Usut Tuntas Dalang Demo Anarkis di Riau

Ahad, 11 Oktober 2020 - 18:27:00 WIB

Pertemuan tokoh-tokoh Antar Agama dan tokoh Masyarakat serta lintas Agama di RA Kopi Aren Pekanbaru Riau, Sabtu (10/10/2020) pukul 15.00 WIB meminta tidak ada lagi demo yang berujung anarkis di Tanah Bumi Melayu Riau. (ist)  

Pekanbaru, Detak Indonesia--Pertemuan Tokoh-tokoh Antar Agama dan Tokoh Masyarakat serta lintas Agama di RA Kopi Aren meminta tidak ada lagi demo yang berujung anarkis di Tanah Bumi Melayu Riau Sabtu (10/10/2020) pukul 15.00 WIB. 

T Rusli Ahmad, Ketum DPP SANTRI TANI NUSANTARA, juga Tokoh nomor satu NU Riau Sabtu, mengatakan pihaknya, tokoh-tokoh antar Agama serta tokoh masyarakat, mendukung  Kapolda Riau usut tuntas siapa dalang atas aksi demo ini, terjadinya anarkis, lempar batu dan perusakan-perusakan yang sudah terjadi 8 Oktober 2020.

"Kami melarang adanya demo anarkis di Tanah Bumi Melayu dan Kita tetap mendukung demo kritis mahasiswa, jika tetap dalam rangka menyampai aspirasinya sesuai dengan konstitusi dengan santun tetapi jangan anarkis. Seharusnya di cek dulu atau dibaca UU Cipta kerjanya, dan jangan termakan hoaks. Ini suasana pandemi covid-19 dan juga ini bisa dilakukan uji materi ke MK," katanya.

Prof Dr Alaidin Koto MA adalah seorang pakar Guru Besar Hukum Islam/Politik Islam Pada Fakultas Syariah dan Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Riau, menyampaikan, demo anarkis bukan dari demokrasi, apalagi dilakukan di Bumi Melayu. Yang anarkis pasti bukan mahasiswa yang sesungguhnya.

Sementara Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Riau Dr H Saidul Amin MA, menjelaskan kesantunan adalah warisan abadi masyarakat melayu. Kesantunan merupakan lambang dari budi. Sementara budi ukuran bangsa. Ini yang dikatakan pepatah melayu yang kurik kundi, yang merah saga. Yang baik budi yang indah bahasa. Kokoh rumah karena sendi, rusak sendi rumah binasa. Yang indah adalah budi, budi hilang bangsa binasa. Maka memimpin harus santun. Menjadi rakyatpun harus santun. Mengkritik mesti santun, menerima kritik juga harus santun. Demonstrasi mesti santun, mengamankan demonstran juga harus santun. Kalau kesantunan ini kita jaga maka Riau akan jaya. Mari kita suburkan nilai kesantunan ini, " ajaknya.

Menurut Igusti Gede Nyoman Wiratama Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Riau, pihaknya menyesalkan aksi demo anarkis pada Kamis (8/10/2020) dan ke depan pihaknya akan melarang demo-demo berujung anarkis. Jika mau demo seharusnya santun serta harmonis untuk menyampaikan aspirasi.

Senada dengan Igusti Gede Nyoman Wiratama Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Riau, Ketua Bravo Lima Provinsi Riau Gulat Manurung, mengatakan Ketua Umumnya dipimpin Jenderal Fahrul Razi dan Ketua Pembinanya Luhut Binsar Panjaitan yang hadir 33 Provinsi. Sesuai visi dan misinya, salah satunya menjaga kenyamanan lintas agama, kerukunan dan kesatuan negara Indonesia. 

Melihat konteks kejadian kemaren, menandakan adik-adik kita dalam kondisi membosankan, khususnya dalam kondisi covid-19, di rumah terus, di rumah terus, di rumah terus. Sehingga ketika ada ajakan, ketika ada isu beredar, maka seperti bensin mereka tangkap.

