Anggota PK FSBSI PT PEU Dibubar Paksa

Jumat, 23 Oktober 2020 - 08:31:34 WIB

Unjuk rasa DPC KSBSI Kabupaten Kampar Riau dan karyawan yang tergabung dalam PK FSBSI PT Padasa Enam Utama (PEU) di depan Kantor Gubernur Riau, Kamis (22/10/2020) siang. (Syailan Yusuf/Detak Indonesia.co.id)

Pekanbaru, Detak Indonesia--Belum direalisasikannya tuntutan, DPC KSBSI Kabupaten Kampar Riau dan karyawan yang tergabung dalam PK FSBSI PT Padasa Enam Utama (PEU) melakukan aksi Unjuk rasa (Unras) di depan Kantor Gubernur Riau, Kamis (22/10/2020) siang.

Sekira seribuan karyawan yang terdiri dari beberapa kelompok, sesuai protokoler kesehatan, menuntut haknya yang belum direalisasikan perusahaan.

Rute perjalanan aksi demo bermula dari Desa Gunung Bungsu Kecamatan XIII Koto Kampar sekira pukul 06.00 WIB, terus berlanjut sampai ke kantor Gubernur Riau, menggunakan sepeda motor sebanyak lebih kurang 400 unit dan 10 unit dumptruck dan Colt Diesel.

"Kami penuh harap kepada Gubernur Riau segera memanggil pihak direksi/pimpinan tertinggi PT PEU untuk mempercepat penyelesaian permasalahan," kata Ketua DPC KSBSI Kabupaten Kampar Kormaida Siboro, Kamis (22/10/2020).

Disampaikan, dari beberapa kali mediasi, tidak ada realisasi terwujud, baik dari PT PEU maupun dari pemerintah Kabupaten Kampar.

"Pemerintah Kabupaten Kampar telah gagal menjalankan peraturan perundang undangan ketenagakerjaan sebagaimana tercantum pada pasal 141 UU Nomor 13 tahun 2003," ucapnya.

Begitupun dengan PT PEU telah melanggar peraturan perundang undangan ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003.

Ketua FSBSI Kabupaten Kampar Kormaida Siboro, meminta kepada Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi untuk memanggil Direktur PT Padasa Enam Utama untuk menyelesaikan permasalahan karyawan.

''Tolong kami Bapak Gubenur, buka kan hati nurani Bapak. Kami para buruh terombang ambing karena status yang tidak jelas ini,'' tuturnya.

Massa FSBSI Kampar ini awalnya  hanya meminta Gubernur Riau Syamsuar untuk memanggil pihak perusahaan. Situasi mulai memanas ketika para pengunjuk rasa memaksa untuk masuk untuk menyampaikan langsung aspirasi mereka. Apalagi setelah hampir 2 jam mereka berorasi tak satupun perwakilan Gubernur yang mau menampung aspirasi mereka.

Karena situasi yang tak terkendalikan, aksi saling dorongpun terjadi, akibatnya pintu gerbang perkantoran Gubernur Riau rusak. Pihak keamanan terpaksa membubarkan mereka menggunakan mobil 'Water Canon'. (lan)