Suasana berduka meninggal dunia warga Dairi Sumut, sementara listrik PLN mati-hidup mati-hidup seperti ada dugaan unsur kesengajaan karena warga lupa beri Upeti yang menjadi kebiasaan di daerah itu jika ada acara seperti ini. (foto ist)

Dairi, Detak Indonesia--Warga Desa Sihorbo, Kecamatan Si Empat Nempu, Kabupaten Dairi, Sumut Charles Sihombing 44 kecewa terhadap pelayanan Cabang Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bunturaja Kamis (20/8/2020) hal itu dikatakan Charles kepada wartawan.

"Saya sangat menyesalkan kinerja Petugas PLN Cabang Bunturaja, saat Itu Ayah kami meninggal dunia di Rumah Sakit Binakasih di Medan Selasa (18/8/2020) dan kami bawa pulang ke kampung ke Desa Sihorbo Kecamatan si Empat Nempu, Kabupaten Dairi, Sumut," jelasnya.

Karena menunggu anak-anaknya jauh di perantauan maka Kamis (21/8/2020) tepat pukul 19.30 WIB diundanglah semua keluarga terdekat dan tua-tua kampung untuk berunding tentang pelaksanaan Pemakaman sesuai Adat  tentang Teradisi Orang Batak.

"Tapi ketika acara akan dimulai untuk menyembelih hewan kerbau, tiba-tiba pihak PLN memadamkan lampu pukul 19.30 WIB sampai pukul 23.00 WIB. Kami semua pihak keluarga besar Sihombing, merasa sangat kecewa pelayanan terhadap pihak PLN Cabang Bunturaja," ujarnya dengan tegas.

Memang saat itu kami lupa memberikan uang kepada petugas PLN. Biasanya kalau ada pesta, atau acara yang meninggal dunia pihak yang membuat acara memberikan uang sebesar Rp150.000 ke petugas PLN, agar lampu listrik tidak dimatikan oleh petugas, dikatakan oleh warga Sihorbo  yang tidak mau namanya dituliskan di berita ini, dan memang tepat lampu listrik padam berulang-ulang sepanjang acara sampai hari Jumat (21//8-2020).

Masyarakat Desa Sihorbo, berharap kepada Pimpinan PLN supaya menindak bawahannya yang sudah kebiasaan menerima Upeti dari masyarakat, kalau ada acara pesta. Maupun acara pemakaman. Kalau tidak dikasih Upeti sesuai yang ditetapkan mereka langsung memadamkan listrik secara berulang-ulang, kalau di kasih uang kepada petugas PLN, listrik tidak akan pernah padam sampai acara selesai. 

"Permainan mereka sebenarnya sudah jelas-jelas diketahui masyarakat umum," ucap salah seorang warga Desa Sihorbo. (Stm)