Lebih lanjut, kalau dilihat konteks persoalannya, memang cocok untuk berkumpul-kumpul adik-adik mahasiswa. Jika kita lihat point yang di permasalahkan sangat tidak mungkin mereka tidak mendukung UU Cipta Kerja, karena situasi sangat cepat dalam kurun waktu tiga hari, adik-adik mahasiswa bosan di rumah, memang pas untuk berkumpul berame-rame, iya kejadian," terang Gulat Manurung. 

"Kita juga menyadari bahwa ini juga tidak diinginkan adik-adik kita tersebut, kebetulan pada hari itu juga adik-adik mahasiswa sedang berkumpul-kumpul di kantor kita Bravo Lima membuat sesuatu perkumpulan yang lebih Indonesia Raya, tetapi situasi undangan ajakan kemaren mereka seperti bebas merdeka, Yok kita demo, ada itu ada ini maka terjadilah," jelasnya.

"Kita sebagai organisasi, sebagai tokoh adat, tokoh Agama yang berkumpul disini adalah sesuatu yang sangat baik, ketika kita berkumpul pada sesungguhnya, inilah Bhinneka Tunggal Ika. Tidak ada yang tidak mungkin, Ketika semua lintas agama, lintas adat, dan lintas suku dengan payung Bumi Lancang Kuning adalah kampung kita, Bumi Lancang Kuning adalah tempat kita hidup dan mati," pungkasnya.

Di tempat yang sama, Harry Rau Perwakilan Katolik, menambahkan pihaknya juga kesal dan menyayangkan terjadinya demo secara anarkis, agama sangat melarang merusakkan barang orang lain apalagi merusak diri sendiri. 

"Dan setahu saya lagi, semua agama juga melarang merusak barang orang lain atau infrastruktur yang sudah ada," jelasnya.

Ketua LAMR Datuk Sri Al Azhar menyatakan sikap, bahwa demo tidak boleh anarkis, karena Bumi Tanah Melayu ini, penuh sopan santun, berbudaya tenggang rasa, saling menghormati.

"Berdemo tapi harus menjunjung tinggi nilai-nilai sopan santun dan tidak boleh anarkis, utamakan protokol kesehatan dan wajib pakai masker. Apalagi sekarang ini situasi pandemi atau covid-19 dan Pekanbaru ini zona merah," katanya.

Di dalam pertemuan tokoh-tokoh antar agama dan tokoh masyarakat, semua yang hadir menyatakan sikap bahwa sekarang ini masih keadaan pandemi covid-19, melarang demo anarkis, ini Tanah Bumi Melayu Berbudaya tenggang rasa dan serta mendukung penuh kepada Kapolda Riau usut tuntas siapa siapa dalang semua ini. 

Pertemuan para tokoh ini turut dihadiri, Yusfar Ikatan Putra Pekanbaru (IPP), Igusti Gede Nyoman Wiratama Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Riau, Harry Rau Perwakilan Katolik, Drs Kh A Gozali Safii MSi Alumni Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur, Kawit SAg dari Tokoh Agama Hindu Badan Penyeriaan Hindu Provinsi Riau (BPH) dan Anggota Forum Kerukuranan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekanbaru, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Indra Kurniawan Wakil Ketua Kota Pekanbaru, bersama Edipin Suwanto Kabag Organisasi DPD WALUBI Riau, Ir Harmansyah Mantan Wakil Ketua PWNU Riau dan Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian NU, Peng Suyoto dari Pengurus Besar Sahabat Nahdatul Ulama (PBSNU) dan Ketua Pembina Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, Tommy PAATH dari Pengurus Badan Kerjasama Gereja Riau (BKGR), Ketut Sejarwo Ketua Pengurus Pura Agung Jagat Natha Pekanbaru Riau.(*/rls/di)