PTPN V dan Pihak Desa Prihatin Kejadian yang Menimpa Ibu Rica

Jumat, 05 Juni 2020 - 18:39:33 WIB

Ibu Rica, ibu tiga anak masih kecil-kecil yang diproses hukum di PN Pasirpengaraian Rohul Riau

Pasirpengaraian, Detak Indonesia--Viralnya seorang ibu rumah tangga yang tertangkap basah mengambil tiga tandan sawit milik PTPN V ternyata ada kebohongan, sehingga dengan kebohongannya banyak orang tertipu, dan kesal terhadap ibu tersebut. Lantas dengan kondisi seperti ini timbulnya, ada rasa benci dan ada rasa kasihan.

Kebohongan ibu Rica ini bisa sebagai pelajaran untuk ibu Rica sendiri, yang mengatakan bahwa ia mengambil sawit PTPN V untuk beli beras dan kebutuhan rumahnya, kebohongan tersebut terbongkar setelah pihak desa mengetahui viralnya di sosmed ibu Rica ini yang mengatakan pernyataan tersebut.

Oleh karena itu dari pihak desa sangat kesal terhadap ibu ini hingga menyampaikan, ternyata kebaikan desa terhadap ibu ini tidak diakuinya sama sekali, sementara sudah dibantu dalam menghadapi masalahnya ini yakni pertanggungjawaban dari RT, RW di Polsek Tandun untuk dibebaskan.

Setelah ditemui ke tempat kediaman ibu Rica, yang dibantu oleh pihak desa dan RT, RW setempat, ibu Rica merupakan salah satu orang berada karena dengan melihat fasilitas yang ada di rumah itu seperti TV, Magic com, bahkan memiliki android walaupun tidak tipe tinggi, itu semua dikatakan ibu ini termasuk ekonomi menengah, dengan magsud tidak terlalu kaya tidak terlalu miskin.

Karena telah merasa bersalah, ibu Rica menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat yang ada di Rokan Hulu.

"Saya meminta maaf sebesar besarnya, dan terutama kepada Desa Koto Tandun, saya minta maaf untuk semua ini, saya tidak akan mengulagi lagi kesalahan ini kembali," ujarnya Kamis 4 Juni 2020, pukul 10.00 WIB.

Sekretaris Desa Koto Tandun mengatakan untuk pesoalan ini pihaknya juga katakan mohon maaf, karena ini merupakan dari kelalaian desa juga. 

"Karena sudah lama ibu ini tinggal di desa ini tetapi tidak juga memiliki kesadaran untuk memiliki identitas yang lengkap dan ini tetap kami diamkan. Akan tetapi sebenarnya dari pihak kami juga sudah mengingatkan agar tetap memiliki identitas yang lengkap, karena jika ada bantuan yang akan dibagikan, itu akan memerlukan investasi yang pasti, karena jika kami memberikan sembarangan orang , dampaknya akan besar terhadap kami, namun ini semua juga merupakan kelalaian kami juga karena menerima pendatang tanpa identitas, dan sebagai koreksi ke depannya," jelasnya. 

Kemudian dari GM PTPN V Daniel Triandio mengatakan pihak PTPN V juga merasakan prihatin atas semua kejadian ini, dan kami cukup kaget melihat kejadian tersebut, karena kejadian seperti ini sudah sering berulang kali dilakukan oleh masyarakat desa sekitar perusahaan bukan hanya sekali ini saja. Namun demikian kejadian ini merupakan hal yang tidak kami inginkan, oleh karena itu kami mohon maaf, kerena telah menjadi perhatian publik melalui kejadian ini," ujarnya. 

Daniel Triandio juga mengatakan pihak PTPN V jika ada pekerjaan yang bisa dilakukan masyarakat juga memanggil masyarakat sekitar perusahaan, seperti merawat sawit, membabat lahan, dan mengutip brondolan buah sawit itu dari pihak PTPN V selalu mengajak masyarakat.

Daniel Triandio juga mengakui  memang pekerjaan yang  diberikan itu pekerjaan kasar dan penghasilannya minim, oleh karena itu mungkin warga desa sekitar perusahaan melakukan hal yang tidak diinginkan.(ary)