Gubernur Riau Harus Diganti

Sabtu, 09 September 2017 - 22:57:36 WIB

Pekanbaru, Detak Indonesia--Bakal calon Gubernur Riau 2018-2023 Ir H Lukman Edy mengatakan kondisi Provinsi Riau saat ini perlu ada kebangkitan. Karena hampir semua indikator-indikator keberhasilan pembangunan Riau itu terpuruk atau dalam bahasa lebih lugas Riau itu hari ini terpuruk. Hari ini Riau terpuruk.

"Dan itu bukan kata Saya, itu kalau kita kumpulkan searching semua indikator-indikator pembangunan sebuah daerah, angkanya mengecewakan semua," kata Lukman Edy kepada wartawan dalam acara Diskusi Lukman Edy Gubernur, Riau bangkit Jumat malam (8/9/2017) di Sumatera Cafe Jalan Arifin Ahmad Pekanbaru.

Misalnya soal pertumbuhan ekonomi Riau yang 2,2 persen bukan angka yang sederhana tidak dilihat sebagai angka yang mati. Ini adalah angka yang faktual karena dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan lebih rendah lagi kalau mau dilihat angka pertumbuhan ekonomi berdasarkan analisis dari Bank Indonesia (BI). Lebih parah lagi. Memang demikian karena BPS itu cukup moderat untuk membikin angka-angka. BI itu cukup faktual.

Menurut Lukman Edy yang juga anggota DPRD RI ini, kalau pertumbuhan ekonomi 2,2 persen itu sudah dipastikan mengganggu indikator-indikator lain. salah satunya misalnya angka kemiskinan, angka pengangguran, GP Rasio, itu semua terganggu.

Tak mungkin pertumbuhannya kecil kemudian angka kemiskinan mengecil, itu tak mungkin. 

"Dalam catatan Saya memperhatikan perkembangan-perkembangan media hanya satu yang bagus di rezim sekarang ini (Andi Rahman, red) yaitu soal tertib administrasi keuangan. Mungkin karena uangnya tidak banyak dipakai jadi tidak terlalu rumit bikin laporannya gitu kan," jelas Lukman Edy.

 ","photo":"/images/news/zokm7fx0lh/9-lukman-edy-ok.jpg","caption":"Ir H Lukman Edy memberikan materi diskusi seputar kepemimpinan Riau saat ini kepada sejumlah wartawan daerah Riau di Sumatera Cafe Jalan Arifin Ahmad Pekanbaru, Jumat malam (8/9/2017).(Aznil Fajri/Detak Indonesia.co.id)"},{"body":"

Kalau sebelumnya laporan keuangannya setebal 500 halaman karena uanganya tidak banyak dipakai yang tinggal 200 halaman. Jadi wajar kalau laporan keuangan itu tertib. Tapikan Pemerintah ini tugasnya bukan hanya untuk menertibkan laporan tapi juga kan mensejahterkan rakyat melalui intervensi-intervensi Pemerintah, intervensi APBD, itulah gunanya APBD.

Sebagaimana dirilis Bappenas bahwa Aparatus Sipil Negara (ASN) Riau ini paling bobrok. Kemudian ICW merilis 5 provinsi paling korup. Indeks infrastruktur Riau juga terpuruk memang faktanya dirasakan masyarakat Riau hari ini.

Banyak jalan-jalan berlubang, tidak ada jalan baru yang dibangun, susah mencari kerja itu semua saling kait mengait saling berkelindan. Duit tidak turun ke masyarakat tiga tahun terakhir ini, pekerjaan tidak ada di masyarakat, proyek tidak ada di masyarakat kemudian tenaga kerja mau kerjakan apa. Dunia usaha juga mandeg infrastruktur tidak terbangun. Jadi semua saling berkait.

Belum lagi pelayanan publik. Gambaran angka-angka tadi itu disimpulkan saja secara general hari ini Riau terpuruk. padahal selama ini lima tahun sepuluh tahun lalu Riau selalu mencatatkan prestasi. Riau selalu mencatat prestasi.

Prestasi pertumbuhan ekonomi, memperkecil kesenjangan, investasi infrastruktur, dan lain-lain. Kalau di Sumatera saingan Riau itu Sumatera Utara dan Sumatera selatan. Sumatera Barat saja itu bukan saingan Riau. Apalagi Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung. Hari ini Riau sudah ditinggalkan oleh daerah-daerah di Sumatera.

