Aktivis "Apresiasi" PT TPP Manfaatkan Limbah PKS Jadi PupukĀ 

Sabtu, 22 Februari 2020 - 19:46:59 WIB

Ir. Ganda Mora MSi

Pekanbaru, Detak Indonesia-- Alumni Pasca Sarjana Lingkungan Universitas Riau (UR) Pekanbaru Riau Ir Ganda Mora MSi "mengapresiasi" PT Tunggal Perkasa Plantation (PT TPP) di Airmolek Kabupaten Indragiri Hulu Riau memanfaatkan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) nya menjadi pupuk.

"Saya tadi melakukan komunikasi lewat WA kepada Hadi selaku Humas PT TPP membicarakan tentang Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) apakah di buang ke sungai, namun pihak TPP menjawab PKS milik perusahaan jauh dari sungai," sebut Ganda Mora mengulang pembicaraan itu, Sabtu (22/2/2020).

Hadi menyebutkan, justru limbah PKS perusahaan dijadikan pupuk untuk dipakai sendiri guna menyuburkan tanaman sawit perusahaan. Namun menurut Ganda Mora ini bisa menjadi temuan baru, bahwa setiap perusahaan tidak perlu pusing untuk melakukan pengolahan limbah sawit.

"Selama ini justru limpah PKS menjadi permasalahan pencemaran lingkungan, terutama sungai, selain itu pihak perusahaan pemilik PKS menjadi punya keuntungan ganda, di satu sisi tak perlu mengeluarkan biaya tinggi dalam pengelolaan limbah, justru sisi lain diuntungkan cost pembelian pupuk yang lebih sedikit," jelas Ganda.

Menurutnya, perlu dilakukan pengkajian mendalam baik oleh KLHK maupun akademisi, di mana upaya itu bisa menjadi tesis maupun disertasi untuk jenjang Strata Tiga dan hasilnya dapat dijadikan jurnal internasional sebagai penemuan baru.

"Ini perlu dilakukan penelitian atau analisa lagi, limbah menjadi pupuk itu bagus untuk tanaman sawit tapi justru membunuh mikroba tanah tertentu, termasuk cacing yang merupakan penyubur tanah secara alami dan struktur tanah, atau sebaliknya justru menjadi pencemar lingkungan/tanah," ujarnya menilai pernyataan Hadi, Humas PT TPP itu.

Lembaga Independen Pembawa Suara Pemberantas Korupsi, Kolusi, Kriminal Ekonomi (IPSPK3) RI ini justru menyarankan agar mahasiswa maupun akademisi boleh melakukan penelitian atau analisis di perusahaan milik Prayogo Pangestu tersebut.

"Kita berharap perusahaan lain bisa berguru di PT TPP, agar persoalan pencemaran lingkungan ada solusi," kata Ganda yang juga akan menyurati pihak KLHK untuk meminta kajian itu untuk dipublikasi.

"Terus terang kehadiran limbah bisa dijadikan pupuk kita apresiasi. Secara ekonomis bisa menguntung perusahaan, namun dari sisi lingkungan bisa berakibat berdampak pada spesies tertentu. Maka hal itu perlu perizinan sertifikasi ramah lingkungan,” ujar Ganda dari Barisan Relawan Jalan Perubahan (BARAJP).(*/di/azf)