Menteri PPPA: Kekerasan terhadap Anak di Riau Masih Tinggi Peringkat Dua Nasional

Sabtu, 22 Juli 2017 - 13:26:26 WIB

Siakhulu, Detak Indonesia-Provinsi Riau berada di posisi kedua setelah Provinsi Jawa Timur dalam kasus kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga, kekerasan seksual terhadap anak, hak asuh anak. Target Indonesia Layak Anak akan tercapai targetnya di tahun 2030 nanti.

Demikian dijelaskan Menteri Pembedayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise dalam jumpa pers kepada wartawan di Hotel Labersa Kecamatan Siakhulu Kampar, Riau, Sabtu (22/7/2017) di sela-sela acara Forum Anak Nasional (FAN) yang diikuti ratusan anak-anak dari Sabang sampai Merauke. Menteri Yohana Yembise didampingi Deputi Perlindungan Perempuan dan Anak Sujatmiko, Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Lenny Rosalin, Kadis PPPA Provinsi Riau Tengku Hidayati Efiza, dan lain-lain.

Menurut Mama Yo, demikian panggilan akrab Menteri Yohana Yembise, Pemerintah RI terus melakukan perlindungan terhadap perempuan dan anak di mana telah diterbitkan Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 17/2016 dengan ancaman hukuman kebiri, hukuman seumur hidup, bahkan hukuman mati bagi siapa saja yang melakukan kekerasan tertentu terhadap anak.

"Perlindungan anak harus dimulai dari keluarga. Kekerasan anak tinggi di Sumatera, Riau termasuk kekerasan seksual terhadap anak. Oleh sebab itu Negara harus melindungi anak Indonesia agar tumbuh kembang dan inilah nilai tujuannya," kata Menteri Yohana Yembise.

Untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak itu, pihak Kementerian PPPA telah bekerja sama dengan berbagai instansi, masalah pornografi di medsos bekerja sama dengan Kemeninfo termasuk masalahh iklan rokok telah diadakan rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo.

 ","photo":"/images/news/dlubgasstl/22-hari-anak2-yes.jpg","caption":"Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise (tiga dari kiri), didampingi Deputi Perlindungan Perempuan dan Anak Sujatmiko (dua dari kiri), Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Lenny Rosalin (tiga dari kanan), Kadis PPPA Provinsi Riau Tengku Hidayati Efiza (dua dari kanan), dan lain-lain memberikan keterangan pers kepada wartawan di Hotel Labersa Siakhulu Kampar, Riau, Sabtu (22/7/2017).(Aznil Fajri/Detak Indonesia.com)"},{"body":"

Terkait iklan rokok ini salah seorang peserta Forum Anak Nasional asal Provinsi Papua Kezia Marini dari SMAN 4 Papua meminta Pemerintah untuk menghapus iklan-iklan rokok yang tidak mendidik karena dapat merusak mental anak-anak. 

"Di Papua itu anak-anak usia dini sudah ada yang merokok, Saya minta agar iklan-iklan rokok ini dihentikan Buk Menteri," kata Kezia saat berlangsung sesi tanya jawab antara anak-anak dengan Menteri PPPA Yohana yang dihadiri Gubernur Riau Ir H Arsyadjuliandi Rachman MBA di Ballroom Hotel Labersa tersebut.

Menteri juga menginstruksikan agar Pemerintah Daerah di masing-masing provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan membangun tempat bermain anak-anak seperti lapangan sepakbola, taman kota, Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk anak-anak Indonesia yang jumlahnya 87 juta anak dan ini harus dimasukkan ke dalam Musrenbang. Pemda juga dianjurkan membangun sekolah ramah anak. Dalam kaitan ini Kementerian PPPA akan mendampinginya dan ada 24 perusahaan yang ikut membantu agar anak-anak terhindar dari pengaruh pornografi, dan anti merokok.

"Anak Indonesia sekarang pintar-pintar dan banyak berprestasi di tingkat internasional di Olympiade Saint. Anak-anak sekarang berani bicara kritikal, anak-anak kita hebat-hebat. Mereka akan jadi pelopor dan pelapor dan akan menggantikan kita di kemudian hari mereka akan jadi pemimpin, jadi presiden, gubernur, bupati, walikota, camat, dan lain-lain," kata Yohana Yembise.

Sabtu malam (22/7/2017) pukul 18.30 WIB, Kementerian PPPA menggelar acara Pengharagaan Kota Layak Anak Tahun 2017 di Hotel Swiss Bell Jalan Soekarno Hatta Pekanbaru yang akan dihadiri Gubernur, Bupati, Walikota dari berbagai wilayah di Indonesia yang akan mendapat penghargaan.(azf)","photo":"/images/news/dlubgasstl/22-hari-anak400.jpg","caption":"Peserta Forum Anak Nasional (FAN) asal SMAN 4 Provinsi Papua, Kezia Marini diwawancara sejumlah wartawan Riau dan dia minta Pemerintah agar menghapus iklan-iklan rokok karena merusak mental anak-anak Indonesia.(Aznil Fajri/Detak Indonesia.com)