Pelaku Kekerasan Terhadap Wartawan Terancam Hukuman Berlapis

Kamis, 06 Februari 2020 - 09:27:18 WIB

Bentrokan yang terjadi antara warga Gondai versus petugas saat eksekusi kebun sawit warga Gondai/PT Peputra Supra Jaya, Selasa dan Rabu (4-5/2/2020).(foto istimewa)

Pekanbaru, Detak Indonesia--Sedikitnya 10 orang oknum security perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Nusa Wana Raya ((NWR) Pelalawan Riau yang menghalang-halangi tugas wartawan, merampas peralatan wartawan (kamera), melakukan kekerasan pengeroyokan terhadap wartawan MMCtv Pekanbaru Indra Yoserizal di Desa Gondai Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Riau Rabu (5/2/2020) terancam hukuman berlapis.

Mantan wartawan senior Riau yang juga Wakil Ketua DPRD Kampar Riau Toni Hidayat menegaskan hal itu di Pekanbaru Rabu (5/2/2020).

Menurut Toni Hidayat menghalang-halangi tugas wartawan, merampas peralatan wartawan diancam pidana 2 tahun dan denda Rp500 juta sesuai UU Pokok Pers No.40/1999. Juga pengeroyokan KUHP Pasal 170 dengan ancaman pidana 5 tahun.

"Suatu kekerasan dan perampasan alat peliputan adalah hal yang serius. Dengan tetap menjaga asas praduga tak bersalah, dalam pasal 4 UU pers menjamin kemerdekaan pers. Pers Nasional memiliki hak mencari, memperoleh dan menyebarluaskan gagasan atau informasi," kata Toni Hidayat yang juga mantan wartawan MetroTv ini.

Demikian juga ditegaskan Ketua Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Riau, Rinal Sagita Rabu (5/2/2020) mencurigai kenapa Indra saja yang dipukuli padahal banyak wartawan lain juga meliput aksi bentrok warga Gondai versus security NWR masalah eksekusi kebun sawit 3.323 ha.

"Saya mencurigai seperti sudah ditarget Indra ini, atau apakah security memang sudah diarahkan pimpinannya. Bayangkan sepuluh orang security? memukuli Indra selama 5 menit. Bisa kita bayangkan badan security yang terlatih sepuluh orang lagi memukuli wartawan. Padahal Indra sudah bilang dia wartawan, kenapa dipukuli terus oleh security,. Ini tak bisa hanya minta maaf saja. Pelakunya harus diberi efek jera," tegas Rinal.

Sementara Humas PT NWR afiliasi PT Sumatera Riang Lestari (SRL)-mitra pemasok kayu ke pabrik kertas di Pelalawan Riau, Abdul Hadi didampingi Koordinator Security PT NWR Elfianto dan pimpinan Outsourcing Security, meminta maaf atas kejadian yang menimpa wartawan MNCtv Pekanbaru, Indra Yoserizal.

Menurut Abdul Hadi, situasi saat itu chaos barangkali di luar kontrol sehingga terjadi hal itu. 

"Kami dari perusahaan meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Indra, perusahaan MNC, seluruh wartawan," jelas Abdul Hadi.

Sementara Koordinator Security PT NWR, Elfianto berjanji akan melakukan investigasi internal terhadap security outsourcing PT NWR dan akan mengambil tindakan tegas apabila terbukti.

Penjelasan di atas disampaikan saat diadakan pertemuan keduabelahpihak di Pekanbaru Rabu malam (5/2/2020).

Pertemuan ini konklusinya diminta Toni Hidayat selaku perwakilan keluarga juga dari Indra Yoserizal meminta perusahaan NWR menyatakan permintaan maaf terbuka di depan media untuk selanjutnya. Kasus ini harus tetap lanjut secara hukum agar menjadi efek jera bagi pelaku dan juga siapa saja agar menjadi pembelajaran agar jangan terulang lagi kejadian seperti ini.

Sementara dalam pertemuan tadi malam, wartawan MNCtv Pekanbaru Indra Yoserizal menjelaskan ada sekitar 10 oknum security PT NWR yang memukulinya, menyeret, merampas kamera. Sampai sekarang kamera belum ditemukan.

"Yang masih terasa sakit akibat pengeroyokan security itu adalah kening saya, dan pangkal kaki, masih sakit akan dibawa berobat lagi," kata Indra.

Beberapa wartawan yang melihat kejadian itu menimpali mereka melihat Indra dipukuli, setelah jatuh diseret, diinjak-injak. Wartawan lain yang meliput cepat-cepat menghindar di mana bebatuan beterbangan di atas kepala saat berlangsung perang batu antara masyarakat Gondai versus security PT NWR Rabu pagi (5/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.

Pihak NWR juga melaporkan ada polisi yang terluka pecah kepalanya dan segera diobati akibat chaos/bentrok di TKP sehari sebelumnya Selasa (4/2/2020). Pihak security NWR juga ada yang luka-luka. Sementara di pihak warga tempatan ada lima terluka.(azf)