Belum lagi dibandingkan daerah daerah lain seperti di Kalimantan dan Sulawesi. Contohnya Sulawesi Selatan pembangunan pesat. Karena apa, karena memang kepemimpinan mereka bagus hari ini mempimpin. beberapa bupatinya juga bagus seperti Bupati Bentaeng, Goa termasuk bupati yang berprestasi. jadi contoh oleh nasional. juga Lampung beberapa bupatinya mencetak prestasi. Jawa Timur demikian juga kepemimpinannya bagus bisa mengangkat potensi daerahnya berkembang dengan baik. Indikator-indikator buruk itu sekarang ada di Riau.

 ","photo":"/images/default-photo.jpg","caption":""},{"body":"

Padahal SDM, sumber daya alam Riau melimpah, posisi strategis, kampus-kampus kita menjadi sorotan, kampus-kampus besar UIN, Unri tapi ternyata semua semua unggulan itu tidak digunakan maksimal untuk menjaga pertumbuhan Riau.

Secara teori ekonomi teori matematik setelah dibedah angka 2,2 persen pertumbuhan Riau itu, Riau bis punya uang setiap tahunnya Rp4 triliun sebenarnya Riau bisa menjaga pertumbuhan 6 persen tanpa Gubernur Riaunya bekerja keras, tanpa bupati, wali kota bekerja dengan keras.

Karena setiap Rp1 triliun itu sebenarnya bisa mempertahankan pertumbuhan 1 persen. Kalau Rp4 triliun sisa uang Riau ini artinya ada potensi 4 persen yang loss kehilangan momentum kita untuk mempertahankan pertumbuhan 4 persen dengan uang Rp4 triliun ini. Totalnya 6,2 persen yaitu 2,2 persen tambah 4 persen sama dengan 6,2 persen dan inilah yang terjadi pertumbuhan pada lima sepuluh tahun lalu.

Tepat atau tidak tepat perencanaan pembangunan Riau, tapi Riau bisa mempertahankan angka pertumbuhan di angka 6 persen. Masih di atas pertumbuhan Nasional. Sekarang kan tidak, ternyata 2 persen itu disumbangkan oleh konsumsi masyarakat Riau, masyarakat mengeluarkan tabungan bagi yang punya tabungan.

Masukkan anak sekolah, lebaran beli baju, kelahiran beli baju bayi itu masuk juga hitungan pertumbuhan. Termasuk dua kali lebaran iatu Idul Fitri dan Idul Adha. Ini juga menyumbangkan pertumbuhan dan itu yang 2,2 persen. Intervensi Pemerintah tidak bisa dihitung. 

 ","photo":"/images/default-photo.jpg","caption":""},{"body":"

"Inilah tak bisa tidak kalau masyarakat Riau mau melakukan perubahan, mau mengembalikan riuh rendahnya pembangunan Riau ini mau tidak mau ganti Pemerintahan ini. Tidak bisa kita teruskan. Boleh saja orang mengatakan kita ini mencari-cari kesalahan anggapan seperti itu. Tapi tolong kasih tahu kita ini apa kira-kira yang bisa kita andalkan dari kepemimpinan Riau sekarang ini (Andi Rahman, red). Apa yang bisa kita andalkan, Satu poin, dua poin, tiga poin tolong dikasih tahu," tegas Lukman Edy.

Menurut Lukman Edy Pemerintahan Riau ini lesu sekarang. Tidak melakukan apa-apa, tidak berbuat apa-apa. 

"Kalau menurut Saya dengan kepemimpinan Gubernur Riau sekarang ini, lebih baik kita cari gubenrur bodoh sekalian. Sehingga ketika mau melaksanakan kegiatan ikutin saja katanya Sekda, birokrasi itukan punya mesin sendiri. Mau misalnya uang Rp500 miliar ada program ada uang nganggur Rp500 miliar di sini, Pak Sekda untuk apa ini uang Rp500 miliar ngganggur. Lantas dibilang Sekda oh ini ada program pembangunan ini Pak Gubernur. Lantas Pak Gubernurnya bilang yah Sekda kau buatlah aku tak paham. Inikan kalau gubernur bodoh biar Sekdanya yang menangani. Buatlah itu Sekda, jadikan jalan pembangunan, inikan tidak," ujar Lukman Edy.

