Wartawan Bertani di Masa Pandemi Covid-19

Sabtu, 09 Mei 2020 - 15:15:32 WIB

Wartawan bertani hortikultura seperti kacang panjang dan tanaman lainnya di pekarangan rumah sebagai apotek hidup di tengah pandemi Covid-19 di Pekanbaru, Riau, Sabtu (9/5/2020). (foto ist)

Pekanbaru, Detak Indonesia--Di masa merebaknya corona virus disease (Covid-19) mulai Maret 2020 lalu hingga Mei 2020 ini, di mana terbatasnya pergerakan mencari nafkah di dunia jurnalistik, wartawan berupaya mandiri bertani di pekarangan rumah.

Apotek hidup atau bertani di pekarangan rumah adalah satu-satunya solusi dan jawaban untuk mengurangi beban ekonomi di masa pandemi Covid-19. Karena keluar rumah tanpa keperluan penting dibatasi melalui Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Pekanbaru, Riau. 

Mau tak mau siapapun harus kreatif, produktif, mencari terobosan yang solutif untuk memenuhi sembako secara mandiri. Hal ini sebenarnya sudah diajarkan turun temurun oleh nenek moyang Indonesia dari dahulu kala. Hanya saja terkadang generasi kini ada yang lalai menerapkan bertani di pekarangan.

Inilah yang dilakukan salah seorang wartawan di Kota Pekanbaru mantan wartawan/veteran Harian Pagi Riau Pos Pekanbaru, Aznil Fajri di kediamannya di Panam Tampan Pekanbaru, Riau di tengah Pandemi Covid-19.

Pimpinan Redaksi DetakIndonesia.co.id ini tak segan-segan dan tak gengsi berkarya menggerakkan sepuluh jarinya untuk bertanam tanaman hortikultura, tanaman tahunan, walaupun dalam jumlah kecil sekadar untuk kebutuhan dapur.

Seperti yang ditanamnya kacang panjang yang sudah panen dua kali saat ini. Kacang panjang untuk sayur dapur ini panen sekali dua hari selama 21 kali panen. Ditanam juga sayur ubi/daun singkong. Ada juga pohon kulit manis, pohon daun salam, kelapa, jeruk nipis, cacao/coklat, kopi, nangka, kuini, matoa, alpukat, pisang kepok, rambutan, jambu klutuk, pandan, serai, dan lain-lain.

Dua kolam ikan lele kini sedang kosong, sebelumnya sudah pernah panen kecil-kecilan. Dan rencananya akan diisi bibit ikan lele. 

"Yang penting kita jangan kehabisan akal. Tanah di Pekanbaru Riau ini cukup subur untuk ditanami tanaman. Jadi perlu disiasati teknik bertaninya, mulai dari penyiapan lahan, bibit, pupuk kandang, pupuk anorganik seperti NPK Jerman dan TSP," ujarnya.

Anggota PWI Riau ini yang juga berkecimpung di organinasi DPP ABGM (Akademisi, Bussiness, Goverment, and Media) Pimpinan Alexander Pranoto dan binaan Pakar Pertanian DR Edi Waluyo ini, kini juga sedang mengembangkan tanaman jagung seadanya untuk kebutuhan sendiri untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga, termasuk tanaman terong, dan pepaya.(*/sps)