Desa Muaradua Dirancang untuk Jadi Lumbung Pertanian Peternakan di Bengkalis

Kamis, 03 September 2020 - 09:30:11 WIB

Kepala Desa Muaradua Bengkalis Eko Riyono (kiri) menyerahkan oleh-oleh buah semangka yang berhasil ditanam petani trans Muaradua kepada Seknas BUMP Korwil Riau yang juga pimpinan PT Guna Tata Wahana, Alexander Pranoto (kanan) di Pekanbaru, Rabu, (2/9/2020

Bengkalis, Detak Indonesia-Desa Muaradua di Kabupaten Bengkalis Riau sebelum tersentuh program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), adalah sebuah desa yang terisolasi akibat jalan desa yang rusak parah berlubang-lubang sepanjang lebih kurang 2,5 km.

Bahkan Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi dan rombongan saat naik mobil menuju Desa Muaradua pada acara penanaman perdana sawit program PSR pada 24 Juli 2020 lalu sempat mengeluh diguncang-guncang akibat jalan berlubang-lubang tersebut. 

Gubri instruksikan Plh Bupati Bengkalis H Bustami segera perbaiki jalan itu, sampai sekarang tak diperbaiki. Justeru Pimpinan PT Guna Tata Wahana (GTW) Alexander Pranoto dari Seknas BUMP Korwil Riau berinisiatif pertama menyumbang dana untuk beli tanah urug menimbun jalan rusak itu. Didukung wartawan pejuang gigih Romi yang pada malam haripun dia bertungkuslumus lembur bersama pemuda dan masyarakat Muaradua bergotong royong mengkoordinir menimbun jalan dengan sejumlah truk mengangkut tanah timbun/urug.

Cerita warga, untuk membawa hasil pertanian seperti Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit, sangat susah. Karena kendaraan roda empat agen TBS harus berjibaku terpuruk di sejumlah lubang di jalan itu di kala hujan. Para agen TBS pun bertingkah hingga kini dengan memotong biaya timbang TBS Rp5.000/ton, potongan itu disebut agen karena banyaknya sampah, tanah yang menempel di TBS.

Masuk program PSR BPDPKS yang dibawa oleh PT Guna Tata Wahana (PT GTW) pimpinan Alexander Pranoto dan Antoni pada Juli, Agustus 2020 lalu, bekerja sama dengan perangkat desa, pemuda, dan masyarakat petani trans Muaradua, barulah desa itu bangkit bertekad menuju desa lumbung pertanian peternakan di Kabupaten Bengkalis Riau.

Saat ini jalan desa yang rusak parah itu perlahan sudah diperbaiki sebagian secara swadaya. Kondisi jalan tanah itu saat ini sudah lumayan, tapi harus ditingkatkan lagi karena masih susah juga membawa hasil pertanian. Desa Muaradua ini ke depannya bertekad jadi desa lumbung pertanian dan peternakan di Bengkalis. Sedang dirancang pengembangan ternak sapi baik penggemukan maupun pembibitan sapi (breading).

Di Desa Muaradua ini, menumbuhkan semangka, jika dilakukan secara rasional dan berdasarkan skala yang dapat diukur, ternyata menjadi sumber pendapatan yang bagus. 

Inilah yang dilakukan petani, di Desa Muara Dua, Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis. Hanya di atas lahan gambut seluas 1 hektare petani menanam semangka. 

Buah semangka merupakan buah yang memiliki rasa yang segar, manis dan memiliki kandungan air cukup tinggi. Hal inilah yang membuat semangka sangat digemari oleh seluruh masyarakat dan dapat dibeli dengan mudah di pasar tradisional, kios buah bahkan supermarket. 

Menurut Ketua Kelompok Tani Raih Kemenangan Desa Muaradua, Idris, buah semangka sangat menarik semua wirausaha dan agribisnis untuk mencoba mengaplikasikannya di semua lahan yang dimiliki. 

"Kami para petani sudah menanam buah  semangka yang manis penuh air dan pelepas dahaga. Sekitar 7 ton sudah panen semangka yang kami tanam," jelas Idris kepada wartawan, Rabu (2/9/2020). 

Dikatakan Idris, petani menanam semangka sejak bulan Juni 2020.

"Alhamdulillah sudah panen pak semangka kami," jelasnya.

Sementara Kepala Desa Muara Dua, Eko Riyono, menjelaskan petani  mengolah tanahnya, harga semangka di pasaran kini mengalami penurunan.Apalagi jumlah petani semangka semakin banyak dan mereka panen berbarengan yang menjadi pemicu anjloknya harga semangka.

Dirinya mengaku, ini adalah panen pertama di 2020, namun harga jualnya sudah tak bersahabat.

"Jalan menuju Desa Muaradua membuat kita kesulitan menjual hasil pertanian kami. Padahal potensi pertanian bagus sekali," jelas dia. 

Eko berharap, bantuan pemerintah untuk bisa membantu petani dalam akses jalan transportasi. (*/azf)