Untuk itu kata Lukman Edy marilah kita keluar dari keterpurukan selama hampir 4 tahun belakangan ini. Jadi dengan adanya pemeritahan, efektif itu terjawab di sini. "Jadi, di sinilah Saya terpanggil untuk mencalonkan diri pada 2018 di Riau agar kita keluar dari keterpurukan," ujarnya.

Kalau mau ditambah 5 tahun lagi memerintah, tidak tahulah mau jadi apa Riau ini nanti. Empat tahun belakangan ini saja masyarakat sudah merasakan implikasinya banyak pengangguran, bansos tidak muncul untuk membantu adik-adik mahasiswa misalnya. Sekolah-sekolah tidak dibantu, hidup sendiri tanpa ada fasilitas Pemerintah sehingga tidak ada dinamika di tengah masyarakat memperbaiki kualitas hidupnya. 

 ","photo":"/images/default-photo.jpg","caption":""},{"body":"

Belum lagi bicara detail lainnya misalnya soal ketahanan pangan pertanian, pariwisata, ketahanan perikanan darat dan laut, membantu nelayan, rumah layak huni, dan lain-lain selama empat tahun belakangan ini tidak jalan semua.

Ruang kelas baru, kita tidur panjang, ini harus dibangun harus bangkit dengan segala upaya yang dimilik mengejar ketertinggalan 3 tahun belakangan ini. kalau tertinggal 3 tahun masih bisalah dikejar tapi kalau tertinggal 10 tahun, warning buat kita semua.

Apa yang dirasakan kawan-kawan media turut merasakan susah dan garingnya hidup ini juga apa yang dirasakan oleh rakyat Riau sekarang ini. Yang collaps ya collaps. yang bertahan apa adanya bertahanlah apa adanya. Itu juga bagian dari pertumbuhan ekonomi yang kecil, tidak jalannya pekerjaan-pekerjaan proyek atau program pembangunan akibat kepemimpinan yang lemah. iven-iven tak, bagaimana? "Itulah kita harus bangkit, dengan alasan itu Saya akan maju di Riau ini," kata Lukman Edy.

Masalah bakal calon wakil pendamping Lukman Edy nanti menurut Lukman Edy akan dicarinya dari partai lain misalnya dari Gerindra, PAN, PPP, Nasdem, atau Hanura. Siapa orangnya menurut Edy tunggu saja nanti.

Menurut Lukman Edy, dirinya senang kalau Pak Syamsuar bupati Siak dan HM hariss Bupati Pelalawan maju jadi balon Gubernur Riau 2018. Berdasarkan survei terkini itulah kandidatnya sekarang.

Menurut Lukman Edy pihaknya sudah melakukan sekali survei dan empat kali bocoran survei dan survei partai lain pertama Maret 2017, kedua April, ketiga Mei, dan keempat Juli 2017, dan kelima survei Agustus 2017.

Ada perkembangan menarik hasil survei terakhir masyarakat yang belum menentukan pilihan semakin kecil. Maret 2017 ada 70 persen masyarakat Riau belum menentukan pilihan. Agustus 2017 tinggal 28 persen yang belum menentukan pilihan. Sementara nama Lukman Edy mendapat apresiasi masyarakat Riau makanya Lukman Edy akan maju.

Levelnya kalau ibaratnya kompetisi sepak bola ada papan atas, papan tengah, papan bawah. Papan Atas awa survei Maret 2017 ada papan Atas dan Papan Bawah. Papan Atas itu surveinya di atas 10 persen, Papan Tengah 10 sampai 5 persen, dan Papan Bawah 5 persen sampai Nol.

Sekarang ini berdasarkan survei Indo Barometer sudah berubah levelnya. Level satu itu adalah 15 ke atas 15 persen sampai 25 persen, kemudian 15 persen 10 persen, dan 10 persen 5 persen dan 5 persen 0 persen. Empat level. Jadi kira-kira posisinya itu ada survei bulan Maret 2017 ada nama-nama yang menguasai di level atas tapi masih rendah masih seputaran di atas 10 persen, 11, 12, 13 persen. Belum sampai 15 persen. Itulah ada Pak Andi Rahman, Lukman Edy, Ahmad, ada HM Harris, Syamsuar.(azf)","photo":"/images/default-photo.jpg","caption":"