mau lagi bermitra dengan PTPN V karena tak ada pembinaan dari PTPN V Riau.

Salah satunya KUD Mekar Sejahtera di Desa Sei Pagar Kampar Riau memiliki 134 kapling 18 kelompok tani di Desa Hang Tuah Desa Perhentian Raja Kabupaten Kampar, Riau. Sebagian sudah replanting sawitnya, tapi 80 hektare lagi belum replanting uang dari dana BPDPKS Dirjenbun RI sudah diterima sekitar Rp2 miliar tapi sampai sekarang belum dilakukan replanting, kemana uangnya?

Ketua KUD Mekar Sejahtera Tamar yang ditanya, diam seribu bahasa belum memberi penjelasan kasus mengendapnya uang miliaran rupiah milik BPDPKS ini.

Sementara Manajer Plasma PTPN V Riau Ludi Harahap bangga bahwa petani plasma Desa Makarti Kabupaten Rokan Hulu Riau tetap bermitra dengan PTPN V dalam pelaksanaan replanting kelapa sawit. Namun di lapangan dalam pelaksaan replanting ada beberapa pekerjaan lapangan yang tak sesuai juknis Dirjenbun RI seperti chipping dan luku. Usai batang sawit tua ditumbang dan cincang ada yang dibiarkan dicincang sebagian ditinggal tak dicincang tebal 15 cm.

Sementara PKS PT Sinar Siak Dian Permai (PT SSDP) Wilmar grup di jalan lintas timur Sumatera juga banyak menampung TBS sawit petani dari kawasan Desa Bukit Kesuma dekat Taman Nasional Teso Nilo (TNTN) Kabupaten Pelalawan Riau. Humas PT SSDP Benni Safari yang berkali-kali dikontak untuk dikonfirmasi tak bersedia memberi penjelasan. Menurut keterangan Pemasok Buah (PB) ada sekitar delapan PKS di kawasan jalan lintas timur Km 30 sampai Km 76 Pangkalankerinci Pelalawan Riau bahkan di Desa Segati Pelalawan sejumlah PKS menampung TBS sawit dari sekitar dekat TNTN. Ribuan hektare kawasan TNTN kini sudah ditanami kelapa sawit. (azf)